Chapter 4

Sebuah guncangan di bahunya membuat Irina terjaga dari tidurnya. Dia mengerjapkan mata dan merenggangkan tubuhnya. Irina menoleh dia membelalakan matanya terkejut saat melihat ada cowok di kamarnya. Cowok itu langsung menangkupkan tangannya ke mulut Irina, saat gadis itu akan berteriak.

Oh iya, Irina baru ingat! Semalam dia menemukan orang yang terkapar di jalanan dan membawanya masuk ke rumah diam-diam.

"Lo!" Irina menunjuk laki-laki yang sedang terduduk sambil mengikatkan tali sepatu dengan tangan yang gemetar, Irina yang melihat itu gemas dia mengambil alih tali sepatu itu dan mengikatnya. "Kalo gak bisa itu ngomong!"

"Kok gue bisa ada di sini?" Gumam cowok itu. Jelas sekali kesadarannya belum sepenuhnya pulih.

"Tadi gue liat lo babak belur di jalan," ucap Irina.

"Gue kira lo mau mati, yaudah deh gue tolongin."

Irina beranjak dari duduknya ketika cowok itu mendekati balkon kamarnya. Cowok itu bersandar pada pagar besi dia terkekeh geli saat mendengar ocehan Irina meskipun sesekali meringis.

"Lo ngapain bangun?"

"Gue harus pergi!"

"Tapi kondisi lo belum pulih."

"Gimana bisa lo bawa orang asing ke kamar lo? Apalagi itu cowok?" Tanya cowok itu sambil mengernyitkan keningnya.

Irina menggaruk keningnya. Dia juga tidak tahu kenapa dia bisa senekad itu. Tapi hatinya menginginkan dia menyelamatkan cowok cantik itu.

"Lo, bukannya bilang makasih. Malah nanya-nanya gue!"

Cowok itu kembali terkekeh geli walau tubuhnya menahan sakit. Dia mengulurkan tangannya ke depan.

"Sebelum itu kenalin nama gue, Ethan."

Irina membalas uluran tangan tersebut.

"Gue Irina."

"Makasih Irina," ucap Ethan sambil tersenyum tulus. Membuat Irina memalingkan wajahnya yang memanas.

Sial. Can-eh ganteng banget ya gusti! Ini orang apa anime? Batin Irina.

"Ekhem... gue harus pergi," satu tangannya sudah berada di atas pagar besi balkon Irina yang memantulkan cahaya bulan.

"Kemana?"

"Kemana pun yang penting gue aman!"

"Lo belum bal--"vucap Irina terpotong karena Ethan sudah meloncat ke bawah. Irina membelalakan matanya, gila kalo ini kan tinggi pikir Irina. Irina melongokan kepalanyaa ke bawah dia melihat Ethan yang tersenyum sambil melambaikan tangannya.

"Panggil nama gue 3 kali! Gue bakalan datang kalo lo butuh bantuan," ucap Ethan dari bawah.

Irina terkekeh geli saat mendengar kalimat yang dilontarkan Ethan padanya.

"Mana bisa sih? Kaya telepati maksudnya? Terus, emangnya lo setan, apa?"

"Pokoknya ingat aja kata-kata gue barusan. See you next, Irina Anatasya," ucap Ethan sambil berlalu dari sana, entah jalan kemana dia pergi namun sekarang dia sudah tidak terlihat.

Irina mematung saat mendengar Ethan memanggilnya dengan lengkap dengan nama panjangnya, setahu nya dia tidak memberi tahu nama panjang nya.

"Kenapa dia bisa tahu nama panjang gue?"

Angin malam yang membelai tubuh Irina membuat dia masuk kembali ke dalam kamarnya. Dia menghempaskan dirinya ke ranjang, namun matanya tidak bisa tertutup. Dia masih memikirkan kenapa cowok cantik itu bisa tahu nama panjangnya? Padahal dia belum memberitahukannya. Sepertinya Irina akan bergadang malam ini.

______________________________

"Rin, lo kenapa?" Tanya Gita.

"Iya mukanya sepet gitu," ucap Dewi.

Bel masuk sudah berbunyi dari tadi, namun kelas mereka kosong karena gurunya berhalangan hadir. Semua murid pun terlonjak senang, dan sekarang kelas mereka jadi ramai karena keisengan para lelaki, dan para perempuan yang senang bergosip ria, seperti kedua teman Irina sekarang.

