Menikahi Konglomerat Pura-pura Lumpuh

Menikahi Konglomerat Pura-pura Lumpuh

Bab 1 Pindah ke kota

Bruuukkk!

Seorang pengendara sepeda motor terjatuh demi menghindari gadis yang tiba-tiba menyeberang jalan dengan motor bebeknya sambil memboncengkan ibunya.

"Maaf! Saya tidak bisa berhenti. Saya harus ke dokter sekarang!"

Nandini kaget melihat motor ambruk berikut pengendara motor nya.

Seorang pria sempat melihat wajah gadis itu sebelum akhirnya pingsan dan tidak sadarkan diri.

.

Sampai di rumah sakit, Nandini segera membawa ibunya untuk berobat. Ibunya dia ikat dengan selendang di belakangnya ketika naik motor. Tidak ada mobil maka dengan motor pun jadi. Ini kondisi mendesak dan darurat. Meskipun sebenarnya Nandini tidak tega membawa ibunya berobat dengan motor.

"Semoga orang tadi baik-baik saja. Aku benar-benar panik dan menyeberang dengan ceroboh," sesal Nandini.

Gadis tinggi semampai dengan rambut sebahu yang selalu disisir menyamping, senyum yang manis dengan barisan gigi rapi mirip iklan pasta gigi, selalu riang dan ceria sebelum akhirnya berubah menjadi gadis yang murung sejak tahu jika ibunya menderita sakit jantung.

Harus segera di operasi, karena jika tidak maka nyawanya bisa tidak tertolong. Tinggal di desa sejak lahir yang tidak mengenal ayahnya yang konon kata tetangga, ayahnya adalah seorang miliarder namun disisi lain dia sering harus melihat ibunya bekerja keras membantu tetangga demi bisa bertahan hidup.

Miris sekali, katanya suami ibunya itu miliarder namun hidupnya berada di bawah garis kemiskinan.

.

Viktor adalah keluarga konglomerat yang kaya raya. Ayahnya seorang pengusaha yang sangat sukses. Dia adalah anak tunggal yang sebentar lagi akan menikah dengan gadis bernama Virlie.

"Jika dia lumpuh, aku tidak bisa menikah dengannya," ucap Virlie baru saja melihat keadaan Viktor di rumah sakit ditemani ajudan ayahnya.

"Artinya pernikahan akan di batalkan?" tanya ajudannya.

"Hmm..." jawab Verlie sambil berlalu.

.

Nandini masuk kerja di sebuah perusahaan Nest Food. Dan CEO nya ternyata seorang wanita muda yang cantik jelita bernama Verlie .

Nandini berdiri dengan menundukkan kepalanya ketika atasannya lewat di hadapannya dan terkagum-kagum didalam hati akan cara jalannya yang anggun dan penampilan nya serta wajahnya yang cantik memukau.

Verlie menghentikan langkahnya dan menoleh pada Nandini lalu melihatnya dari ujung kaki hingga ujung rambut.

"Boleh juga!" Gumamnya tersenyum lega.

"Temui saya di kantor!" Katanya lalu berlalu dari hadapan Nandini.

Jantung Nandini tentu berdebar hebat. Wanita ini adalah CEO di perusahaan dimana dia bekerja. Dan ini adalah hari pertama nya bekerja tapi dia sudah di panggil untuk menemuinya.

Rasanya tidak masuk akal. Dia adalah pegawai baru tapi di panggil oleh CEO yang tidak akan bicara dan membuang waktunya untuk pegawai tingkat rendah seperti dirinya.

"Apakah ada yang salah dengan penampilan ku? CEO menatapku dari ujung rambut hingga ujung kaki. Lalu memanggilku..."

"Hei kau! Kau tidak dengar di panggil ke ruangannya oleh nona Verlie,"

"I-iya, saya akan segera ke sana," ucapnya terbata karena teguran salah seorang staf yang menatapnya dengan terheran pastinya.

Wajah kampungan tentu sangat melekat padanya. Riasan ala kadarnya dan model rambut ala gadis desa sudah menunjukkan identitasnya.

Nandini berjalan dengan hati berdebar menemui CEO bernama Verlie. Gadis semuda dan seumuran dirinya sudah menjadi CEO, pastilah pengetahuan dan ilmunya benar-benar spektakuler dan diatas rata-rata.

Tok tok tok

Khas tanganya mengetuk dengan pelan. Suara tegas CEO mempersilahkan dirinya masuk kedalam.

"Masuklah!"

Nandini dengan rasa cemas dan tertekan luar biasa melangkah ke hadapan CEO.

"Silahkan duduk!" Suara CEO benar-benar menunjukkan jika dia adalah pemegang kekuasaan tertinggi yang bisa memecatnya hanya dalam sekali pertemuan saja.

"Siapa namamu?" Tanyanya tegas dan datar.

"Nandini Bu..."

