Ternyata Dia Jodohku
Satu bulan setelah pernikahan terlaksana, tiba hari di mana sebuah pesta megah di gelar. Bertempat di kediaman keluarga besar Fernandes. Acara resepsi begitu megah nan mewah sampai setiap mata takjub melihat suasana pesta. Sebagai mafia paling di takuti tentu penjagaan begitu ketat sampai seekor semut pun tidak bisa memasuki celah rumah tersebut. Seluruh dunia ikut berbahagia atas pernikahan terbesar sepanjang sejarah pernikahan tiga hari tiga malam telah di gelar dengan mewah. Tentu tidak sedikit biaya yang telah mereka keluarkan untuk terselenggaranya pesta.
"Pernikahan putra besar Tuan Fernandes akan menjadi sejarah paling penting di sepanjang masa" Setiap orang bercedak kagum melihat betapa mewahnya pesta tersebut.
Para tamu undangan mulai berbondong bondong mendatangi rumah tersebut. Kemeriahan tersuguh memanjakan mata para tamu undangan. Para petinggi juga orang penting di seluruh dunia hampir berkumpul menjadi satu di pesta tersebut. Meski begitu keamanan tetap menjadi perhatian utama bagi keluarga Fernandes.
Tak berapa lama kemudian mempelai wanita telah duduk di altar pernikahan dengan memakai gaun putih berhiaskan permata. Suara simfoni mengiringi langkah demi langkah sang mempelai pria. Dengan gagah berani ia melangkah sembari terus menatap mempelai wanitanya. Setalah sekian lama akhirnya hati telah menjatuhkan pilihan kepada wanita yang ta pa sengaja telah ia nodai.
Dunia terkadang terasa licik, bisa memutar balikkan keadaan dalam waktu sekejap mata. Meski begitu dunia tetap bergerak sesuai dengan takdir Tuhan. Ketentuan akhir dalam hidup tidak berdasarkan keinginan tapi dari bagaimana proses hidup mengajarkan kita tentang cara berjuang, terjatuh, bahkan sampai kehabisan nafas, lalu setelah itu baru kita akan memahami arti dari sebuah proses.
"Lihatlah istrimu dia begitu anggun di balut gaun putih, menambah aura kecantikan dalam dirinya" bisik sang ibunda yang sekarang mengiringi langkah sang putra menuju altar pernikahan.
Baru kali pertama Willy merasa gugup sampai rona pipinya memerah "Jangan menggoda saya" Balas sang putra sambil terus menatap wajah sang permaisuri.
Tirani pun merasa begitu gugup sembari terus berusaha tenang meski sejujurnya jantung berdetak kencang. Pernikahan secara tiba tiba sungguh membuatnya tidak menyangka, apa lagi harus menjadi menantu orang paling penting. Bahkan sekali pun dalam mimpi ia tidak pernah membayangkan itu terjadi.
Mereka memang telah menikah satu bulan lalu, tapi selama itu Tirani masih tidak mau tidur satu kamar denganya. Pernikahan mendadak tentu membutuhkan waktu panjang untuknya menjalani hidup barunya. Awalnya Wilky keberatan karena selamasatu bulan ia tidak bisa menuntaskan hasratnya, bahkan bertatap muka saja begitu sulit. Sebelum pernikahanterjadi Tirani meminta sati syarat dari keluarga Fernandes, untuk memberikan perawatan terbaik bagi salah satu bayi kembar pengidap leukimia. Kedua orang tua Willy setuju atas persyaratan Tirani asalkan pernikaha terjadi.
Setelah menikah Tirani maminta mereka mencarikan rumah sakit terbaik di seluruh dunia untuk kesembuhan sang buah hati. Sebagai orang kaya tentu saja mereka tidak kebaratan sama sekali, tanpa menimang permintaan dari sang menantu mereka langsung mengirim Tirani besrrta satu bayi kembarnya menuju luar negri. Tirani juga meminta waktu dalam satu bulan penuh tidak ingin bertemu dengan Willy karena dia hanya ingin fokus untuk kesembuhan sang buah hati.
Jelas saja Willy murka, namun Tirani mengancam jika sampai dia tidak setuju atas persyaratan tersebut, maka pernikahan mereka tidak akan pernah terjadi. Mau tidak mau Wilky harus setuju atau dia akan benar benar kehilangan cinta untuk selamanya.
Siapa sangka selama satu bulan penuh Wilky tidak melanggar janjinya, meski begitu setiap waktu ia selalu memantau apa pun yang Tirani kerjakan selama di luar negeri. Dengan mengandalkan Cctv runah sakit ia meluhat setiap detik aktiviras sang istri beserta perkembangan sang buah hati. Selama satu bulan itu pula Willy menjadi banyak belajar tentang bagaimana cara merawat seorang bayi. Setiap dua jam sekali dalam satu malam ia terbangun hanya untuk membuatkan susu formula. Kalau pun ia mau bisa memanggil suster bayi tersebut atau meminta sang ibu untuk menjaga putrinya. Namun, siapa sangka dia tidak melakukan itu dan justru merawat sang buah hati dengan sangat baik.
Satu bulan telah berlalu begitu lambat sehingga setiap detiknya begitu menyiksa. Andai tidak ada sang buah hati tentu Willy tidak akan sekuat itu, pasti dia tidak akan perduli dengan janjinya lalu pergi menyusul Tirani.
