Chapter 5

"Eh Rin, lo ngerjain gue, ya?"

"Iya. Kenapa? Lagian ya, gue ajak ngomong lo malah makan. Dasar gembul!"ucap Irina seraya tergelak

"Sialan lo! Lo tau gak--"

"Gak."

Tok... tok... tok...

"Tadi gu--"

Pip

Irina memutuskan panggilannya sepihak. Dia turun dari ranjang saat mendengar ketukan pintu, sebelum membuka Irina mengintip dulu dari celah kunci agar tahu siapa itu.

"Aduh..."

Irina meringis saat mengetahui ayahnya yang sedang ada di luar kamar. Dia buru-buru berjalan menuju meja belajar dan membuka buku secara acak.

Tok.. tok.. tok..

Irina berdehem terlebih dahulu untuk menetralkan suaranya. "Masuk!"

Bunyi pintu dibuka pun terdengar oleh Irina.

"Eh, papa... ada apa, pa?"

Aldi tetap diam memandang Irina datar, setelahnya melangkah mendekat ke arah meja belajar dimana Irina berada. Aldi menatap sekilas buku yang di pelajari 'anak nakal' nya itu.

"Bukannya besok kamu pelajaran Matematika. Bukan sejarah!?"

Glek

******! "Eh... ini t-tadi aku.. apa.. ini.. itu."karena terlalu panik Irina menjadi melantur, hingga berbicara tidak jelas.

"Berbicara yang benar Irina!"ucap Aldi yang terdengar seperti geraman macan

"Eh.. itu, Irina... Oh iya, besok ada kelas tambahan. Dan pelajaran Sejarah yang jadi bahasannya."

Aldi menaikan sebelah alisnya. Setelah itu melangkahkan kakinya keluar. "Besok kamu les di tempat yang sudah ayah tentukan! Mang Udin antar kamu!"

BRAKK...

Irina yang dari tadi menahan napasnya, menghembuskan secara perlahan.

"Fyuh.. gue kira bakal ketauan kalo gue lagi gak belajar!"

Irina membuka ponselnya. Dia terkekeh geli saat mendapat chat umpatan dari Alex. Dia membuka salah satu aplikasi dan mulai men-stalk idolanya.

"Kyaa... bebeb eun sang, suaranya merdu banget."ucapnya seraya terus mendengarkan lagu cover yang dilagukan oleh idolanya.

Yap. Irina melupakan belajarnya dan malah asik men-stalk oppa-oppa korea nya.

______________________________

"IRINA... IRINA..."

Irina terperanjat saat mendengar teriakan tepat di sampingnya. Dia meneguk ludah nya dengan susah payah, saat melihat ada 'predator' yang sedang menatap marah dirinya.

"Enak ngelamunnya?"tanya Bu Wati—guru matematikanya

"Hehe bu..."Irina menggaruk belakang kepalanya.

"Hehe-hehe. Kerjain soal di depan!"ucap Bu Wati

"Eh, tapi bu..."

"Gak ada tapi-tapian. Cepat!"

Irina menatap kedua temannya yang saat ini sedang menertawakan dirinya. Benar-benar ya, temannya lagi susah bukannya dibantuin malah diketawain.

"CEPAT! TUNGGU APALAGI?"

"I-iya bu."

"******!"

Irina mendelikan matanya pada Gita saat gadis itu mengatainya.

Awas aja kalian berdua! Gue bakal balikin kata-kata tadi!batin Irina

Bu Wati menatap Irina yang sedang mengerjakan soal di papan tulis dengan tatapan laser nya. Membuat bulu kuduk Irina merinding.

"Udah bu.."

"Hm. Bagus! Tingkatkan belajar mu!"

Irina mengangukan kepalanya. Dia melangkah dengan riang ke bangkunya, sebelum duduk dia menunjukan jari tengah nya pada kedua sahabatnya yang sedang tertawa tanpa suara.

"Nah, selanjutnya Dewi dan Gita. Silahkan kerjakan di depan!"

Dewi dan Gita menoleh ke belakang seraya menunjukan muka melas nya, yang di balas Irina dengan senyum miring.

