Setelah segala bujukan yang Devi dan David layangkan juga dengan bantuan dari tiga sahabatnya, akhirnya Senja menerima tawaran dari sahabat ibunya itu. Senja memang setuju untuk tinggal bersama Diva, tapi ia belum menyetujui tentang perjodohan yang dilakukan oleh Devi untuknya.
kini mobil yang dikendarai oleh David telah memasuki sebuah mansion mewah. Senja menatap takjub rumah bak istana itu.
"ayo Nak, kita masuk."Devi membuyarkan lamunan Senja yang sejak tadi menatap tak percaya pada bangunan yang ada didepan matanya ini.
"Eh, i…iya Tante." jawab Senja. Devi langsung meraih tangan Senja menggandengnya dan mengajaknya masuk.
sampai didepan pintu utama mansion, mereka disambut dengan ramah oleh para pria dan wanita berseragam.
"selamat datang Tuan dan nyonya besar." kepala maid berkata mewakili para bawahannya. mereka lalu menunduk hormat pada majikan mereka.
"Hm, apa kamu sudah menyiapkan apa yang saya perintah?" tanya Devi pada Siska, salah satu maid itu.
"Sudah Nyonya, saya sudah menyiapkannya." jawab Siska, menunduk tanpa berani menatap kearah majikannya. Devi hanya mengangguk tanda ia puas dengan pekerjaan Siska. ia kemudian membubarkan para maid untuk kembali mengerjakan pekerjaan mereka masing masing.
"ya sudah, Mama antar Senja kekamarnya. papa akan keruang kerja sebentar." ucap David, lalu pergi meninggalkan dua wanita beda generasi itu.
Devi kemudian membawa Senja menuju kelantai tiga dengan menaiki lift. Senja hanya diam saja dengan mengikuti langkah Devi. Namun, percayalah dalam diamnya, ia selalu menatap takjub pada setiap sudut ruangan yang ia lewati itu.
"sayang, kita sudah sampai." lagi lagi Devi menghancurkan rasa takjub Senja. Senja kemudian menatap kearah Devi yang kini telah membuka pintu sebuah ruangan.
"ini kamar kamu Nak." Devi menunjukkan sebuah kamar mewah pad Senja. kedua wanita itu lalu memasuki kamar itu.
lagi lagi Senja menatap takjub pada kamar yang kata Devi akan menjadi kamarnya itu.
"apa ini kamar anak perempuan Tante?" tanya Senja dengan wajah polosnya. Devi tersenyum lembut lalu menggelengkan kepalanya.
"Tante nggak punya anak perempuan sayang. anak Tante cuma satu laki laki, yaitu calon suami kamu."
mendengarnya, Senja langsung membelalakkan matanya.
"tapi Tan, kenapa harus menikah? bahkan Senja nggak kenal sama anak Tante."
"karena Tante ingin kamu menjadi menantu Tante Senja. bahkan almarhum Ibumu sudah merestuinya. apa kamu lupa dengan ucapan terakhirnya? itu sama saja dengan keinginan terakhirnya Nak, apa kamu tidak ingin memenuhinya?" peringat Devi. Senja terdiam karena ingat dengan ucapan terakhirnya.
Senja menghela nafas pelan. "baiklah Tante, apapun yang terbaik buat Senja, Senja akan menurutinya. karena Tante juga sudah seperti orangtua Senja." pasrah Senja. mau bagaimana lagi, menolakpun sia sia saja bukan? mungkin ini adalah takdirnya, pikirnya.
"nah, karena Tante sudah seperti orangtua kamu, maka kamu harus panggil tante Mama ya."
"iya Tan… maksudnya Mama." senyum Devi mengembang mendengar Senja memanggilnya Mama. inilah yang sia inginkan, seorang anak perempuan memanggilnya mama.
"ya sudah, kamu bersihkan dirimu lalu istirahat. nanti saat makan malam akan mama panggil. dan ya, semua pakaian kamu udah mama siapkan didalam walk in closet." setelah memberi tahu, Devi langsung Pamit pada Senja untuk pergi dari kamar gadis itu.
...****************...
