Restu Untuk Pengkhianat

Restu Untuk Pengkhianat

Kabar Perselingkuhan

Sinar matahari yang terik, tidak menghalangi seorang wanita muda untuk keluar dari rumah. Wanita itu tidak ragu untuk keluar rumah karena sudah mendapatkan ijin dari suaminya. Wanita itu adalah Indah. Istri dari Pria yang bernama Rama.

Indah mengembangkan senyuman melihat tangannya sendiri yang menentang paper bag dan rantang susun tiga berisi masakan yang akan memanjakan lidah mertua dan ipar iparnya. Mama Mertuanya pasti akan sangat senang menerima pemberiannya kali ini. Paper bag yang menggantung indah di tangannya berisi tas yang sudah lama diinginkan oleh mama mertuanya. Sejak enam bulan yang lalu, mama mertuanya tidak pernah absent menceritakan tentang tas impiannya setiap saat bertemu dengan Indah. Indah sengaja tidak memberitahukan kedatangannya kali ini baik untuk memberikan surprise.

Indah mengetahui keinginan mama mertuanya itu supaya dirinya membeli tas tersebut. Tapi Indah harus menahan diri karena ada kebutuhan yang lebih penting. Lima bulan yang lalu, Indah dan Rama harus mengeluarkan uang yang lumayan banyak untuk biaya pengobatan dan selanjutnya biaya pemakaman neneknya Rama dari pihak ayahnya. Dua bulan yang lalu, Indah dan Rama juga harus mengeluarkan uang untuk biaya sekolah Intan dan Mona adik adiknya Rama.

Indah sama sekali tidak keberatan mengeluarkan uang untuk keluarga suaminya. Karena Indah berpikir, tidak ada salahnya berbuat baik kepada keluarga suaminya itu karena selama ini. Mama mertua dan adik adiknya iparnya sangat baik kepada dirinya. Memperlakukan dirinya seperti anak kandung bukan seperti menantu. Intan dan Mona juga sangat menghormati Indah. Bagi Indah tidak apa apa dirinya mengeluarkan uang kepada mereka asalkan hubungan mereka tetap terjalin baik. Toh, mereka belum dikaruniai anak sehingga kebutuhan dirinya dan Rama juga tidak terlalu banyak. Berbakti kepada orang tua akan mendatangkan rejeki kepada anaknya. Hal itu terbukti dari pencapaian Rama dalam pekerjaan. Selama empat tahun menikah, Rama sudah dua Kali mendapatkan kenaikan jabatan. Rama bekerja di perusahaan besar terkenal di kota itu dan kini menjabat sebagai manager yang awal bekerja di kantor itu hanya sebagai karyawan biasa.

Indah meletakkan kunci rumah di bawah keset kaki supaya Mirna bisa masuk ke dalam rumah jika gadis itu yang terlebih dahulu tiba di rumah. Mirna adalah pembantu di rumah Indah dan tadi pagi pamit keluar rumah untuk mengunjungi rumah saudaranya. Tentu saja, Indah mengijinkan karena Mirna sangat rajin bekerja. Dan pekerjaan wanita itu sangat memuaskan bagi Indah.

Mirna gadis muda yang dibawa Indah dari kampung halaman mereka. Gadis yang baik yang berasal dari keluarga kurang mampu. Mirna rela menjadi pembantu di rumah Indah demi bisa melanjutkan pendidikannya.

"Mbak, jangan terlalu percaya dengan pak Rama. Sepertinya, pak Rama mempunyai wanita lain selain mbak."

Indah membaca pesan yang baru masuk dari ponselnya. Pesan itu dari Mirna dan sukses membuat dunianya berputar sebentar. Indah berpegangan pada handle pintu supaya tidak terjatuh.

Indah mengusap wajah berkali kali, meskipun pesan yang dikirimkan oleh Mirna belum tentu kebenarannya. Pesan itu meruntuhkan dunia Indah. Rama, suami yang baik selama Lima tahun ini meskipun seorang anak belum hadir diantara mereka. Sikap Rama masih sama seperti pertama kali mereka bertemu. Sikap Rama juga tidak ada yang mencurigakan. Rama tidak pernah menuntut kehadiran anak dalam pernikahan mereka. Justru laki laki itu yang lebih sabar dibandingkan Indah.

Indah mengusap layar ponselnya. Mencari kontak bernama Mirna kemudian melakukan panggilan. Sungguh, Indah tidak sabar menunggu Mirna di rumah untuk bertanya informasi lebih lanjut lagi.

"Mbak, tenang ya. Jangan bertindak gegabah!" kata Mirna dari seberang.

