Malam semakin larut, gelap mulai terasa mencekam, dinginnya angin malam menusuk hati nan lara, malam terasa seolah tak berbintang meski langit di penuhi kelip keindahan. Sayup terdengar suara hati dari kejauhan, lara seolah menguliti diri sampai mengeluh pun tiada bisa.
Harta termahal yang tidak bisa di bayar dengan nyawa sekali pun sampai mati adalah rasa sakit. Ketika perbuatan dan ucapan menggores hati seseorang, maka seumur hidupnya harus membayar tuntas hutang tersebut. Kerap kali mulut berkata lain, akan tetapi luka sekecil apa pun tidak akan pernah tersembuhkan hanya dengan kata maaf saja. Maka dari itu jagalah lisan kalian supaya tidak melukai hati orang lain. Hutang bisa di bayar tapi sakit hati tidak akan pernah bisa hilang.
Di tepi jalan seorang pria berdiri melihat jendela kamar pada sebuah rumah mewah berlantai tiga, ia nampak terpaku untuk waktu yang lama. Pandangan terarah pada sebuah kamar dengan penerangan cukup redup, tapi masih ternampak jelas bayangan di dalamnya.
"Lepaskan......" Tirani merasa sesak nafas ketika suaminya terus membuatnya kewalahan setelah malam pertama usai pernikahan. Semenjak menikah sebulan lalu, keduanya tidak saling bertemu bahkan untuk berhubungan setelah menikah saja tidak sempat, semua karena demi buah hati mereka. Kondisi salah satu bayi kembar Tirani harus mendapatkan perawatan paling terbaik di seluruh dunia, maka dari itu Willy rela terpisah untuk waktu yang tidak sebentar.
Membelai rambut panjang Tirani sembari terus melancarkan aksi "Selama sebulan penuh saya menunggumu, honey" Kecupan demi kecupan membuat Tirani bergelinjang tidak karuan akibat serangan dasyat dari sang suami.
Tanpa mereka sadari ada seseorang turut menyaksikan adegan mereka dengan penuh air mata. "Seharusnya malam ini menjadi malamku bersamanya..." Terlihat air matanya mengalir deras. Rasa sakit begitu menyiksa sampai diri tak mampu lagi tuk bertahan lebih lama. Semua angan dan harapan hanya sebatas keinginan semata dan tidak akan pernah terkabulkan.
Takdir tidak akan pernah salah menjatuhkan pilihan, tinggal bagaimana kita bisa membuat Takdir itu menjadi sesuatu yang indah.
Sambil menyeka air mata Fahmi berusaha menata hati dan pikiran "Kenapa Takdir mempertemukan kita lagi jika kita tidak bisa bersama selamanya? Kenapa Takdir tidak adil kepadaku, kenapa?" Lirihnya dengan ribuan rasa sakit.
Dari luar ternampak adegan dewasa yang telah terjadi di dalam kamar tersebut, semua nampak begitu jelas dari bayangan tirai pada jendala kamar. Sakit, begitu sakit ketika melihat seseorang yang kita cintai berbagi kasih dengan orang lain, walau hanya sekedar cinta sepihak rasa hati ingin memberontak. Rasa ingin menukar takdir andai itu bisa, akan tetapi Takdir adalah rajanya kehidupan. Ketika Takdir telah bekerja untuk hidup seseorang, maka akan terjadi seperti sedemikian rupa.
"Mau sampai kapan kamu terus melihat mereka?" Seseorang pria menepuk pundak Fahmi yang tengah menatap dengan nanar kesedihan. Orang lain saja seolah tidak mampu melihatnya terus menahan sara sakit tiada habis, apa lagi orang yang menjalani. Tentu begitu menyakitkan.
Fahmi menoleh lalu berusaha tersenyum "Saya hanya ingin meyakinkan diri saja bahwa memang dia tidak akan menjadi milik saya sampai kapan pun." Meski ribuan senyum berusaha ia lebarkan maka tidak akan pernah mampu menutupi rasa sakitnya. "Dengan melihat semua ini mungkin hatiku akan semakin yakin bahwa dia bukanlah takdirku" Seketika pandangan Fahmi tertunduk dengan sesekali menyeka air mata.
