Acara pernikahan dilaksanakan dikediaman Keluarga William secara tertutup dan hanya dihadiri keluarga terdekat juga tetangga dekat saja kini telah usai. Para tamu sudah pergi meninggalkan kediaman William, kini tinggallah David dan istrinya juga pasangan pengantin baru itu.
"Nak, kamu pasti lelah istirahatlah. Langit, bawa istrimu kekamar." perintah Devi pada anak dan juga menantu kesayangannya itu.
"Ma, Senja kan masih sekolah. Alangkah lebih baiknya kita tidur terpisah terlebih dahulu."Tawar Langit. Sebenarnya ini hanyalah alasan pemuda itu. dia masih belum bisa menerima pernikahan ini. Entah belum bisa atau tidak akan pernah bisa. kita lihat saja nanti.
"Tidak ada alasan Langit. tidak baik pasangan suami istri tidur terpisah. Apalagi kalian ini pengantin baru. lagipula, kalaupun Senja langsung hamil tidak masalah, karena dia tinggal 2 bulan lagi sekolah. iya kan Nak?" perjelas Devi, diakhiri pertanyaan pada Senja. Namun gadis itu hanya diam menunduk. takut jika jawabannya akan disalahkan oleh Suaminya ini.
"sudah lah Ma, Langit capek mau istirahat. Dan kau…"tunjuk Langit pada Senja. ia menjeda ucapannya. "ikutlah denganku." Lanjutnya. kemudian pemuda itu berjalan lebih dulu meninggalkan keluarganya dan diikuti Senja dibelakangnya.
Sesampainya dikamar Langit, ia memerintahkan Senja untuk duduk disofa kamarnya. kemudian ia berjalan kearah nakas dan membuka laci nakas untuk mengambil sesuatu. Setelahnya, ia berjalan menghampiri istrinya dan duduk didepan Senja dengan berbatas meja kaca itu lalu ia menyodorkan sebuah map dihadapan gadis itu. Dengan reflek Senja mendongak menatap map itu lalu melihat kearah pemuda berwajah dingin itu.
"A…apa i…ini kak?" dengan takut, Senja memberanikan diri bertanya pada suami dinginnya.
"Surat kontrak pernikahan. kamu tanda tangan disitu, saya sudah tanda tangan dan ambil salinannya." jawab Langit dingin.
"K…kontrak pernikahan?" Dengan tangan bergetar, gadis itu meraih map yang ada dihadapannya.
"Ya. Apa kurang jelas yang saya katakan? Kita akan menjadi suami istri selama 5 bulan Setelah itu kita akan bercerai. dan lagi, kita tidak boleh mencampuri urusan masing masing, kita tidak akan berhubungan suami istri, dan kita juga tidak akan tidur satu ranjang. Sisanya kamu baca sendiri didalam surat itu." Jelas Langit panjang lebar. tapi wajahnya tetap tanpa ekspresi.
tanpa terasa air mata gadis itu keluar tanpa bisa dicegah. mungkinkah ini awal dari penderitaannya hidup bersama pria arogan seperti Langit?.
"Tidak perlu kamu mengeluarkan air mata buayamu itu. Aku sudah sering bertemu wanita sepertimu yang hanya menginginkan uang saja. Sekarang cepat tanda tangani surat itu, saya ingin segera istirahat." Mendengar penghinaan dari Langit, Senja langsung menghapus air matanya dengan kasar. Ia lalu meraih pulpen yang Langit berikan bersama map tadi kemudian membubuhkan tanda tangan pada kertas itu. Langit kemudian menyambar map itu dari tangan Senja kemudian ia berikan salinan kontrak itu pada Senja lalu berdiri dari duduknya.
"Mulai sekarang kamu tidur disofa atau dilantai terserah kamu, yang penting jangan satu ranjang dengan saya. dan satu lagi, kamu tenang saja setelah kita bercerai kamu tidak akan kekurangan uang. kamu akan mendapatkan sedikit harta dari saya supaya kamu tidak lagi mengejar pria kaya seperti saya." lagi, Langit kembali menyakiti hati gadis itu. Dan lagi juga, Senja lagi lagi meneteskan air matanya dalam diam.
'sabar Senja, hanya lima bulan, kamu harus bertahan selama lima bulan. Itu hanya sebentar' monolog Senja dalam hati. Ia mencoba untuk menyemangati dirinya sendiri. sedangkan Langit, ia sudah terlelap diatas kasur empuknya dengan nyaman.
...****************...
