BAB 5

"Langit, kamu mau kekantor kantor kan?" Tanya David, setelah ia menyelesaikan sarapannya.

Langit hanya menjawab dengan deheman saja.

"Kamu sekalian antar Senja ke sekolah ya." Lanjut David. Langit menatap datar kearah Papanya.

"Langit nggak bisa Pa, Langit ada meeting pagi ini. suruh sopir saja." Ucap Langit. setelah itu ia berdiri dari duduknya lalu pergi meninggalkan ruang makan tanpa sepatah katapun.

"Langit…"Panggil Devi. Namun tidak mendapatkan respon dari sang Anak. Sementara David, dia hanya geleng geleng kepala melihat kelakuan putra tunggalnya yang super dingin itu.

"Sudah Ma, Senja bisa berangkat naik angkutan umum kok. Lagian tadi kak Langit udah bilang ke Senja kalau dia nggak bisa antar Senja." Tentu saja gadis itu berbohong tentang ucapannya. Ia hanya tidak ingin masalah rumah tangganya diketahui oleh kedua mertuanya.

"Begitukah? ya sudah kalau begitu kamu berangkat sama Mama aja sekalian Mama mau ke butik." Ucap Devi. Senja mengangguk dengan senyum manisnya. Tentu saja senyuman itu palsu, karena gadis itu telah menyimpan banyak luka yang telah ditorehkan oleh sang suami dalam semalam.

'Maaf Ma, Senja terpaksa bohongi Mama. Senja nggak mau Mama sama Papa marah sama Kak Langit.' monolog gadis itu dalam hati.

"Tunggu sebentar ya Sayang, Mama mau ganti baju dulu." Ucap Devi. Ia kemudian pergi dari ruang makan menuju kekamarnya untuk mengganti pakaian. sementara David, ia juga pamit untuk pergi keruang kerjanya. Ya, pria paruh baya itu tidak lagi pergi ke perusahaan, ia hanya memantau dari rumah saja.

Senja juga beranjak dari ruang makan menuju keruang tamu guna menunggu mertuanya muncul.

"Nona mau bawa bekal?" tanya bik Sumi yang tiba tiba muncul dari dapur dan mengagetkan gadis remaja itu.

"Eh Bibi, kalau boleh Senja mau bawa bekal." jawab Senja menerima tawaran Bik Sumi.

dengan senyum manis yang terpatri dibibir wanita paruh baya itu, bik Sumi meminta Senja untuk menunggunya. "Kalau begitu bibi buatkan sebentar ya. Nona tunggu disini." Bik Sumi langsung pergi ke dapur guna menyiapkan bekal untuk Nona mudanya.

setelah beberapa menit, Bik Sumi datang dari arah dapur dengan membawa kotak bekal berwarna pink bersamaan dengan pintu lift terbuka dan menampilkan seorang wanita dengan tampilan modis nya.

"Itu bekal buat siapa Bik?" tanya Devi yang berpapasan dengan Bik Sumi.

"Buat Nona muda Nya." jawab bik Sumi sopan. Devi hanya berohria saja lalu berjalan bersama bik Sumi menghampiri Senja.

...****************...

Di SMA Will School, terlihat 3 gadis remaja yang berdiri didepan gerbang sekolah guna menunggu seseorang yang mereka nantikan sejak kemarin.

"Ini serius kan Senja berangkat hari ini?" Tanya Jingga, yang merasa ragu karena sudah hampir satu jam mereka berdiri disana tapi tak ada tanda tanda kemunculan orang yang mereka tunggu.

"Serius lah Jing, gue baru aja chat dia, katanya bentar lagi sampai." Jawab Alya yang sedari tadi matanya menatap kearah ponselnya.

"Anjir lo Al, panggil nama gue yang lengkap, jangan ambil depannya doang. berasa umpatan nama gue." Gerutu Jingga, tidak terima dengan panggilan yang Alya berikan.

"Hahaha, ngakak gue tau nggak Jing…ga..." Alya benar benar membuat Jingga semakin kesal.

"Kok Alya manggil Jingga berasa kaya mau panggil anjing yaa?" ini nih, mulut polos Tania. Kalau sudah ngomong terlalu jujur membuat Alya dan Jingga serasa ingin mengumpat pada sahabat polos yang mendekati bodoh ini.

"nggak usah diperjelas juga kali Tan, bikin gue makin kesel aja lo."

Tin tin

suara klakson mobil menghentikan keributan tiga sahabat itu. Merek langsung menoleh kearah mobil yang membunyikan klakson yang sudah berhenti itu.

tak lama, turun dua orang wanita dari sisi mobil yang berbeda.

"SENJA...." Teriak tiga gadis yang sekarang sudah menghambur memeluk gadis yang baru saja turun dari mobil itu.

