Seline: Change My Second Life

Seline: Change My Second Life

Semuanya hancur

"Roseline Agatha, mulai detik ini, hubungan kita berakhir!" teriak sang pria dengan lantang.

Para manusia yang melihat itu saling berbisik sembari mencemooh sang gadis, tidak ada yang berniat sedikitpun menolong sang hawa.

Seline menggeleng tak terima, dia bahkan tak mengindahkan penampilannya kini yang terlihat sangat berantakan. Bahkan air matanya mengalir dengan sangat deras sedari tadi.

Seline mulai merangkak mendekati tunangannya, dan menggenggam erat celana sang pria, berharap menarik kembali kata-katanya.

"Gavin, tolong jangan begitu." Isak Seline.

"Aku tidak memiliki kesalahan apapun. Saat itu aku sedang tak sadar, dan tiba-tiba saja aku terbangun dengan pria yang tak ku kenal."

"Lagipula kejadian tersebut sudah lama terjadi. Aku minta maaf jika kejadian itu membuatmu tak nyaman karena aku tak bisa menjaga kehormatanku. Tapi tolong, jangan putuskan pertunangan kita. Pertunangan kita adalah satu-satunya keinginan kedua orangtuaku." Lanjut Seline dengan berderai air mata.

Brakk!!!

Pria itu dengan tega menendang tubuh ringkih Seline tanpa ampun. Bahkan Seline jatuh tersungkur dengan menggenaskan.

"Seline, keputusanku sudah bulat! Aku tidak sudi memiliki calon istri bekas pria lain! Dan.."

Gavin berjongkok dan berbisik pelan di depan wajah Seline, "dan aku tidak sudi menikah dengan wanita miskin sepertimu!"

Setelah mengatakan hal itu, Gavin berdiri dan mengibaskan celananya yang sempat dipegang Seline tadi. Kemudian, Gavin mendekat pada sosok gadis yang sedari tadi hanya menonton pertunjukan tersebut dan mulai menggenggam tangan gadis itu.

"Sayang, aku sudah menyelesaikan urusanku disini. Ayo kita pergi." ajak Gavin pada Lina, gadis yang tangannya digenggam dengan sayang.

Lina mengangguk dan mengikuti langkah sang pria dengan senang. Namun sebelum benar-benar pergi menjauh, Lina menyunggingkan senyum remeh pada Seline.

Sedangkan Seline hanya bisa menangisi nasibnya setelah ini. Tak ada yang berniat menolong gadis malang itu. Bahkan para kerumunan yang melihatnya tadi, mulai membubarkan diri tanpa merasa iba sedikitpun.

Setelah berhasil menenangkan diri, Seline mulai bangkit dan berjalan menuju mobilnya yang sempat dia parkir sebelum datang ke restoran ini. Dengan pelan, Seline mulai mengendarai mobilnya, satu-satunya harta yang dimilikinya saat ini.

Saat mengendarai mobil miliknya, air mata gadis itu mulai menggenang di pelupuk matanya. Bayang-bayang tentang masa lalunya mulai berputar di kepalanya. Membuat gadis itu menangis semakin pilu.

Bayangan saat hidupnya dulu penuh dengan kesempurnaan. Saat kedua orang tua Seline masih hidup, saat itu Seline sangat bahagia dengan kisah hidupnya. Memiliki nilai sempurna hampir di semua mata pelajaran, memiliki kasih sayang dari kedua orang tuanya, tak perlu khawatir soal uang, dan memiliki kekasih yang sangat mencintainya.

Semua mulai berubah saat kedua orang tuanya tewas dalam sebuah kecelakaan besar. Membuat Seline yang biasanya hidup damai, dipaksa mandiri dan menjalankan perusahaan pakaian milik keluarganya. Beruntung satu bulan sebelum kecelakaan kedua orang tuanya terjadi, Seline sudah bertunangan dengan kekasihnya sendiri, Gavin. Sehingga Seline tak merasakan kesepian.

Namun, bukanlah keberuntungan yang didapatkan Seline. Tapi kemalangan lah yang menimpa gadis itu. Gavin yang awalnya mengklaim perusahaan milik Seline tersebut dengan alasan supaya Seline bisa fokus dengan studinya, malah bertingkah semena-mena. Bahkan saat Seline ingin menyambangi perusahaannya sendiri, Seline justru diusir dengan tidak hormat.

Dan parahnya lagi, kini Gavin dengan tega membuangnya dan lebih memilih bersama dengan sahabat Seline yang bernama Lina, memakai alasan jika Seline berselingkuh dan tidur dengan banyak pria. Padahal yang terjadi bukanlah seperti itu.

Lima bulan yang lalu, saat Seline dan teman-temannya tengah berlibur ke Paris, Seline mabuk berat dan keesokan harinya terbangun tanpa busana bersama pria yang tak dikenalnya. Tak ada yang mengetahui hal tersebut selain Seline sendiri dan pria asing itu. Bahkan Seline hampir melupakan kejadian tersebut yang telah merenggut kesuciannya tanpa Seline sadari. Lantas, darimana Gavin bisa mendapatkan foto saat dirinya yang memasuki kamar hotel dengan pria asing itu?

Hal ini memang kesalahannya. Jika saja saat itu Seline tak mabuk, dia tak akan kehilangan kesuciannya dalam semalam. Tapi Seline berani bersumpah jika dia tak pernah melakukan hubungan intim lagi dengan pria manapun. Bahkan saat Gavin dulu meminta padanya, Seline dengan tegas menolak.

