Langit Senja
Senja Azzahra, gadis remaja yang masih duduk dibangku SMA tiba tiba mendapatkan lamaran dari seorang pria usianya jauh dari nya. ya, usia pria itu 27 tahun, sedangkan usia Senja masih 18 tahun.
Bukan, bukan pria itu yang melamarnya, melainkan kedua orangtua pria itu yang datang melamar Senja.
"Nak Senja apa kamu mau menjadi menantu Tante?" seorang wanita paruh baya yang tadi mengantarkannya setelah Senja menyelamatkan wanita itu yang hampir tertabrak mobil.
"iya Nak, Om juga berharap kamu mau menjadi menantu kami." sambung David, suami dari wanita yang ia selamatkan itu.
sedang Senja yang duduk diantara David dan istrinya itu, menatap kearah Ibunya. Sang ibu tersenyum manis kepada putrinya itu, tanda semua keputusan ada ditangannya.
"Maaf Om, Tante. bukan Senja menolak, tapi Senja masih Sekolah." jawab Senja.
"Apa kamu sekolah di Will School?" tanya Devi, istri dari David William. Senja mengangguk mengiyakan pertanyaan dari Devi tadi.
"kamu tau, sekolah itu adalah milik putra tante yang akan tante jodohkan denganmu. jadi, meskipun kamu sudah menikah, kamu akan tetap bisa sekolah." jelas Devi. Senja kembali menatap kearah Ibunya, lalu dia berdiri dan berjalan menghampiri Ibunya dan duduk di samping ibunya.
"semua tergantung ibu Tante, karena senja hanya punya ibu sekarang."
"bagaimana tari? "tanya Devi pada ibu Senja. ya, Devi memang mengenal Ibunya Senja. Mereka bersahabat saat SMA dulu. tapi mereka berpisah saat lulus karena Devi yang memang anak orang berada harus melanjutkan kuliahnya diluar negri. sedangkan Tari yang notabenenya adalah anak orang yang kurang mampu, ia harus manjadi tulang punggung keluarga setelah Ayahnya meninggal. dan mereka kembali dipertemukan tanpa sengaja melalui Senja yang tadi sepulang sekolah menyelamatkan Devi yang hampir tertabrak oleh mobil yang melaju sangat kencang dan berakhir Senja yang lutut dan telapak tangannya mengalami luka luka dan dibawa kerumah sakit oleh David dan Devi lalu diantarkan pulang kerumahnya dan berakhir Diva kembali dipertemukan oleh sahabat lamanya ini.
"kalau aku setuju saja Dev, karena aku nggak tau akan hidup berapa lama lagi." jawab Tari sendu.
"Ibu jangan ngomong kayak gitu." Senja langsung memeluk Ibunya. ia benar benar takut jika harus kehilangan sang ibu.
mendengar jawaban Tari, Devi dan David terkejut. "Memangnya kamu sakit apa Tar?" tanya David, mewakili Devi.
Tari menghela nafas. "aku sakit kanker darah sudah stadium akhir, dan dokter bilang umurku tidak lama lagi." jelas Tari. Tari bisa merasakan tubuh putrinya yang masih memeluknya itu bergetar hebat. dia langsung membalas pelukan putrinya dan membelai surai panjang putrinya.
Devi juga langsung bangkit dari duduknya lalu mengampiri Tari dan langsung memeluknya.
beberap menit dalam pelukan hangat sahabat dan putrinya, tubuh Tari langsung luruh, pelukannya langsung melemas dan matanya tertutup rapat.
merasakan pelukan dari Ibunya terlepas, Senja langsung mengurai pelukannya dan menatap sang Ibu, begitu juga dengan Diva.
"Ibu"
"Tari"
Senja dan Devi memanggil wanita itu bersamaan.
"Ibu, jangan tinggalin Senja Bu." ucap Senja disela isak tangisnya. namun tidak ada jawaban dari sang ibu.
...****************...
setalah selesai pemakaman Ibunya Senja, Devi ingin mengajak putri dari sahabatnya itu untuk pulang kerumahnya.
"Nak, ayo ikut Tante pulang kerumah Om dan Tante." ajak Devi.
"Senja disini aja Tante. Senja nggak bisa ninggalin kenanga Ibu" jawab Senja yang masih terus menangis mengingat masa masa ia masih bersama sang Ibu.
