Nandini berdiri di hadapan CEO dengan wajah tertunduk setelah mengatakan ke inginannya untuk meminjam uang. Namun, tanpa di duga, tidak ada caci maki seperti yang dia duga akan di lontarkan padanya sebagai jawaban penolakan dari CEO.
"Berapa yang kau butuhkan?" Tanyanya yang membuat manik mata Nandini terbelalak melebar. Dengan cepat dia mengatur pernafasannya dan hati-hati ketika mengucapkan jumlah yang akan dia ajukan.
"Dua ratus juta,"
"Ohh," hanya itu jawaban CEO namun membuat jantung Nandini benar-benar akan berhenti berdetak karena cemasnya yang berlebihan.
"Untuk apa uang sebanyak itu? Tentu aku boleh tahu bukan?" Tanya CEO yang sudah memikirkan sesuatu yang mengganggu pikirannya sejak semalam setelah bertemu dengan calon suaminya.
"Ibu saya harus di operasi. Dan harus di lakukan dengan segera," jawab Nandini terbata.
"Baiklah. Tapi ada syaratnya," kata CEO pada Nandini sebelum menulis cek uang yang dia minta.
"Apapun syaratnya akan saya penuhi," kata Nandini seakan menemukan seberkas cahaya dalam goa yang gelap yang membuatnya sesak bahkan untuk bernafas.
"Baiklah. Kita bicarakan syarat nanti. Sekarang ini uangnya. Bukankah ibumu harus segera di operasi?" Tanya CEO yang di luar dugaan Nandini ternyata dia begitu pengertian.
Nandini mengangguk pelan.
Nampak CEO mengambil pulpen dan mulai menulis di atas cek kosong lalu menandatangani nya.
"Ini. Setelah itu, nanti kita bicarakan syaratnya," kata CEO sembari memberikan cek yang sudah dia tulis sejumlah uang yang di inginkan Nandini.
"Terimakasih Bu. Anda sangat baik. Saya sangat berterimakasih pada anda,"
"Ya. Dan kau harus penuhi janjimu untuk semua syarat yang aku minta" CEO Virlie mengingatkan Nandini.
"Baik Bu,"
Segera setelah mendapatkan cek itu Nandini pamit ke rumah sakit. Dia akan memberikan cek itu pada dokter yang akan mengoperasi ibunya.
"Dokter, saya sudah membawa cek untuk biaya ibu saya. Apakah bisa di lakukan sekarang operasi nya?" Tanya Nandini ketika ada di ruangan Dokter.
Dokter nampak terkejut karena Nandini dengan cepat membawa jumlah uang yang tidak sedikit dalam bentuk cek. Tapi Dokter segera tersenyum, dia juga merasa lega karena bagaimanapun ini adalah prosedur di rumah sakit.
Dokter dan pasien harus mematuhi aturan yang berlaku.
Nandini akhirnya bernafas lega dan duduk menunggu selagi ibunya akan di operasi oleh Dokter.
Sementara Viktor kembali lagi ke perusahaan Nest Food. Dia ingin menemui gadis yang kemarin dia lihat disana. Namanya saja dia tidak tahu sehingga dia akan kesulitan untuk mencarinya jika bertanya pada Virlie sebagai pemimpin semua anak buahnya yang jumlahnya ribuan orang. Bahkan mungkin Virlie juga tidak akan mengenal satu persatu karyawan nya saking banyaknya.
Viktor duduk berjam-jam di sana sambil melihat beberapa karyawan yang mondar-mandir dengan berkas disalah satu tangannya.
Karena sudah empat jam disana dan tidak menemukan gadis yang sudah menabraknya maka dia akan menemui Verlie.
"Kau disini?" Tegur Verlie terkejut melihat calon suaminya datang ke perusahaannya.
"Ya. Aku ingin bertemu denganmu. Kita sebentar lagi akan menikah. Tapi kita jarang bertemu karena kesibukan masing-masing. Jadi aku yang akan menemuimu disini," kata Viktor tersenyum hangat pada Verlie calon istrinya.
Nampak raut wajah Verlie menunjukan rasa tidak sukanya melihat Viktor datang menemuinya.
"Sebenarnya, ada hal penting yang harus aku katakan padamu," kata Verlie memberanikan diri untuk mengatakan nya.
"Hem, kalau begitu, katakan saja, aku ada di depanmu mendengarkannya," kata Viktor sambil memutar dan lebih dekat dengan calon istrinya itu.
"Sebenarnya, kita tidak bisa menikah," kata Verlie yang membuat Viktor terpana dan menatapnya tajam.
"Pernikahan Minggu depan tapi kau bilang tidak bisa menikah? Apakah kau sedang bercanda?"