Seline semakin terisak kala mengingat saat dirinya memergoki tunangannya sendiri tengah meniduri sahabatnya di apartemen milik mereka berdua. Saat itu Seline hanya bisa diam saja karena dirinya berpikir jika Gavin hanya melampiaskan hasratnya karena dia tak bisa memenuhi kebutuhan biologis Gavin sebelum mereka resmi menikah.

Jika diingat lagi, Seline sangatlah bodoh. Dia rela menjual rumah mewah peninggalan kedua orang tuanya hanya demi menolong Gavin yang membutuhkan banyak uang. Meski setelah itu Gavin menyuruhnya untuk tinggal di apartemen mereka berdua.

"Hikss.. kamu kejam, Gavin." isak Seline.

"kamu membuang ku setelah mendapatkan seluruh harta milikku. Bahkan tabungan milikku pun kamu kuras habis."

"Lantas, apa yang saat ini kamu sisakan untukku? hiks.."

Seline terus melajukan kendaraannya dengan pelan meski air matanya terus mengalir.

Drrtt.. Drrttt...

Seline menoleh menatap ponselnya dan melihat jika Lina tengah menghubunginya. Seline pun mulai menghentikan tangisannya dan menghapus bekas Ari matanya. Setelah itu, dia mulai mengangkat panggilan tersebut.

"Halo." jawab Seline dengan suara yang sedikit serak.

"Seline, gimana keadaan Lo sekarang?"

"Ada apa kamu telepon aku?" Bukannya menjawab, Seline malah balik menanyakan alasan sahabatnya itu menghubunginya.

"sebenarnya sih gue cuma mastiin aja Lo udah mati apa belum."

"maksud kamu?!" teriak Seline marah.

"kurang puaskah kamu merebut tunanganku? kali ini apa yang kamu mau rebut dariku? aku sudah nggak punya apapun lagi. hikss.."

Runtuh sudah pertahanan milik Seline. Lagi-lagi dia menangis pilu untuk kesekian kalinya hari ini. Beruntung kendaraan sedang sepi malam ini, sehingga tak akan ada yang memprotes caranya menyetir yang sangat pelan.

"hahahaha!!! kurang, Seline! kurang!"

"Lihat aja sebentar lagi, Lo bakalan mengalami hal yang nggak akan Lo lupain seumur hidup."

"Gue harap sih Lo bisa langsung menyusul kedua orang tua Lo itu supaya nggak ngerasain sakit."

"Lina, jaga bicara kamu!" sentak Seline.

"Lo yang harusnya jaga ucapan, Seline. Lo nggak tahu kan kalau mantan kesayangan Lo itu udah selingkuh sejak lama sama gue? bahkan sebelum kalian bertunangan."

Seline menangis mendengar ucapan demi ucapan Lina sembari terus menyetir kendaraannya.

"Seline, Lo tahu apa yang paling mengejutkan?"

"Gavin, pria yang Lo cintai sepenuh hati tengah merencanakan kematian buat Lo saat ini."

Seline refleks memberhentikan mobilnya. "maksud kamu apa, Lina?!"

tutt.. Tut.. tuutt...

Seline tak mendapatkan jawaban apapun. Ponselnya dimatikan sepihak oleh Lina.

Seline memutuskan untuk menjalankan kendaraannya lagi. Dia ingin segera sampai di apartemen dan mengambil semua barang miliknya dan pergi sejauh yang dia bisa. dia sudah tak berminat lagi untuk tinggal disini, di dekat Lina dan Gavin. Mungkin kisah cintanya harus kandas di tengah jalan. Dan sepertinya dia harus memulai hidupnya dari awal tanpa uang sepeserpun.

Seline memberhentikan mobilnya saat berada di perempatan lampu merah. Gadis itu mulai menghapus air matanya dan berusaha menata kembali hatinya yang hancur. Seline hanya berusaha untuk tetap tegar.

Saat lampu sudah berubah menjadi hijau, Seline mengendarai mobilnya. Kali ini dengan kecepatan sedang, tidak lambat seperti tadi. Namun saat sampai di tengah perempatan, Seline dikejutkan dengan truk yang melaju ke arahnya dengan kecepatan tinggi.

BRAAAKKKKK..!!!!!

Seline tak sempat menghindar. Sehingga truk tersebut menabrak mobil Seline dengan kecepatan penuh. Bahkan mobil Seline terserempet jauh dari perempatan jalan.

Mobil hitam itu nampak ringsek parah. bahkan Seline tak mampu menahan sakit yang ada di seluruh tubuhnya yang berlumuran darah. matanya semakin memberat setiap detik berjalan.

"Tuhan, jika saja ada kesempatan kedua. Aku tak akan pernah membiarkan harta keluargaku jatuh di tangan orang yang salah."

Tepat setelah mengatakan hal itu dalam hatinya, Seline menghembuskan nafas terakhirnya dan menutup erat matanya.

...****************...

Terpopuler

Comments

@ꪶꫝ༄Cherry🍒Chubby༄💕🇵🇸

@ꪶꫝ༄Cherry🍒Chubby༄💕🇵🇸

aq mampir thor

2023-05-28

0

Nurul Huda

Nurul Huda

kasihan kamu seline,kayaknya kamu dijebak waktu diparis dan semua itu ulahnya gavin dan selingkuhannya.semoga setelah diberi kehidupan kedua kamu gak ditipu lagi oleh gavin dan dapat cowok yang baik dan setia.

2023-05-16

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!