Memulai Sandiwara

Seline berjalan dengan pasti ke arah segerombolan muda mudi yang kini tengah menikmati keindahan taman disini. Ya, Seline sepakat untuk menemui mereka di taman bunga dekat hotel tempat mereka menginap sekaligus menikmati hari yang cerah sebelum memutuskan untuk pulang esok harinya.

Sejujurnya Seline dan teman-temannya memang sudah berada di Paris sejak lima hari yang lalu. Dan hari ini adalah hari terakhir mereka berada di negara ini.

"Hei, Seline, sini!" Teriak Jenni kala melihat siluet gadis berambut pirang itu.

Seline pun membalas dengan senyuman sambil terus berjalan mendekati mereka. Saat sudah hampir dekat, Seline dikejutkan dengan Gavin yang tiba-tiba saja memeluk dirinya dengan sangat erat.

Mungkin jika Seline dulu mendapatkan perlakuan seperti itu dari tunangannya dia akan merasa sangat senang. Tapi kali ini, Seline rasanya ingin sekali mendorong tubuh tunangannya itu. Ingatkan dia jika pria inilah yang merencanakan pembunuhan setelah menghancurkan hidupnya dengan kejam.

Seline tak membalas pelukan Gavin, namun sepertinya pria itu tak menyadarinya. Sehingga Gavin masih setia memeluk erat Seline seakan menyalurkan rasa rindunya pada gadis pirang itu.

"Sayang, aku kira kamu diculik. Kamu baik-baik aja kan?" Tanya Gavin setelah melepaskan pelukannya.

"Seline, Lo kemana aja?" tanya Jenni.

Teman-teman Seline pun menghampiri gadis pirang itu untuk memastikan jika Seline baik-baik saja.

"Lo nggak apa-apa kan?" Tanya Lily.

"Sorry, guys. Aku beneran mabuk semalam dan bangun-bangun sudah ada di kamar hotel. Kayaknya semalam aku check in dalam keadaan tidak sadar." Ujar Seline memberi alasan.

Semua yang ada di sana menghela nafas panjang. Setidaknya mereka tak kehilangan salah satu teman mereka saat ini. Mengingat jika mereka liburan di tempat asing yang jauh dari negara asal.

Gavin langsung menggenggam tangan Seline. Pria itu memberikan senyuman terbaiknya sembari berucap, "Sayang, aku kan tadi malam sudah bilang kalau kamu jangan terlalu banyak minum. Jadinya kan kayak gini."

Seline yang melihat itu berusaha memaksakan senyumnya meski dia menahan mati-matian rasa ingin menghempaskan tangan kejam itu.

"Maaf, ya." hanya itu yang dapat Seline ucapkan.

Seline mulai memperhatikan dengan seksama raut tunangannya. Dia kini menyadari jika pancaran wajah tunangannya tak menyiratkan kekhawatiran padanya. Namun sepertinya Gavin ialah penipu ulung, karena jika Seline saat ini tak memperhatikan dengan detail tunangannya itu, dia tak akan tahu jika Gavin memang selalu seperti ini.

Ya, Seline mengingat-ingat bagaimana Gavin menatapnya selama ini. Bukan cinta yang laki-laki itu berikan padanya. Tapi kenapa Seline dulu tak pernah menyadarinya? Apa dirinya terlalu naif hingga tak bisa merasakan jika Gavin tengah bersandiwara?

"Lo yakin, Sel, Lo nggak berakhir tidur dengan pria asing?"

Pertanyaan yang terlontar dari salah satu sahabatnya itu mampu mengalihkan atensi Seline. Seline dengan pasti memperhatikan satu persatu teman-temannya untuk memastikan apakah ke empat temannya yang lain memiliki maksud tersembunyi padanya atau tidak, seperti yang dilakukan Lina padanya.

"Kamu pikir aku wanita murahan?" tanya Seline bersedekap dada. Tak apa kan dirinya berbohong sedikit?

Entah kenapa semenjak dia tahu pengkhianatan yang dilakukan gadis itu terhadapnya, membuat Seline merasa sangat kecewa dan emosional. Apa salahnya selama ini?

"Seline, omongan Lo kok jadi kasar?!" tanya Lina merasa aneh dengan sahabatnya.

Sejak kapan gadis pirang itu bersikap kasar seperti ini. Selama dia bersahabat dengan Seline, Seline tak pernah sekalipun berani meninggikan atau berucap kasar pada siapapun. Meski Seline saat ini masih memakai aku-kamu alih-alih Lo-Gue seperti yang biasanya dia dan teman-temannya ucapkan, tapi ucapan Seline kali ini sedikit kasar menurutnya. Begitulah pikir Lina.

"Udah-udah, stop. Yang penting kan Seline baik-baik aja dan udah balik lagi bareng kita." Marvin mulai menengahi mereka.

"Bener tuh, lagian ngapain sih ngeributin hal yang nggak penting? Mending kita lanjutin acara jalannya seperti rencana awal." Saran Vino.

