Perselingkuhan itu Nyata

Meskipun mendengar perselingkuhan suaminya tidak membuat Indah mengurungkan niatnya berkunjung ke rumah mertuanya. Kini jari jari milik Indah bermain main di layar ponselnya. Kali ini bukan untuk menghubungi Rama maupun Mirna. Indah memutuskan memesan taksi online. Biasanya, kalau bepergian, Indah akan memesan ojek lain untuk menghemat tapi kali ini tidak. Setengah jam lagi matahari akan tepat diatas kepala. Indah tidak ingin berpanas panasan di jalan raya. Naik ojek memang lebih cepat, tapi karena Sinar matahari yang sangat terik. Indah memutuskan naik taksi online.

Berusaha menolak informasi yang diberikan Mirna ternyata tidak membuat hati Indah baik baik saja. Indah masih penasaran. Dan setelah duduk manis di dalam taksi. Indah sudah berkali kali menghubungi nomor Mirna dan masih saja tidak aktif.

Entah mengapa hatinya menjadi gelisah. Rama memang sudah menghubungi dirinya dan memberitahukan keberadaan dirinya. Semakin Indah meyakinkan suaminya tidak berselingkuh semakin gelisah hatinya. Indah seperti tidak merasa puas. Indah ingin kembali menghubungi Rama lewat panggilan video, tapi wanita itu merasa tidak enak. Bagaimana kalau Rama benar benar meeting. Itu artinya dirinya mengganggu suaminya yang sedang bekerja.

Berkali kali, Indah menarik nafas panjang sehingga menarik perhatian sang pengemudi. Ternyata hatinya tidak baik baik saja setelah mendapatkan kabar Perselingkuhan suaminya yang belum tentu kebenarannya.

"Ini mbak," kata si pengemudi itu mengulurkan selembar tissue kepada Indah. Indah terlihat berkeringat. Mungkin karena Suasana hatinya yang sedang gelisah, Indah tidak menyadari kegunaan tissue yang terpampang di hadapannya. Dari mulai masuk ke dalam mobil si pengemudi yang ternyata perempuan itu memperhatikan gerak gerik Indah yang mengusap keringatnya dengan menggunakan tangan.

"Terima kasih Pak, eh....mbak."

Indah pun baru sadar jika si pengemudi ternyata seorang wanita. Indah mengusap keringat di keningnya. Di saat hati gelisah seperti saat ini. Indah butuh sahabat untuk berbagi. Pikirannya langsung tertuju pada sahabatnya Naya. Naya bekerja di kantor yang sama dengan Rama. Jika Rama sedang meeting. Sahabatnya itu pasti mengetahuinya.

Indah kembali mengeluarkan ponsel dari tasnya. Memastikan jika Rama benar benar di kantor sepertinya cara yang tepat untuk memastikan keberadaan suaminya. Tapi lagi lagi, Indah harus memendam rasa penasaran. Nomor Naya juga tidak aktif.

"Kenapa mereka tidak bisa dihubungi disaat penting seperti ini," gumam Indah. Wanita itu menyimpan ponselnya ke dalam tas dan memandangi jalanan. Hingga tidak terasa taksi sudah memasuki gang rumah mertuanya.

"Turun disini saja mbak," kata Indah. Rumah mertuanya sekitar lima rumah lagi dari tempat Indah turun. Bukan tanpa alasan, Indah turun di tempat tersebut. Sebuah motor terparkir di pinggir jalan yang membuat taksi akan sulit sampai ke depan rumah mertuanya.

Indah membalas senyuman para tetangga mertuanya. Lima tahun menikah dengan Rama. Tentu saja para tetangga mertuanya sudah mengenal Indah.

Tiba di depan rumah sang mertua. Indah sangat terkejut dan merasa dibohongi oleh suaminya. Di depan rumah itu, mobil Rama terparkir itu artinya. Rama tidak di kantor apalagi meeting ketika menghubungi dirinya tadi.

Indah merasakan hatinya mendidih. Hatinya semakin gelisah tapi Indah berusaha tenang. Instingnya sebagai wanita sudah bekerja apalagi sudah mendengar sesuatu yang buruk tentang suaminya. Dengan pelan nyaris tidak terdengar, Indah mendorong pintu gerbang rumah itu. Indah juga berusaha supaya derap langkahnya tidak terdengar hingga ke dalam rumah.

Dan benar, suaminya ternyata sedang di rumah itu. Dan sepertinya penghuni rumah itu sedang berbahagia.

"Kak, deg degan gak menunggu satu bulan lagi pernikahan kedua mu itu?"

"Deg degan donk. Meskipun pernikahan kedua.Tetap juga kakak deg degan."

Indah memegang dadanya. Jangannya tidak hanya berdetak dua kali lipat tapi nyawanya juga hampir terlepas dari raganya. Suara itu adalah suara Mona adik iparnya dan yang menjawab adalah suaminya sendiri.