"tapi sayang, semakin kamu mengingatnya, kamu akan semakin sakit dan terus sedih seperti ini. kamu nggak mau kan Ibumu melihatmu sedih seperti ini?" mendengar yang di ucapkan Devi, Senja hanya diam, tubuhnya semakin bergetar karena isak tangisnya. melihatnya itu, Devi langsung memeluk Senja penuh dengan kasih sayang, sedangkan David, ia membelai puncak kepala gadis yang kini sudah menjadi yatim piatu itu.
"sudah, jangan menangis lagi sayang, ada Tante disini, Tante akan menggantikan Ibumu untuk terus menyayangimu." tutur Devi. dia benar benar tidak tega melihat putri sahabatnya yang terus menangis seperti ini.
'aku berjanji Tari, akan membuat putrimu bahagia' gumam Devi dalam hati.
"Senja...." teriak dua orang tiga orang gadis dari luar rumah sederhana milik Senja.
mendengar teriakan yang sangat familiar itu, Senja langsung mengurai pelukannya dan Devi lalu menoleh kearah pemilik suara yang ternyata sudah ada dihadapannya dan langsung menghambur memeluk Senja.
"gue turut berduka cita Nja." ucap Alya, salah satu sahabat Senja.
"gue juga, sorry ya kita telat datang." sambung Jingga. dan yang satunya lagi hanya mengangguk, siapa lagi kalau bukan si polos Tania.
"Makasih ya kalian udah mau datang kesini." Senja merasa terharu melihat kedatangan ketiga sahabatnya. padahal dia tidak mengabari apapun pada mereka.
"ini udah kewajiban kita sebagai sahabat Nja." jawab Alya, sipaling dewasa diantara mereka berempat.
"kita kan selalu sama sama dalam suka maupun duka" sambung jingga, si paling keras kepala. namun tumben hari ini menjadi sosok dewasa.
"dukanya apa jingga?" ini nih, pertanyaan aneh dari si paling polos, Tania.
"DUKANYA LO PUTUS SAMA RENDY" teriak Jingga dan Alya kompak. membuat Senja terkekeh melihat ketiga sahabatnya itu.
dia sedikit terhibur dengan kehadiran ketiga sahabatnya ini.
Melihat Empat gadis yang sedang tertawa, membuat Devi yang baru saja keluar dari dapur ikut tersenyum.
"aduduh, pada ngetawain apa ini, ramai bener." celetuk Devi yang menghampiri mereka dengan membawa nampan berisi 4 minuman dan beberapa cemilan.
mendengar suara Devi, keempat gadis itu langsung diam dan menatap kearah wanita paruh baya itu.
"Eh, kok Tante ambilin minum kita sih. nanti Senja bisa ambil sendiri loh." seru Senja, merasa tak enak pada Devi. ia pun menghampiri Devi dan mengambil nampan dari tangan wanita itu.
"nggak papa sayang, kamu kan lagi ada teman teman kamu."ucap Devi dengan tersenyum manis.
"Tante siapa, kok kita baru lihat?" tanya Tania dengan wajah polosnya, membuat Alya dan Jingga menganga mendengar pertanyaan sahabat polosnya itu.
"kenalin, nama tante Devi. calon mertua Senja." mendengar Devi memperkanalkan dirinya, membuat Alya, Jingga, juga Tania menatap kearah Senja yang sudah memejamkan matanya erat itu.
"Senja mau kawin ya?" ceplos Tania.
"Tania mendingan lo diem dulu deh, pertanyaan lo dari tadi gak bener semua tau nggak." Jingga merasa geram dari tadi Tania bertanya yang aneh aneh. sebenarnya bukan pertanyaannya yang aneh, tapi kata katanya yang membuat orang terdekatnya menjadi malu.
mendengar omelan Jingga, Tania manggaruk keningnya bingung.
"perasaan dari tadi gue tanyanya bener deh."
"lo bener tanyanya, tapi bahasa lo yang nggak bener." celetuk Alya. makin bingung lah tuh cewek yang polosnya kebangetan.
"udah ah, gue mau nanya ke Senja. lo beneran mau nikah Nja?" Tanya Alya pada Senja dan diangguki oleh kedua sahabatnya yang lain.
"iya, Senja mau nikah. nanti malam dia langsung pulang kerumah tante. iya kan sayang?" belum menjawab, Devi sudah mendahului Senja dan di akhiri pertanyaan meminta persetujuan pada Senja.
"bagus deh Tan, kalau Senja nikah dan langsung ikut Tante. soalnya kita nggak tega dia sendirian dirumah." celetuk Jingga. membuat Alya dan Tania mengangguk setuju.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 35 Episodes
Comments