"Bagus juga tuh." Ujar Lily.

"Tapi, kayaknya kita perlu balik ke hotel sebentar deh. Seline kan belum mandi. Dan pakaian yang dipakai Seline juga harus ganti." Lanjut Lily.

Semua memperhatikan penampilan Seline. Ya, Seline masih mengenakan mini dress hitam tanpa lengan, seperti yang dipakainya saat ke klub semalam.

"Aku balik sendiri aja nggak apa-apa kok." Ujar Seline tak ingin merepotkan teman-temannya.

"Udah, kalian disini aja. Biar gue yang nemenin Seline. Sekalian gue mau ambil power bank yang ketinggalan." Seloroh Jenni.

Jenni bahkan sudah menggandeng lengan Seline, "yuk, Sel. Keburu siang."

"Iya."

Seline pun tak keberatan dengan hal itu. Toh, dia sudah memiliki keyakinan jika Lily dan Jenni tak memiliki niat buruk kepadanya. Tapi dia masih kurang percaya dengan Marvin dan Vino karena kedua pria itu adalah sahabat Gavin. Dan dia tak begitu mengenal dekat dengan Marvin dan Vino.

......................

"Sayang, kamu mau pesan apa?"

Mereka bertujuh kini tengah menikmati waktu malam hari di sebuah restoran untuk makan malam bersama. Karena mereka bertujuh, kelompok mereka dibagi menjadi dua meja berdampingan. Jika meja satunya terisi Lily, Jenni, Marvin, dan Vino. Maka meja kedua berisi Gavin, Seline dan juga Lina. Dan sialnya, Gavin malah duduk di depan Seline yang langsung berhadapan dengan Lina.

Seline membaca buku menu dihadapannya dan memesan beberapa makanan untuknya. Bahkan gadis itu juga tak segan-segan memesan dessert manis sebagai makanan penutup.

"Sel, tumben Lo makan banyak? Biasanya juga diet." Celetuk Lina.

"Iya, sayang, biasanya kamu cuma pesan salad sama jus aja." Timpal Gavin.

Seline tersenyum tipis, "Aku lagi ingin makan banyak. Kenapa? kamu nggak suka lihat aku banyak makan?"

"Apa mukaku sangat jelek kalau lagi makan?" tanya Seline sembari membaca raut wajah kedua pengkhianat itu.

Gavin langsung menggapai tangan Seline dan menggenggam tangan mungil tersebut, "enggak kok, sayang. Aku cuma heran aja."

Seline memperhatikan dengan pasti raut muka Lina yang kini nampak melotot padanya. Namun tak lama, air muka Lina berubah seperti biasa. Sepertinya Lina punya bakat sebagai aktris, lihatlah betapa cepatnya mimik wajahnya berubah.

Seline pun kembali menatap Gavin, ingin sekali memanas-manasi Lina. "Sayang, aku ingin mengembalikan pipi chubby-ku seperti dulu saat pertama kali berpacaran. Kamu dulu pernah bilang kan kalau salah satu alasan kamu tertarik karena pipiku yang bikin kamu gemas?" Tanya Seline.

"Gavin sayang, lagipula bukankah aku terlalu kurus? maka dari itu aku ingin menghentikan acara dietku yang berjalan sejak lama." Lanjutnya.

Telinga Gavin memerah dibuatnya. Jujur saja, sudah lama Seline tak menunjukkan sifat romantisnya seperti ini. Seline yang sekarang terlalu datar dan itulah salah satu alasannya menduakan Seline dibelakang tunangannya sendiri. Karena baginya, pria juga butuh dimanja sesekali. Dan Seline tak bisa memberikan perhatian lebih padanya karena terlalu fokus dengan kuliah dan mengemban warisan perusahaan dari mendiang orang tuanya.

"Sayang, kamu selalu cantik kok. Baik itu dengan pipi chubby-mu atau pipi tirusmu. aku suka semua yang ada pada dirimu." Puji Gavin.

Seline hanya membalas dengan senyuman. Sejujurnya dia ingin muntah saat ini juga. Tapi tak mungkin kan dia bertindak seperti itu. Matanya melirik ke arah Lina sekilas. Terlihat jika Lina tengah menggenggam erat garpu dan sendok miliknya.

"Lina sahabatku, ini adalah awal pembalasan dariku. Akan ku buat kamu meragukan cinta tunanganku padamu sebelum aku memberitahukan pada dunia tentang perselingkuhan kalian." Batin Seline.

...****************...

Terpopuler

Comments

Aini Devina

Aini Devina

👣

2023-06-19

0

Nurul Huda

Nurul Huda

jika mereka berdua bisa bersandiwara kamu harus lebih jago bersandiwara seline.jangan jadikan sifat seline yang kaku dan tidak perhatian menjadi alasanmu gavin untuk selingkuh.jika kamu cinta seline maka kamu akan menerima seline apa adanya termasuk sifatnya.atau emang dari awal kamu hanya ingin harta seline dan gak tulus mencintainya?

2023-05-17

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!