"Bagaimana kamu tahu, jika mas Rama mempunyai wanita lain?"

Suara Indah tercekat, hatinya seperti diremas hanya untuk bertanya hal itu. Hatinya sangat sakit membayangkan yang dikatakan oleh Mirna adalah kenyataan.

"Aku bertemu dengan dengan pak Rama tadi di mall mbak dengan seorang wanita. Mereka berpelukan mesra dan sepertinya baru membeli sepasang cincin."

Indah semakin melemas. Paper bag yang berisi tas terjatuh begitu saja dari tangannya. Sepasang cincin sudah membuat pikiran Indah menebak jika hubungan suaminya dengan wanita itu mungkin sudah sangat serius.

Benarkah suaminya sudah mengkhianati pernikahan mereka. Pernikahan yang dibangun dari nol hingga mereka bisa berada di titik ini. Ekonomi bukan menjadi masalah lagi. Benarkah suaminya sudah melupakan janji pernikahan mereka dahulu. Suka duka tetap bersama. Ada atau tidak ada seorang anak akan tetap bersama. Indah menggelengkan kepalanya berkali kali. Berharap informasi dari Mirna tidak kenyataan.

Tapi tunggu dulu, sepertinya Mirna salah melihat orang. Sekarang masih jam kerja, Mana mungkin suaminya itu berkeliaran di mall. Rama adalah seorang karyawan yang disiplin waktu. Selain karena kemampuannya,sikap disiplin yang dimiliki oleh Rama yang membuat karir suaminya itu cepat menanjak. Jangankan untuk menemani selingkuhan bahkan jika ada keperluan keluarga di hari kerja. Rama selalu mewakilkan dirinya. Rama mengutamakan pekerjaannya karena dengan pekerjaan itu dia memberikan kesejahteraan kepada keluarganya. Bukan hanya mensejahterahkan istrinya tapi juga mensejahterahkan keluarga besarnya. Sebagai anak laki laki satu satunya. Rama harus bertanggung jawab kepada ibu dan adik adik kandungnya sejak ayahnya tiada.

Indah berusaha menolak informasi yang diberikan Indah dalam hati. Indah berusaha berpikir positif mungkin, Mirna salah lihat.

"Kamu tidak memfoto atau merekam mereka tadi mir?"

"Waduh mbak. Kok gak kepikiran tadi ya."

"Kamu melihat wajah mas Rama dengan jelas tadi Mir?"

Indah menatap layar ponselnya. Mirna memutus panggilan itu tanpa menjawab pertanyaan. Indah kembali melakukan panggilan kembali. Tapi nomor Mirna tidak aktif lagi.

Untuk memastikan perkataan Mirna, Indah juga melakukan panggilan kepada suaminya. Berdering tapi tidak dijawab hingga panggilan itu berhenti sendiri. Hati Indah semakin gelisah. Mungkinkah apa yang dikabarkan oleh Mirna tadi benar adanya?.

Indah mengembangkan senyumnya ketika ponselnya berdering dan nama suaminya terlihat sebagai pemanggil. Benar dugaan Indah, jika Mirna mungkin salah lihat. Jika suaminya sedang bersama wanita lain mana mungkin suaminya menghubungi dirinya kembali.

"Halo mas."

"Iya sayang. Mas lagi meeting. Ini terpaksa keluar ruangan supaya bisa menghubungi kamu kembali. Ada apa sayang?" tanya Rama dari seberang. Suaranya lembut masih sama seperti Rama yang pertama kali Indah kenal.

"Hanya untuk mengingatkan supaya mas jangan sampai telat makan siang," jawab Indah. Keberadaan suaminya sudah jelas di kantor. Jadi Indah tidak perlu menanyakan hal itu lagi. Indah juga merasa sangat disayang suaminya. Rela meninggalkan ruang meeting hanya untuk menghubungi dirinya. Sepertinya itu lah selalu suaminya. Tidak pernah membuat dirinya khawatir apalagi sampai curiga.

"Oke sayang. Makasih ya. Mas, harus lanjut meeting lagi. Love you."

"Iya mas. Love you too mas."

Indah memasukkan ponselnya ke dalam tas dengan perasaan lega.

Terpopuler

Comments

Uthie

Uthie

Mampir niiii.. untuk para pengkhianat.. dan paling seneng kalau baca balasan atas setiap pengkhianatan 👍😁🤗

2023-10-15

0

Shuhairi Nafsir

Shuhairi Nafsir

goblok banget kamu indah ditipu oleh suami hidup hidup.

2023-10-07

0

Yuliana Tunru

Yuliana Tunru

next thor msh nyimak to 👍👍👍

2023-04-16

1

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!