"Bagaimana Langit?" tanya David, setelah mereka_ David, Langit dan Devi_ berkumpul diruang kerja pria paruh baya itu seperti apa yang dikatakan David saat diruang makan tadi. Lalu, dimana Senja? gadis remaja itu langsung menuju kekamarnya setelah makan malam tadi.
"bagaimana apanya Pa?" tanya balik Langit yang kini sudah duduk disofa ruang kerja bersama kedua orang tuanya.
"jangan pura pura lupa kamu, Papa sudah memberimu waktu cukup lama. dan ini sudah melebihi batas waktu yang kamu pinta." tegas pria paruh baya itu.
"Pa…"
"No, Papa nggak mau kamu mengulurnya lagi." David memotong ucapan Langit. dia sangat tau apa yang akan pemuda itu katakan. Langit langsung menatap sang Mama yang duduk dihadapannya, tepatnya disamping sang Papa untuk meminta pembelaan. Namun, Devi tak mengeluarkan sepatah katapun. Langit menghela nafas nya kasar.
"Sekarang apa yang Papa inginkan?" akhirnya Langit memutuskan untuk mencoba menuruti Orang tuanya.
"sesuai dengan perjanjian kita waktu itu. jika kamu tidak bisa mencarinya sendiri, maka Papa dan Mama yang akan mencarikannya." jelas David.
"Papa sama Mama kan tau kalau Langit itu gak suka berhubungan sama wanita selain Mama."
"jangan karena masalalumu kamu menghancurkan hidupmu Nak. nggak semua wanita seperti itu." Akhirnya Devi bersuara setelah sejak tadi menutup mulutnya. , mangalihkan atensi pemuda itu yang menatap tajam kearah sang Papa.
"nggak sama apanya Ma, setiap kalian mendekatkanku pada wanita, semuanya sama. hanya menginginkan harta."
"tapi ini berbeda Nak, Mama janji ini yang terakhir. jika yang ini sama juga, Mama sama Papa akan menuruti keinginanmu." mendengar ucapan Devi, David langsung menoleh kearah sang istri.
"kamu ini apa apaan Ma? kamu mau anak kita hidup tanpa pendamping seumur hidaupnya?" David sangat kesal pada istrinya yang memberikan janji seperti itu pada Langit. dia sangat tau, Langit itu tidak pernah mengingkari janjinya tanpa alasan. tapi dia juga akan menagih janji seseorang saat orang itu mengingkarinya tanpa alasan.
Devi hanya terdiam melihat kekesalan sang suami. karena kali ini ia merasa sangat yakin dengan pilihannya.
"Bagaimana Nak?" bukan meredakan kekesalan suaminya, Devi malah bertanya pada Langit membuat wajah David semakin memerah. bukan karena merah salting ya, tapi merah karena menahan kekesalannya. lihat saja nanti saat mereka sedang berdua, David akan menghukum istri kesayangannya itu. bukan hukuman dipukul atau apalah itu ya, tapi hukuman orang bucin untuk kesayangannya.
"baiklah, siapa wanita itu?" tanya Langit, yang sangat tau arah pembicaraan kedua orang tuanya itu.
"Senja, gadis yang tinggal bersama kita itu." Langit terkejut saat Devi menyebutkan satu nama. nama yang tadi ia dengar saat makan malam.
"berapa usianya?" tanya langit lagi.
"satu bulan lagi 18 tahun." lagi lagi langit dibuat terkejut mendengar pernyataan sang mama.
"itu artinya dia masih duduk di bangku SMA?"
"Iya."
"CK, masih bocil udah matre aja. gimana besarnya." gerutu Langit. ia lalu berdiri akan keluar dari ruang kerjanya.
"jaga ucapanmu Langit!" David membentak putranya. bukannya takut, Langit malah dengan Santainya menyandarkan punggungnya disandaran sofa dengan tersenyum miring. sedangkan Devi, ia mencoba menenangkan suaminya dengan mengusap lengan David.
"sudahlah, aku capek mau istirahat. kalian tentukan saja tanggal pernikahannya." Langit langsung berdiri untuk pergi meninggalkan kedua orang tuanya. Namun langkahnya terhenti saat mendengar ucapan David.
"besok malam kalian menikah." Setelahnya, Langit kembali melanjutkan langkahnya untuk pergi kekamarnya.
...****************...
Sarapan pagi telah berlangsung didalam ruang makan keluarga William. keheningan terjadi selama makan pagi berlangsung.
"sayang hari ini jangan sekolah dulu ya." pinta Devi pada Senja yang sudah mengenakan seragam sekolahnya itu.
"tapi Ma, 2 bulan lagi Senja ujian Nasional. kalau Senja nggak masuk sekolah, nanti nilai Senja turun." jawab gadis berseragam sekolah itu.