Ketika cinta telah bertahta seekor singa sekali pun akan bertekuk lutut padanya. Begitu halnya dengan apa yang Willy rasakan sekarang, dulu bagaikan seekor singa jantan pemarah yang enggan atas cinta, kini ia menjadi lunak olehnya. Cinta itu seperti angin di mana ia akan meniup dedaunan kering. Begitu menyejukkan hati tapi juga akan bersifat berbahaya apa bila angin berhembus kencang, bukan hanya daun keting bahkan pohon sekali pun bisa tumbang. Dengan kata lain Cinta terhadap manusia harus setara dengan kemampuan supaya tidak terjadi perpecahan luar biasa.
"Kamu begitu cantik setelah satu bulan kita tidak saling bertatap muka" Sesampainya di altar Willy langsung memuji kecantikan sang istri.
Tirani tertunduk malu tanpa bisa berkata kata. Jujur setelah satu bulan tidak bertemu ia juga merasa merindukan sosok Willy. Cinta antara mereka mulai merekah menjadi bunga bunga yang indah.
Meraih tangan sang istri lalu mencium tangan Tirani dengan lembut.
Di sisi lain dari kebahagiaan mereka terdapat kesedihan mendalam. Seorang pria tengah menatap ke arah mereka sembari berlinang air mata. Hatinya begitu hancur tak bersisa setelah melihat bagaimana cinta melukai hati.
"Heh....kamu kenapa?" Salah satu temannya melihat kesedihan di wajah Fahmi.
Buru buru Fahmi menyembunyikan air matanya "Saya begitu bahagia bisa melihatnya menikah, meski...." Seketika saja ucapannya terhenti ketika menyaksikan di depan semua temu undang Willy mencium Tirani.
"Maaf saya permisi sebentar....." Saking tidak kuasa menahan rasa sedih Fahmi memuruskan untuk keluar dari acara pesta tersebut. Hatinya tidak akan pernah mau menerima semua keputusan takdir, karena selama ini dia telah berjuang mendapatkan apa yang di impikan selama ini. Memiliki Tirani adalah sebuah keinginan terbesar baginya. Namun, semua hanya tinggal keinginan saja, sementara cinta Tirani milik pria lain.
Seberapa besar tekatmu mendapatkan hak milik orang lain, jika takdit tidak memihak tuk bersama maka sampai kiamat pun keinginan hanya sebagai bunga impian saja tidak lebih dari itu.
Brug.....
Tanpa sengaja Fahmi menabrak seseorang tepat di pintu keluar "Maaf saya tidak sengaja" Ucapnya tanpa melihat seorang yang di tabrak.
"Fahmi...." Ketika Fahmi mulai menjauh seketika seseorang tadi merasa menganalinya "Fahmi...."
Seketika langkah kaki Fahmi terhenti lalu berbalik badan. Betapa terkejutnya dia ketika melihat seorang wanita paruh baya menatapnya dengan mata berkaca kaca "Fahmi putraku" sambil membuka lebar kedua tangan.
"Ibu Panti" Berlari ke arah beliau dengan berderai air mata. Setelah sekian lama akhirnya ia kembali bertemu dengan ibu panti.
"Astaga, akhirnya kita bisa bertemu lagi anakku" Memeluk sambil menepuk pundak lapang sang anak asuhnya dulu.
"Ibu....bantu saya untuk menguatkan hati setelah luka begitu menyayat ini" Sambil terisak ia berusaha mengubgkap segala rasa dalam hatinya.
Melihat banyak orang melihat mereka, ibu panti memutuskan untuk mengajak Fahmu keluar meski beliau belum sempat bertemu dengan Tirani. Kedatangan beliau atas dasar undangan dari snag anak asuhnya dulu. Setelah keluar Fahmi menceritakan semua perasaan sakitnya sampai ibu panti merasa iba terhadapnya.
"Tidak perlu kamu menangisi apa yang bukan menjadi hakmu, siapa tau suatu hari nanti kamu akan menertawakan air matamu kini, setelah kamu bahagia dengan takdirmu" Mengusap pundak Fahmi berusaha menguatkan hati nan rapuh.
"Saya memang kalah dalam urusan ekonomi di banding dengan pria itu, tapi cinta saya tidak kalah dengannya, bahkan lebih besar cibta saya dari pria itu" Protesnya sesenggukan.
"Ibu tau apa yang kamu rasakan sekarang, tapi kamu harus ingat meski cintamu untuknya begitu besar tapi apalah daya jika sang wnaita tak menginginkannya? Lebih baik jangan sentuh sarang lebah jika tidak mau tersengat. Kamu paham kan apa maksud ibu?"
Air mata Fahmi semula berlinang seketika menjadi kering setelah ucapan beliau. Entah kerena sadar atau hal tertentu.
"Kalau begitu anakku kita harus kembali masuk untuk menghargai undangan dari Tirani. Jangan sampai dia kecewa karena kita tidak terlihat dalam pesta pernikahannya, ayo kita masuk ke dalam" Ibu Panti memaksanya untuk ikut serta masuk ke dalam, meski Fahmi merasa tidak sanggup melihat mereka bersanding bersama.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 24 Episodes
Comments