"Aku tidak bercanda. Aku serius. Kita tidak bisa menikah," kata Verlie membuat hati Viktor patah saat itu juga.
"Karena aku cacat?" Kata Viktor menatap lurus mata Verlie.
"Karena aku mencintai pria lain. Jika kita menikah, kita tidak akan bahagia bukan?"
"Ohh, begitu rupanya? Sejak kapan kau membuat rencana ini?"
"Ini terjadi begitu mandadak. Aku baru menyadarinya," kata Verlie tanpa berani menatap manik mata Viktor.
Sebenarnya Verlie tidak bisa menikah dengan Viktor karena dia cacat. Verlie tidak bisa menikah dengan pria yang duduk di kursi roda di hari pernikahannya yang harusnya seperti pasangan Romeo dan Juliet.
"Ada syarat dariku jika kau ingin mundur dari pernikahan ini. Aku tidak bisa melihat keluargaku malu karena dirimu. Kau harus mencari ganti gadis yang akan aku nikahi Minggu depan," kata Viktor sambil membalikkan kursi rodanya dan dengan cepat memegang gagang pintu. Dia akan keluar dari ruangan Verlie dengan hati yang terluka amat dalam.
Ini semua seperti sebuah penghinaan baginya. Setelah cacat, maka terlihat seberapa tulus niatnya untuk menikah. Ternyata dia tidak tulus menerima perjodohan ini.
Dia lalu menoleh jam di tangannya.
"Tidak akan aku lupakan jam dan tanggal dimana kau membuat aku patah hati!" Ucao Viktor lalu pergi dari ruangan Virlie.
.
Operasi ibunya berjalan dengan lancar, dan kini kondisinya mulai membaik.
Nandini menepati janjinya pada Virlie untuk melakukan apa saja yang dia minta. Dalam benak Nandini, mungkin CEO akan meminta nya bekerja dengan lembur dan totalitas tinggi demi perusahaannya.
"Bu, diluar nona Nandini ingin bertemu dengan anda," kata salah seorang sekretaris nya.
"Suruh dia masuk!" ucap Virlie dan mengeluarkan kertas berisi tulisan yang dia print barusan saja.
"Silahkan duduk!" ucapnya tenang.
Nandini lalu duduk di hadapan CEO. Menunggu apa yang akan dikatakan atasannya sebagai syarat peminjaman uang itu.
"Baca ini lalu kau tanda tangan di bawahnya,"
kata CEO sembari menyodorkan selembar kertas pada Nandini.
Nandini dengan cepat membaca isi didalamnya. Begitu dia selesai membaca, tangannya bergetar hebat karena isi dari syarat yang di minta.
"Bagaimana? Kau sudah membacanya?"
"Tapi Bu, syarat macam apa ini?"
"Kau sudah berjanji untuk melakukan apapun yang aku inginkan bukan?"
Nandini terdiam dan hanya tertunduk menyesali kecerobohan nya.
"Sekarang kau bisa pergi. Persiapkan dirimu untuk Minggu depan. Selama itu, kau tidak usah bekerja dulu. Aku bebaskan kau dari pekerjaan ini sementara sampai kau menikah dengannya," ucap CEO dengan tenang dan datar.
"Tapi menikah dengan pria yang tidak saya kenal sebelumnya. Bagaimana bisa?"
"Kau harus bersyukur padaku. Karena menjadi istrinya akan mengangkat derajat keluargamu. Kau tidak perlu bekerja keras lagi setelah menjadi istrinya nanti," kata CEO karena pria yang akan di nikahi Nandini adalah seorang konglomerat.
Nandini keluar dengan langkah terseok-seok tak berdaya. Dia membawa kertas itu ke rumah sakit. Sampai disana, dia mengatakan niatnya untuk menikah pada ibunya.
"Kau akan menikah Minggu depan?" Ibunya terkejut namun juga senang. Selama ini putrinya tidak pernah bercerita tentang kisah cintanya. Tapi tiba-tiba membuat kejutan untuknya dan akan menikah Minggu depan. Hati ibu mana yang tidak bahagia mendengar kabar gembira itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 41 Episodes
Comments
Sulaiman Efendy
SI VERLIE YG SOK.. DGN MNYAMAR JDI PRIA LUMPUH, VIKTOR TAU SPERTI APA DIRIMU, UNTUNGNYA VIKTOR DIPUTUSKN VERLIE SBLM MNIKAH... KLO SDH MNIKAH, DN VIKTOR LUMPUH, PSTI VERLIE AKN MNINGGALKN VIKTOR
2023-12-11
1
Juragan Jengqol
semoga menjadi awal yang baik...
2023-12-01
1