Ternyata benar yang dikatakan oleh Mirna. Ternyata suaminya itu mempunyai wanita lain selain dirinya dan bahkan sudah merencanakan pernikahan bulan depan.

"Persiapannya sudah hampir tujuh puluh persen Rama. Pastikan Indah tidak di kota ini ketika pernikahan mu nanti. Suruh dia jalan jalan. Indah pasti senang."

"Iya Ma."

Kali ini suara mama mertuanya yang berbicara. Indah hampir berhenti bernafas mengetahui fakta mengejutkan ini. Dirinya yang berniat memberikan surprise kepada mertuanya ternyata dirinya yang mendapatkan surprise yang menyakitkan. Niatnya untuk menyenangkan hati mertuanya ternyata hatinya teramat sakit karena kebohongan Rama Dan keluarga besarnya.

Indah tidak dapat lagi menahan air matanya. Air Mata itu berjatuhan tanpa suara. Indah masih berdiri di depan rumah itu. Berharap ada suara lain yang bukan suara penghuni rumah itu.

"Apa tidak bisa dibatalkan kak. Mbak Indah adalah wanita yang sangat baik. Bagaimana kalau mbak Indah mengetahui pernikahan kedua kakak nantinya. Pasti sakit kak. Jangankan suami. Dikhianati pacar saja. Sakit nya tidak tertahan kan."

"Makanya semua tutup mulut. Jangan sampai Indah mengetahui ini."

Indah menangis sesunggukkan. Pembelaan dari Intan yang terdengar ke telinganya tidak membuat Indah merasa lega. Suara yang menyuruh tutup mulut itu adalah suara dari Tante Ellis. Adik dari perempuan Papanya Rama. Ternyata di dalam rumah itu tidak hanya keluarga Danish melainkan juga keluarga dekat lainnya. Hal itu diketahui oleh Indah dari suara yang saling bersahutan yang dikenali si pemiliknya.

"Lagipula, Rama menikah kembali kan karena Indah yang tidak becus jadi istri. Indah mandul. Sedangkan calon istri Rama sudah mengandung. Itu artinya Indah yang mandul."

"Belum tentu mandul Tante. Jangan sembarangan memvonis mbak Indah seperti itu."

"Intan, jangan membentak Tante mu."

"Sudah, jangan bertengkar karena itu. Cepat atau lambat. Suatu saat Indah akan mengetahui pernikahan suaminya. Jika waktu itu tiba. Kamu harus bisa bersikap adil kepada kedua istrimu nantinya. Uang tidak masalah bagi mu bukan?"

"Iya om. Aku akan meyakinkan Indah supaya bisa menerima istri keduaku nantinya."

Indah mundur perlahan. Dia mengenali suara suara itu dan hanya Intan yang membela dirinya. Indah berlalu dari halaman rumah mertuanya. Dia butuh waktu berhadapan dengan keluarga suaminya setelah mengetahui perselingkuhan suaminya dan kebohongan keluarga besarnya.

Kini Indah berada di sebuah warung kopi yang tidak jauh dari rumah mertuanya. Beruntung, warung kopi itu sepi sehingga, Indah bisa menangisi nasib pernikahannya tanpa banyak orang yang melihat. Indah kembali mengeluarkan ponselnya dan menghubungi suaminya.

"Mas, jam berapa nanti pulang?" tanya Indah setelah Rama menyapa panggilannya. Tidak ada suara suara yang berisik diseberang. Indah menduga, Rama keluar dari rumah g to behanya menjawab panggilannya.

"Seperti jam biasa sayang. Kenapa?. Kamu rindu ya. Eh tunggu dulu, suara kamu kenapa. Kamu sakit?"

Indah tidak menjawab. Andaikan perselingkuhan itu tidak nyata. Mungkin Indah akan senang mendengar perhatian suaminya itu. Tapi kini tidak. Hatinya justru sangat sakit. Wanita itu memegang dadanya. Perhatian Rama hanya topeng untuk menutupi kebusukannya yang sampai menghamili wanita lain di luar pernikahan.

Terpopuler

Comments

Uthie

Uthie

Maaf sebelumnya.. di awal cerita sepertinya tdk diceritakan Indah sendiri bekerja juga kah.. atau hanya sbg irt saja yaa... 🤔

2023-10-15

0

Nurasiah

Nurasiah

yg kuat ya .jngn lemah sama suami ma plakor

2023-09-12

0

Yuliana Tunru

Yuliana Tunru

msh nyimak tp lgsg favorit thor..penasaran siapa srlingkuhan rama ..kana atau malah mima..doble up dong..kasihan indahhh yg kuat dan ambil lgkh yg bijak

2023-04-17

0

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!