"TUNGGU APALAGI?! CEPAT!"

Glek

Irina mengigit bibir bawahnya agar tidak tertawa. Gita dan Dewi melangkah dengan langkah pelan.

"Pssst.."

Dewi yang menangkap bisikan Irina menolehkan kepalanya.

"Gue belum bilang sama kalian,"bisik Irina. "******!"

Dewi segera memalingkan kepalanya kedepan dengan wajah yang memerah. Sedangkan Irina terkekeh geli seraya menutup wajahnya dengan buku, supaya tidak ketahuan.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

Tin. Tin.

Suara klakson mobil membuat Irina mengalihkan pandangannya, saat dia bermain ponsel.

"Mang Udin? Kok udah dateng lagi?"tanya Irina bingung

"Kata tuan. Saya harus jemput sekarang neng!"

Irina menganggukan dan memasuki mobil.

"Loh, ini 'kan bukan arah ke rumah?"tanya Irina bingung saat mobilnya berbelok

"Kata tuan, neng Irina harus les dulu."jelas mang Udin

Irina menghela napasnya lelah.

Mobil menepi di halaman tempat les Irina. Irina membuka pintu mobil dan keluar dengan malas.

"Yaudah. Mang udin pulang aja! Gak usah nunggu Irina. Nanti kalo udah mau pulang, Irina chat aja!"

"Yasudah kalo neng Irina bicara begitu. Mang Udin pulang dulu."

Irina mengaggukan kepalanya dan memerhatikan mang Udina yang sedang memutar mobil nya. Saat mobil itu sudah menjauh, Irina pun pergi dari tempat itu.

Dia berjalan menjauh dari tempat les nya. Irina tidak menginginkan les yang menguras otaknya. Dia mengambil ponsel yang berada di tas dan menghubungi seseorang.

"Lex. Jemput gue di jalan xxx. Oke!"ucap Irina setelah itu dengan seenaknya memutuskan panggilan

Irina mendengus kesal. Oke, sudah setengah jam Alex belum kunjung datang. Gadis itu memutarkan pergelangan kakinya yang merasa pegal.

"Ish.. mana sih si kutu kupret?"

Karena lama, Irina memutuskan untuk berjalan kaki seraya menunggu Alex datang. Jalanan yang begitu sepi membuat langkah kaki Irina terdengar jelas.

Suara ranting yang terinjak membua Irina menghentikan langkahnya. Jantung nya berdegub cepat. Padahal tidak ada orang lain disini, tapi ranting yang terinjak itu jelas terdengar di belakang Irina.

Duh, kok jadi horor?batin Irina

Irina melangkahkan kakinya dengan cepat. Tapi dia juga malah mendengar langkah kaki lain di belakangnya. Irina sangat ingin sekali menengokan kepala tapi dia takut kalau kejadian ini seperti di film-film horor.

Irina semakin cepat melangkahkan kakinya. Mungkin terlihat seperti berlari kecil. Keringat sudah membasahi telapak tangan Irina. Namun langkah kaki itu semakin mengikutinya.

Tenang. Lo harus tenang Irina! Ini gara-gara Alex, lama bener datang nya!

Kaki Irina tersandung sesuatu membuat dia tersungkur jatuh. Irina menelan ludahnya, dan mencoba untuk berdiri namun pergelangan kakinya sakit.

Irina meolehkan kepalanya ke belakang saat tidak mendengar langkah kaki yang dari tadi mengikutinya. Gadis itu membelalakan matanya saat melihat orang yang berdiri dengan kedua tangan dimasukan ke saku celana.

"Lo!"

-Tbc

Hola gaes...

Ayo tambahkan ke perpustakaan dan jangan lupa voment nya...

Maafkeun kalo banyak yang typo ya gaes...

Author bakal up cepet-cepet kalo yang di targerkannya tercapai...

Jadi.....

Kalian tau kan...

Oke, dari pada author tambah cavruq, lebih baik author undur diri dulu aja...

Sampai jumpa di chap berikutnya... bhubhay...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!