*****
Lalu esoknya di pagi hari.
Matahari sudah memancarkan sinar cahayanya sampai menembus jendela kamar pasangan yang semalam sudah memadu kasih walau secara terpaksa. Namun salah, pasangan itu bukan terbangun karena cahayanya, justru karena hal lain.
Semalam, Kiana tidak bisa tidur setelah hal itu terjadi. Dia terus diam menangis meratapi hidupnya dengan posisi posisi duduk di atas ranjang sambil memeluk lututnya juga menundukkan wajahnya.
Hingga sampai sekarang pagi pun, Kiana masih tetap menangis sampai membuat Arya yang sedang tertidur nyenyak di sampingnya jadi terbangun.
Sewaktu Arya baru saja membuka matanya, dia langsung terkejut sekaligus kebingungan karena melihat Kiana menangis, ditambah lagi dengan keadaan mereka yang saat ini begitu sulit dipercaya.
Sebenarnya, apa yang sudah terjadi pada mereka semalam? Kenapa keadaannya seperti ini? Dia hanya memakai celana pendek saja dan tanpa atasan, sedangkan Kiana... Ah tak perlu dijelaskan.
Apakah semalam sudah terjadi suatu hal yang tak direncanakan di antara mereka?
Dengan keadaan tubuhnya yang masih pegal dan kepalanya masih pusing, Arya mendudukan tubuhnya. Dia mencoba mengingat tentang apa yang sudah terjadi semalam.
Arya baru sadar jika semalam dia tidak sengaja mabuk lalu mantannya datang membuat masalah, dan Eshanlah yang mengantarnya pulang. Sudah itu, Arya tak ingat lagi apa yang terjadi. Tapi apakah setelah itu terjadi suatu hal yang di luar kendalinya?
Gue semalem mabuk? Gila! Bodoh gue! Semuanya gara-gara perempuan sialan itu gue jadi begini! Arya merutuki kelakuannya semalam.
Karena masih menangis, Kiana tak menyadari jika Arya sudah bangun dan mendekat pada Kiana.
“Kamu kenapa, Ki?” Arya menatap Kiana dengan pandangan iba sambil menyentuh rambutnya.
Sentuhan tangan yang dilakukan Arya memang berhasil menghentikan tangisan Kiana, tapi juga membangkitkan rasa jijik dari diri Kiana untuk Arya, karena tak suka kalau tubuhnya disentuh oleh seorang monster seperti laki-laki
itu.
Kiana menepis tangan Arya yang menyentuh rambutnya dengan kasar, membuat Arya heran.
“Gak usah lo sentuh gue!” Kiana menatap Arya tajam juga penuh kebencian.
“Kenapa? Aku suami kamu, Ki.” Balas Arya.
“Suami? Lo bilang lo suami gue?” Kiana tersenyum sinis pada Arya, “lo bukan suami gue! Mana ada suami yang memaksa istrinya secara kasar? Lo itu cuma laki-laki bejad yang seenaknya aja menerkam cewek kayak gue layaknya monster.” Kiana masih menatap Arya penuh kebencian.
“Maksud kamu apa?” Arya tak mengerti dengan penuturan Kiana.
“Kenapa?! Kamu yang kenapa! Aku udah bilang jangan, tapi kamu masih aja paksa aku buat ngelakuin itu!” Kiana menangis di hadapan Arya.
“Maksudnya ngelakuin apa? Kakak gak ngelakuin apa-apa sama kamu.”
“Lo emang gak inget semalem hah?! Lo itu udah ngerusak tubuh gue! Lo udah paksa gue buat puasin nafsu birahi! Lo jahat! Kenapa hah?! Kenapa lo ngelakuin hal itu ke gue?!” Kiana memaki Arya dan memukul dadanya yang hanya ditutupi oleh selimut.
Perkataan Kiana membuat Arya terkejut sejenak, tapi tetap saja Arya membela diri karena merasa tidak melakukan itu, “Kakak gak mungkin ngelakuin itu, Ki. Kakak sadar diri buat nahan semuanya.”
“Lo emang gak inget, karena lo semalem mabuk dan lo ngelakuin hal itu ke gue kayak monster.”
“Gimana kalau gue hamil, hah?! Gue gak mau hamil sekarang! Semuanya gara-gara lo! Gue nyesel nikah sama lo! Harusnya gue itu nolak lo dari dulu! Harusnya gue gak suka sama lo! Suka sama lo itu cuma bakal ngebuat hidup gue rusak!” Kiana menunjuk Arya.
Arya belum sepenuhnya mengingat kejadian semalam, tapi jika dilihat dari reaksi Kiana yang begini, sepertinya memang Arya melakukannya.
“Ki, maaf. Kakak gak inget. Kakak khikaf. Itu di luar kendali Kakak.” Arya mencoba untuk menggenggam tangan Kiana, namun Kiana menepisnya terus.
Penolakan Kiana membuat Arya menggeram dalam hati.
Sialan! Semuanya gara-gara perempuan itu jadi begini!
“Gak usah lo sentuh gue! Jijik gue!” Maki Kiana.
“Maafin Kakak, Ki.” Arya meminta maaf untuk yang kedua kalinya.
“Semuanya udah terlambat, lo minta maaf juga gak bakal mengulang semua yang udah terenggut hilang.”
Setelahnya, Kiana pun berdiri dari ranjang, namun Arya mencegahnya dan memeluknya langsung secara paksa. Sampai tiba-tiba Kiana jadi menangis.
“Semuanya kesalahan aku, maaf.” Lirih Arya pelan.
Kiana menangis tiba-tiba, “kenapa Kakak ngelakuin itu? Kenapa Kak?! Kiana mau kuliah, belum mau ngurus anak. Gimana kalau Kiana hamil? Kiana belum siap, Kak. Hikss.” Kiana memukul pundak Arya keras.
Arya diam saja menerima semua pukulan dan makian Kiana. Bahkan, Arya malah mengusap punggung Kiana untuk menenangkannya. Karena dia sadar, kalau memang dialah pihak yang bersalah di sini walau hal itu ia lakukan dengan tidak sengaja.
Juga, dia tak apa jika harus mendengar tangisan perempuan yang disayanginya ini. Toh perempuan yang menangis ini istrinya. Perempuan yang ia cintai, sayangi. Dan karena kesalahannya yang tidak sengaja, perempuan itu menangis. Maka, boleh saja perempuannya menyalahkan seorang Nararya Sadira Pratama.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 67 Episodes
Comments
RY
udah tau orang mabok tapi koq dekat dekat, harusnya di biarin aja sendiri biar nga kejadian
2020-10-06
1
Ara Lestari
kok ngomongnya kayak ga sama suami bahasa si cwek buruk
kayak orang pacaran terus diperkosa aja
bahasanya ga cocok
2020-08-10
3