"kamu jangan takut nilaimu turun Nak, kamu nggak masuk sekolah kan ada alasannya." jawab David dengan santainya. Senja menolah kearah David ingin bertanya. namun, seolah tau, David kembali berucap "kamu masih berduka Nak, sekolah akan memberimu keringanan selama seminggu. lagian, nanti malam kamu dan Langit akan menikah." Senja membelalakkan matanya mendengar kalimat terakhir David. menikah? apa benar ia akan menikah diusia muda? itulah pertanyaan pertanyaan dalam hatinya. ia lalu menoleh kearah Langit, tapi reaksinya hanya datar saja.
"aku sudah selesai, aku mau langsung berangkat kekantor." bukannya mengurusi pernikahannya nanti malam, pemuda itu malah bangkit dari duduknya dan menyalimi kedua orangtuanya lalu pergi begitu saja tanpa menoleh kearah Senja. melihat itu, Senja langsung menundukkan kepalanya sendu.
"Sudah, kamu ask kekamar lagi saja ya Nak, nanti akan ada tukang make up yang akan datang kesini." jelas Devi. Senja hanya mengangguk menuruti saja. ia langsung pergi kekamarnya yang berada dilantai 3 dengan menggunakan lift.
sesampainya dikamar, ia langsung duduk dimeja belajarnya dengan tatapan kosong. dia kemudian membuka laci meja itu dan meraih sebuah foto yang sedikit usang. ya, itu adalah fotonya bersama Sang Ibu yang sudah meninggal.
"Bu, kata Mama Devi, nanti malam Senja akan menikah dengan anaknya, yaitu kak Langit. sebenarnya Senja takut sama kak Langit Bu melihat wajahnya sepertinya dia sangat galak. tatapannya juga sangat tajam Bu, Senja takut setiap menatap matanya. Bu, doakan Senja ya, semoga kak Langit bisa menyayangi Senja. Senja juga bisa menjadi istri yang baik buat kak Langit." gumam Senja pada foto sang Ibu. tak terasa bulir bening dari kelopak mata indahnya itu turun tanpa izin sang pemilik.
TING…
lamunan senja buyar saat mendengar ponselnya berdering menandakan adanya pesan dalam ponselnya. gadis itu lalu meraih ponselnya yang tergeletak dihadapannya. ternyata pesan itu dari grup chatnya dan ketiga sahabatnya.
...BEAUTY GIRL'S...
Alya
'udah pada berangkat blm Girls?'
Tania
'Tania lagi nunggu jemputan ayang Rendy'
Jingga
'OTW'
Alya
'@Senja mana nih. berangkat gk lo?'
Senja
'sorry ya girls, gue blm bsa brngkt sekolah 🙏'
setelah membalasnya, Senja kembali meletakkan ponselnya. kemudian ia berdiri lalu pergi ke walk in closet untuk Mengganti pakaian sekolahnya menjadi pakaian rumahan.
Drrrrttt drrrrttt drrrrttt
setelah mngganti pakaian, senja ingin keluar kamar untuk menemui Devi. namun lagi lgai ponselnya berdering menandakan ada panggilan masuk, bukan lagi pesan.
Senja langsung meraih ponselnya guna melihat sipemanggil. ternyata bukan sahabtnya yang menelpon, tapi Daniel, sang most wanted disekolahnya yang digadang gadang telah menyukainya.
tanpa menunggu lama, gadis itu lalu menjawab panggilan telepon dari Daniel.
"Hallo...."
"Hallo Senja, lo apa kabar?" sapa Daniel, setelah mendengar suara Senja.
"gue baik, ada apa Niel?"
"nggak ada, gue cuma mau ngucapin turut berduka cita, sorry kemarin gue nggak ada disaat lo lagi berkabung."
"Thanks, gue nggak papa kok."
"eemmm lo nggak sekolah Nja?"
"belum Niel, kenapa?"
"nggak papa, nanya aja. nanti sepulang sekolah gue sama teman teman kerumah lo boleh?" tanya Daniel. Senja membelalakkan matanya. gadis itu terdiam cukup lama memikirkan jawaban apa yang tepat untuk pertanyaan Daniel?
"Hallo, Senja lo masih disana kan?" dari sebrang telepon laki laki itu memecahkan pemikiran Senja.
"eh, ha...hallo Niel. sorry, bukan gue nggak mau kalian kerumah gue. tapi gue udah pindah rumah, sorry banget ya." Senja merasa tidak enak menolaknya. tapi mau bagaimana lagi, nggak mungkin kan kalau dia jujur?
"tapi Nja ...."
Tok! Tok! Tok!
belum selesai Daniel berucap, Senja langsung mematikan teleponnya karena pintu kamarnya diketuk oleh seseorang.
setelah mematikan teleponnya, Senja langsung meletakkan ponselnya diatas nakas lalu berjalan untuk membuka pintu kamarnya.
"Maaf nona mangganggu. ini perias yang akan mendandani anda sudah datang." ucap seorang Maid yang mengantarkan seorang wanita yang menyeret sebuah koper kecil yang kemungkinan isinya adalah alat make up.
"oh iya, makasih mbak siska." ucap Senja.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 35 Episodes
Comments