"Dih,  gak dijawab," ucap Gita sambil mengerucutkan bibirnya.

Bukannya menjawab Irina malah menenggelamkan wajahnya ke dalam lipatan tangan. Dia sangat mengantuk sekarang karena semalam dia tidak bisa tertidur karena banyak sekali yang terjadi.

Karena tidak mendapat jawaban dari Irina, kedua temannya kembali bergosip ria.

Irina makin menenggelamkan wajahnya kelipatan tangannya.

Cih. Apa katanya? Panggil namanya 3 kali* 'dia' bakalan datang! Apa gue coba aja, ya*? Batin Irina.

Cowok cantik, cowok cantik, cowok cantik.

Irina duduk dengan tegak seraya mengedarkan pandangannya.

Tuh 'kan ... boong. Apa gue salah panggil, ya? Batinnya.

Ethan, Ethan, Ethan.

BRAKK

Semua murid di kelas itu terlonjak kaget saat pintu kelasnya terbuka paksa oleh lelaki berdandan urakan. Termasuk Irina yang sekarang tengah membelalakan matanya dan mulut setengah terbuka.

Ethan menutup mulut Irina dengan telapak tangannya. Dia tersenyum manis pada Irina yang sedang mematung. Sedangkan kedua teman Irina memotret kejadian tersebut diam-diam.

"Ada apa lo manggil gue?"

"Lo... lo beneran datang," ucap Irina saat tersadar dari keterkejutannya.

"Kan gue udah bilang, sebut nama gue 3 kali gue pasti bakalan datang," ucap Ethan santai sambil mendudukan dirinya di kursi depan Irina.

"Terus lo kok bisa ada di sini? Lo sekolah disini? Eh tapi lo gak pake seragam, malah pake baju bebas!"

Ethan terkekeh mendengar pertanyaan yang memberondong pada dirinya. Memang benar dia memaki celana levis yang sobek dibagian lututnya dan juga memakai hoddie berwarna hitam.

"Gue gak sekolah disini."

"Tapi kok lo bisa ada di lingkungan sekolah gue?"

"Itu... RAHASIA,"vucap Ethan sambil tergelak, membuat kaum hawa di kelas itu meneguk ludahnya termasuk Irina yang terkesima pada bagaimana cowok itu tertawa. "Jadi lo mau gue bantuin apa?"

"Cuma iseng aja sih," bisik Irina membuat Ethan mengernyitkan keningnya.

"Gue kira ada apa?! Yaudah gue balik dulu."

Irina menatap punggung Ethan yang keluar dari pintu kelasnya. Rasanya dia ingin mengunci dirinya sendiri di kamar, karena semua pasang mata menatap nya. Bagaimana bisa cowok cantik itu benar-benar datang. Apalagi dengan santai nya dia masuk dan keluar kelas. Aneh! Padahal cowok cantik itu tidak sekolah di tempatnya.

Kedua teman Irina menoleh ke arahnya sambil tersenyum menggoda.

"Ecie.... ternyata temen gue yang atu ini udah punya pacar," ucap Dewi sambil mengacak rambut Irina.

"Apaansih lo," Irina menepis tangan Dewi yang mengacak-acak rambutnya.

"Eh tapi bener deh Rin lo kok gak cerita kalo punya pacar yang gans ke kita?" Tanya Gita.

"Pertama, dia bukan pacar gue. Kedua, menurut gue dia itu nggak ganteng tapi lebih ke cantik," kilah Irina.

"Bener juga tuh dia itu kelewatan ganteng jadi jatuhnya cantik. Sebagai seorang wanita gue merasa kalah. Tapi menurut gue dia itu kayak pangeran berkuda putih yang ada di negeri dongeng!" Ucap Dewi heboh, membuat Irina memutar bola matanya.

"Hah lo udah gak perawan?" Tanya Gita polos yang mendapat jitakan dari Dewi.

"Enak aja lo, gue ini masih suci ya!" Ucap Dewi menggebu-gebu.

"Tapi menurut novel yang gue baca, kalo orang menyebutnya 'wanita' itu udah gak perawan, nah kalo di sebut 'gadis' itu masih perawan," tutur Gita kelewat polos.

"Emang lo baca novel genre apaan bisa ada penjelasan kayak gitu?" Tanya Irina.

"Adult Romance."