"Aku baru melihatmu. Sudah berapa lama kau bekerja disini?"

"Ini hari pertama saya bekerja," jawabnya.

"Sudah menikah?"

"Belum," jawab Nandini dan heran karena pertanyaan itu. Tapi apapun yang ditanyakan oleh CEO harus dia jawab dengan jujur.

CEO nampak mengangguk dan memikirkan sesuatu.

"Silahkan berdiri dan berputar,"

"Apa Bu?" Nandini tentu saja terkejut. Dia disuruh berdiri dan berputar layaknya audisi untuk kelas tari saja.

"Saya memintamu berdiri dan berputar," ulang CEO sedikit kesal. Hal yang paling dia benci adalah saat lawan bicaranya memintanya mengulang perkataan nya.

"B-baik Bu..."

Nandini lalu berdiri dan berputar seperti yang di minta oleh CEO.

"Cukup!" Katanya lagi.

"Kau boleh keluar,"

Nandini menjadi terheran dengan semua ini. Meskipun begitu dia tidak akan berani bertanya dan hanya menuruti apa yang di perintahkan saja.

.....

Verlie berdiri didekat jendela dan nampak tertekan karena suatu hal. Dia akan menikah Minggu depan dengan pria yang cacat. Dulu dia adalah pria perkasa yang gagah dan tampan. Namun satu bulan ini dia menjadi pesakitan dan salah satu kakinya lumpuh. Verlie sendiri tidak pernah benar-benar memperhatikan kakinya itu karena dia enggan bertemu dengan calonnya itu saat dia tahu jika dia cacat.

"Lihat aku? Wanita yang nyaris sempurna. Cantik, dikagumi semua pria, Kaya dan Cerdas, apa takdirku seburuk ini? Hingga harus menikah dengan pria lumpuh?"

Verlie menatap ke bawah. Melihat mobil berlalu lalang di jalanan. Matanya beralih pada mobil hitam mewah yang baru saja berhenti. Mobil ajudan ayahnya, pria dari desa itu satu bulan ini telah mencuri perhatiannya, sejak dia tahu jika calon suaminya cacat karena sebuah kecelakaan.

Verlie langsung mengambil tas di kursi dan keluar dari kantornya.

Dia bertemu ajudan ayahnya di lift.

"Kau darimana saja. Ayah dan Ibumu gelisah mencarimu. Hari ini kau harus datang menemui calon suamimu," kata Sang Ajudan yang sejak sebulan dilarang memanggilnya dengan sebutan Bu.

Usia mereka hanya beda dua tahun. Pria itu lebih tua dua tahun dan selalu manggilnya dengan Bu Verli. Tapi sejak calonnya cacat dan dia bimbang, dia bukan hanya ajudan tetapi seperti teman curhatnya. Dan mereka mulai akrab dan tidak terlihat seperti ajudan dan atasan. Melainkan seperti teman dekat.

"Aku akan menemuinya. Katakan pada ayah dan ibu untuk tidak usah cemas,"

.....

Nandini saat ini berlari kerumah sakit karena keadaan ibunya yang tiba-tiba gawat. Dan saat jalan dengan tergesa, dia menabrak Viktor yang sedang di dorong oleh seorang pria. Dia adalah pengawal pribadinya, namanya Tomi.

"Maaf!" Kata Nandini saat terlanjur menabrak Viktor yang baru saja keluar dari kamar rawatnya.

Viktor menatap Nandini dan terkesima melihatnya. Sepertinya dia sedang mengingat sesuatu.

"Hei, kamu! kamu gadis yang waktu itu bukan?" Kata Viktor tiba-tiba teringat pernah bertemu dengannya belum lama ini.

Nandini terkejut dan mendongakkan wajahnya. Dadanya langsung naik turun karena dia teringat kejadian satu bulan yang lalu.

"Oh, tidak. Kita belum pernah bertemu. Permisi, saya terburu-buru," Nandini berusaha menghindari pria yang jatuh dari motor karena dirinya.

"Hei, nona. Tunggu dulu!" Viktor akan mengejarnya tapi pengawalnya mencegahnya

"Pak. Anda harus bertemu dengan calon anda sebentar lagi,"

"Ohh, gadis itu! Dia adalah gadis yang membuat aku jatuh dari motor!"

"Pak, mungkin anda salah. Gadis itu mengatakan jika belum pernah bertemu dengan anda," kata pengawalnya.

"Dia gadis yang sama. Aku tidak mungkin lupa wajahnya!" Kesal Viktor namun dia tidak mengejar gadis itu karena akan bertemu dengan keluarga calon istrinya sore ini.

Terpopuler

Comments

Winarisih Reyhan

Winarisih Reyhan

penasaran dengan cerita selanjutnya

2023-09-02

1

Purnami Dewi

Purnami Dewi

seru...lanjut

2023-08-06

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!