Pagi pagi sekali, Senja sudah terbangun dari tidurnya. Badannya tesa sedikit sakit karena semalaman ia tidur disofa. Itu yang Langit perintahkan pada Senja semalam.
Senja menatap kearah ranjang terlihat Langit yang masih terlelap dengan bertelanjang dada sepertinya. karena selimut pria itu sedikit tersingkap dan memperlihatkan punggung putihnya.
Tak ingin berlama lama memandang pria itu, Senja segera beranjak untuk membersihkan diri kemudian ia menyiapkan pakaian kerja untuk suaminya itu walaupun entah diterima oleh pria itu atau tidak, setidaknya ia berusaha menjadi istri yang baik untuk suaminya meskipun dalam jangka waktu lima bulan saja.
Setelah selesai urusan di walk in closet, Senja segera keluar dari kamar itu sebelum langit terbangun. Ia turun kelantai bawah dan menuju dapur. sesampainya di dapur, ia melihat Devi yang sedang berkutat dengan alat alat dapur.
"Pagi Ma." Sapa gadis itu, membuat wanita paruh baya yang sedang fokus memotong sayuran terjengit kaget.
"Ya ampun, kamu bikin Mama jantungan tau nggak. Pagi juga Sayang." ucap Devi yang tidak ada marah marahnya itu dan di akhiri dengan balasan ucapan selamat pagi.
Sementara Senja? gadis itu hanya nyengir saja menampilkan deretan gigi putihnya. "Maaf, Senja bikin kaget Mama." Senja merasa bersalah telah mengagetkan mertuanya.
Devi lalu menghentikan kegiatan memotong sayurnya lalu menghadap kearah menantu kesayangannya. "nggak papa Nak, Mama cuma kaget aja kok. Oh ya, ngapain kamu pagi sekali kesini? butuh sesuatu?"
"Senja nggak butuh apa apa Ma. Senja emang terbiasa bangun pagi.…"jawab Senja, menghentikan ucapannya. "Eemmm, boleh Senja bantu Mama masak?" lanjutnya. Senja ragu menanyakannya, tapi ia harus berani kan?
Dengan senyum manisnya, wanita paruh baya itu menganggukkan kepalanya. "sangat boleh sayang, ini adalah impian Mama dari dulu, ada teman untuk berkutat didapur." akhirnya dua wanita beda generasi itu melanjutkan aktifitas memasaknya dengan sedikit gurauan agar merasa tidak terlalu canggung.
Setelah 30 menit, akhirnya masakan mereka telah siap dihidangkan.
"Sudah Nak, sekarang kamu siap siap pakai seragam sekolah juga ajak suamimu sarapan. Mama juga akan panggil Papa. biar ini yang menyiapkan dimeja makannya Bik Sumi Saja." perintah Devi. Senja hanya menganggukkan kepala lalu pergi meninggalkan dapur menuju kekamarnya. tidak! Lebih tepatnya kamar Langit.
Baru saja membuka pintu kamar, Senja sudah disuguhkan dengan tatapan tajam Pria itu. dengan rasa takut yang menguasai dirinya, gadis itu langsung menunduk.
"Apa kamu tidak membaca kontrak yang saya berikan tadi malam?" tanya Pria itu dengan tatapan tajamnya yang mengarah pada Senja yang masih setia menundukkan wajahnya.
Gadis itu hanya mengangguk menjawab pertanyaan Langit.
"Kalau kamu sudah membacanya, kenapa kamu tidak mengerti juga. Disitu sudah jelas tertulis kalau kamu jangan pernah menyentuh barang barang pribadi saya. tapi kenapa kamu masih melakukannya?" Sarkas Langit. Namun tidak ada reaksi dari Senja. "JAWAB!!" Bentak Langit, membuat gadis itu terkejut sampai memejamkan matanya dengan erat.
"S…Senja cuma m…mau memenuh…i kewajiban Senja sebagai I…istri." jawab gadis itu terbata bata.
"nggak perlu. Kamu nggak perlu melakukannya. saya nggak butuh perlakuan manis mu yang palsu itu." Tegas Langit. Ia langsung berlalu meninggalkan Senja yang masih berdiri didekat pintu.
lagi lagi pria itu menghinanya dan lagi lagi gadis itu meneteskan air matanya. Senja bukanlah gadis yang kuat, dia hanyalah seorang gadis remaja yang lemah lembut serta polos dan lugu.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 35 Episodes
Comments
Amara Agustina
mampir kak...semoga ceritanya lain drpd yg lain
2023-05-17
0