"Jangan sok kuat kamu, Saya sudah lama mengenal kamu meski kita bukan saudara sedarah tetap saja kita adalah saudara. Sekarang juga tinggalkan luka ini buka lembaran baru dan hidup sesuai keinginanmu" Meyakinkan sang adik angkat bahwa apa yang terjadi adalah ketentuan Tuhan. Semua telah terjadi dan harus di terima dengan lapang dada.
Menyentuh lengan sang kakak "Entahlah saya tidak akan mempu melupakan dia meski seumur hidup sekali pun"
Soni (Kakak angkat) tau bahwa tidak mudah melupakan cinta pertamanya, meski begitu ia ingin adiknya tersebut bisa mrnrlan kenyataan bahwa wanita yang di cintai telah memilih bersama pria lain "Oke. Jika kamu belum bisa melupakan dia, setidaknya kamu tidak perlu menggali rasa sakitmu dengan melihat kebahagiaan mereka" Melihat ke arah jendel kamar di mana bayangan sepasang suami istri tengah melakukan spiritual malam pertama dengan penuh gairah.
Tatapan Fahmi langsung terarah ke kamar pengantin,di mana Tirani dan sang suami tengah berpacu dalam peluh kenikmatan. Andai ia bisa ingin sekali malam ini menghentikan waktu supaya kedua mata tidak melihat semua itu "Biarkan saja sakitku semakin menggebu lalu setelah itu saya akan perlahan tersadar bahwa memang dia tercipta bukan untukku" Air mata tak terbendung lagi sampai Sonu tak tega meluhatnya bersedih.
"Sudahlah, jangan bodoh dalam mencintai seseorang karena sejatinya cinta hanya milik Tuhan, lebih baik kita pergi dari sini. Saya tidak akan membiarkan kamu rapuh hanya karena masalah cinta, ayo mari kita pulang sekarang" Terpaksa Soni menyeret Fahmi pergi dari sana supaya hati tidak semakin terluka.
Di sisi lain dari penderitaan Fahmi ada ribuah cinta bermekaran di hati Willy untuk sang istri. Setelah satu bulan mereka malakukan komunikasi jarak jauh tiba hari di mana mereka bisa saling bertetap muka. Ternyata benar kata pepatah jarak memberikan rindu yang begitu besar sampai cinta mereka tumbuh pun begitu besar.
"Malam ini akan menjadi malam terpanjang untukmu, sayang" membisikkan kalimat lembut di telinga Tirani, lalu sesekali menciumi setiap inci tubuh mungilnya. Aroma wangi khas rambut sang istri mampu membuatnya terhipnotis.
Berusaha melepaskan diri meski itu tidaklah mungkin "Sudahlah....aku lelah ingin istirahat" Berbalik badan sembari menarik selimut untuk menutupi sebagian badannya yang masih tidak mengenakan sehelai benang pun. Malam terasa semakin penjang seolah mentari bersembunyi di balik gelapnya malam.
Willy tersenyum puas setelah hasratnya tersalurkan dengan tuntas. Perlahan mendekatkan diri sambil melingkarkan tangan di pinggang ramping sang istri.
"Apa sih lepaskan aku capek banget..." Lirih Tirani seolah mendesah.
Menciumi punggung sang istri "Saya tidak akan berbuat apa pun, hanya ingin terlelap bersamamu sampai esok menyambut kita berdua"
Tirani hanya bisa menghela nafas panjang dan berusaha memejamkan mata.
Malam semakin larut mata tak kunjung terpejam, setiap menit jantung terus berdekak kencang. Dalam hidupnya tidak pernah terpikir bahwa akan ada seorang wanita yang menjadi istri sekaligus ibu dari kedua bayi kembarnya. Setelah sekian lama akhirnya Willy bisa menyembuhkan trauma masa lalunya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 24 Episodes
Comments