Sementara wanita satunya yang tidak lain adalah Devi, ia tersenyum hangat melihat keakraban empat remaja itu.

"Kita kangen banget sama lo, padahal baru sehari nggak sekolah." ucap Jingga, diangguki Alya dan Tania membuat Senja merasa bersyukur memiliki sahabat yang menyayanginya.

"Gue juga kangen sama kalian. Thanks ya selalu ada buat gue." Senja benar benar merasa terharu dengan kasih sayang sahabatnya.

"Sebentar lagi masuk loh, kalian mau tetap disini?" Suara Devi membuyarkan pelukan mereka yang masih melekat sedari Senja turun dari mobil.

"Eh, Tante Devi. maaf kita jadi ngelupain Tante." Seru Alya, kemudian ia menghampiri wanita paruh baya itu dan menyalaminya di susul oleh Jingga juga Tania.

"nggak papa, Tante juga pernah remaja seperti kalian kok." jawab Devi, tanpa ada raut kemarahan di wajah cantik wanita paruh baya itu.

"Kalau gitu Tante langsung pamit ya, tante titip menantu Tante ke kalian." pamit Devi, ia lalu memasuki mobilnya dan raut wajah terkejut ketiga gadis remaja itu. sementara yang disebut menantu tadi, ia malah menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

"Lo hutang penjelasan sama kita Nja." tegas Alya, lalu berjalan menuju ke kelasnya diikuti tiga gadis lainnya.

Sesampainya dikelas, mereka duduk di bangku masing masing. Senja duduk berdampingan dengan Alya, sedangkan Jingga dan Tania duduk didepan mereka.

"pengumuman jamkos nih kita cuma dikasih tugas ke Bu Nita, tugasnya udah gue share ke grup." seru Aldo, sang ketua kelas.

"kantin yuk."

"mojok aja."

"Mabar yok Mabar."

"bobok aja dah."

seru para siswa siswi kelas XII IPA 1 merayakan jam kosongnya disela sela akan menghadapi ujian nasional. dalam beberapa detik kalas langsung terlihat sepi.

"kantin yuk, gue laper nih." Ajak Tania pada tiga sahabatnya.

"tunggu dulu, kita butuh penjelasan dari Senja tentang apa yang dikatakan tante Devi tadi." cegah Jingga, mencekal tangan Tania yang sudah akan pergi tadi. Akhirnya Tania kembali duduk, mereka bertiga duduk menghadap kearah Senja.

"Sekarang jelasin ke kita Senja." Tegas Alya penuh dengan intimidasi.

Senja menarik nafas nya dalam lalu menghembuskannya secara perlahan. "Iya, gue udah nikah sama Kak Langit tadi malam."

"Berarti semalam lo udah di unboxing dong sama laki lo." lagi lagi mulut tanpa filter Tania berbunyi.

"Ck, lo mending diam dulu deh Tan. telinga gue ternodai kalau kalau mulut lo udah bunyi." decak Jingga. Ia sangat kesal dengan sahabat satunya itu. kalau bukan sahabatnya, sudah Jingga tendang ke Mars tuh.

"Diem dulu lo pada. Gue masih mau ngomong sama Senja." Tegur Alya, membuat dua orang yang ingin kembali berdebat langsung kicep. "terus, lo kenapa nggak kasih tau kita Nja." lanjutnya, melempar pertanyaan kearah Senja.

"sorry, acaranya mendadak. lagian acaranya diadakan secara privat, cuma dihadiri keluarga juga tetangga dekat." jelas gadis itu, berusaha membuat sahabatnya mengerti akan kondisinya.

"Tapi lo nggak ada niat buat sembunyiin ini ke kita kan?" Senja menggelengkan kepalanya menjawab pertanyaan dari Alya. Dia emang berniat menceritakan ini ke sahabatnya saat bertemu, Namun ucapan Devi pagi tadi mendahului niatnya.

Krrruuuukkkk

Suara itu memecahkan keseriusan empat gadis yang sedang menginterogasi salah satunya dan menoleh ke arah sumber suara.

"Lo lapar?" Tanya Jingga pada sang pemilik suara itu. Membuat pemiliknya nyengir menampilkan deretan gigi rapinya.

"hehe iya, cacing di perut gue kayaknya minta asupan." jawab gadis itu yang tak lain dan tak bukan adalah Tania. ketiga gadis itu kompak memutar bola matanya jengah melihat kelakuan sahabatnya satu itu.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Terpopuler

Comments

Amara Agustina

Amara Agustina

saran kak..visual lokal kan cakep2 kak.knp gak pake yg lokal saja...cinta produk dlm negri😅😅mereka gak kalah keren kog sama produk luar.jadi serasa baca novel korea🙏🙏

2023-05-17

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!