"*** lo," ucap Dewi dan Irina barengan sambil menjitak kepala Gita.

Gita meringis dia mengelus kepalanya sambil mengerucutkan bibirnya. Setelah itu mereka tertawa terbahak bersama-sama.

______________________________

Cafe Star. Itulah nama kafe di seberang sekolahnya. Sangat pantas sekali di sebut cafe star, karena di dalam nya juga banyak ornamen-ornamen berbentuk bintang. Dari lampu-lampu yang bergantungan sampai temboknya juga bergambar rasi bintang terlihat seperti nyata karena memiliki efek yang light. Irina mendorong pintu kafe itu, dia menoleh ke kiri dan kanan mencari sosok yang akan di temui nya. Irina tersenyum saat melihat ada tangan yang melambai ke arahnya, dia melangkahkan kakinya ke orang itu.

"Hai. Udah lama?" Tanya Irina sambil mendudukan dirinya.

"Enggak juga, lo mau pesen apa?" Tanya Alex—teman seperjuangan Irina

"Juice strawberry."

Alex memanggil pelayan kafe tersebut dia memesan apa yang diucapkan oleh Irina tadi. Setelah selesai dia menatap Irina sambil tersenyum.

"Jadi, apa yang mau omongin? Tumben 'kan lo ngajak gue ketemuan..."

"Sama seperti sebelumnya," Irina menghela napasnya. "Gimana kabar Bagas sama Dio?

"Mereka baik. Jadi lo nyoba 'kabur' lagi?" Tanya Alex.

"Hm."

"Ketangkep lagi?"

"Hm."

"Papa lo mar--"

"Hm."

"Biar gue tebak! Bokap lo jadi makin menggila?"

"Ya. Ya. Yang lo omongin semuanya benar! Gue udah cape, gue selalu saja di tuntut untuk menjadi apa yang mereka inginkan. Gue selalu dikekang melakukan ini, itu. Gue ingin bebas layaknya burung, dia terbang tinggi melakukan apa yang dia mau. Gue..." Irina menghentikan ucapan dia menatap Alex yang sedang menikmati minumannya.

Bisa-bisanya dia minum, saat gue lagi ngomong! batin Irina.

Alex mengelus pucak kepala Irina sambil tersenyum hangat padanya.

"Dengerin apa kata hati lo. Sekali-kali lo harus ungkapin perasaan lo ke orangtua lo."

Irina menepis tangan Alex yang berada di atas kepalanya. "Berapa kali gue ngomong, saat itu pula lah gue dapet penolakan!"

"Jadi, sekarang lo mau gimana?" Tanya Alex

Irina menatap kesal pada Alex. "Gimana apanya?"

"Kedepan nya lo mau gimana hadapin bokap lo?"

"Gak tau. Gue lagi pusing sekarang!" Irina menatap sekilas pergelangan cowok yang sedang mengunyah makanan sampai pipi nya menggembung. "Lo, di tato lagi?"

"Yap."

Irina memutar bola matanya malas. Ternyata keputusan nya untuk mengajak Alex bertemu sangatlah salah. Karena cowok itu malah terlihat asik dengan makanannya.

Irina menopang dagu nya. Dia memalingkan wajah untuk bisa melihat pemandangan diluar sana. Mobil berwarna hitam sudah menepi di depan cafe, Irina tahu itu adalah mobil jemputannya.

"Lex. Kayaknya gue musti balik sekarang!"

"Hm."

Irina menarap geram pada cowok itu. Tanpa pikir tangan dia menjentikan tangannya ke kening Alex.

"Gue balik. Bye!"

Alex menatap heran Irina yang sudah keluar dari kafe. Dia menggidikan bahunya dan melanjutkan makan nya yang tertunda.

Alex menghentikan kunyahan.

"Sial. Irina belum bayar makanannya," Alex menatap nanar piring-piring yang sudah kosong itu. "Terus gue yang harus bayar? Tapi... dompet gue ketinggalan di tempat les."

Seorang pelayan menghampirinya. "Oh iya pak, total makananya satu juta lima ratus ribu."

Alex mematung mendengar total harganya.

******!

-----------------------------

Jangan lupa vote dan koment nya gues!!

Salam si penulis amatir

-Tbc

Terpopuler

Comments

alkhasi

alkhasi

si ethan sosok yang seperti apa yakk.. .masa dipanggil 3kali langsung datang..good job thor👍

2020-10-03

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!