Sebuah mobil sport mewah memasuki gerbang utama mansion keluarga William. seorang pria dengan memakai pakaian formal ditambah dengan kacamta hitam yang bertengger dihidung mancungnya itu keluar dari mobil.
ia kemudian memasuki mansion itu dan disambut senyuman hangat oleh kedua orang tuanya. tidak! senyuman itu hanya terpatri dibibir manis sang Ibu saja, sedangkan Ayahnya? tidak beda jauh dengan dirinya yang berwajah datar nan dingin bagai kulkas seribu pintu.
Devi langsung menghampiri putranya itu dan memeluknya penuh kerinduan. "kamu pulang sayang, mama kangen sama kamu nak."
"iya Ma, Langit juga kangen sama Mama." jawab pria itu yang tidak lain adalah Langit Anderson William. pewaris tunggal dari keluarga William yang sekarang telah menjabat sebagai presdir diperusahaan keluarganya yaitu WILL COMPANY. Langit pergi ke Luar negri selama sebulan untuk melakukan perjalanan bisnisnya.
David ikut tersenyum melihat Ibu dan Anak itu berpelukan saling melepas rindu mereka. sebenarnya, dia juga merindukan putra semata wayangnya itu, tapi egonya lebih tinggi dari pada perasaannya. jadi dia hanya melihat saja sebagi obat kerinduannya.
"apa kalian akan berpelukan seperti ini terus? ini sudah waktunya makan malam." David ini benar benar ya, mereka masih saling melepaskan rindunya tapi malah dihancurkan begitu saja.
"cih, dasar tua bangka." decih Langit lirih. tapi sayang, telinga orang ia sebut tua bangka itu masih sangat tajam sehingga bisa mendengar gerutuan Langit.
"Tua bangka begini juga papa kamu kalau kamu lupa." jawab pria itu yang tidak lain adalah David.
"sudah sudah ayo sekarang kita makan malam dulu. Langit, mama sudah memasak makanan kesukaan kamu, kamu harus makan banyak." Devi langsung menarik lengan putranya dan membawanya keruang makan.
melihat ayam kecap kesukaannya, Langit langsung bergegas menuju meja makan. ia langsung meraih piring akan mengambil makanan. namun, semua itu gagal, tangan seseorang telah menghalanginya. Langit menatap penuh tanya sang pemilik tangan itu.
"ada apa lagi sih Ma, Langit udah lapar." ya, yang menghalangi langit adalah Devi sang Mama. Langit memang seperti ini jika dihadapan kedua orang tuanya. terlihat manja, cerewet, juga hangat. sangat berbeda jika berada dihadapan orang lain. dia akan terlihat datar, dingin, cuek, juga menyeramkan.
"kita masih menunggu seseorang, sabar ya." dengan tersenyum manis, Devi memberi pengertian pada putra tunggalnya itu.
dengan wajah kesalnya, Langit kembali meletakkan piringnya diatas meja dan mendudukkan bokongnya dikursi.
melihat wajah kesal Langit, David terkekeh. memang selalu seperti ini Langit, jika sudah menemukan makanan favoritnya tapi tidak segera ia sentuh, ia akan merasa kesal. tapi ini hanya akan berlaku didalam rumah, tidak diluar.
tak lama kemudian pintu lift terbuka menampilkan seorang gadis remaja dengan menggunakan dress berwrna pink.
"nah itu dia," seru Devi. ia lalu menghampiri gadis itu lalu memeluknya dengan sayang.
sedangkan dua pria berbeda usia yang masih duduk di kursi itu hanya menoleh dengan tatapan yang berbeda. David, dia menatapnya dengan tersenyum tipis dan penuh kehangatan. sedangkan Langit? Dia menatapnya dengan tatapan elangnya yang begitu tajam ditambah lagi dengan ekspresi dinginnya.
"siapa dia Pa?" tanya langit.
menyadari perubahan putranya, David langsung mengarahkan pandangannya kearah Langit.
"biar Mama yang akan memberitahukan mu." jawab David, mengikuti ekspresi dingin putranya.
dua wanita yang tadi berpelukan, kini sudah menghampiri dua pria yang ada diruang makan itu.
"malam pa." sapa gadis itu yang tidak lain adalah Senja.
David membalas sapaan Senja dengan anggukan senyum tipis diwajahnya. Senja pun tertular dengan senyuman dari David.
setelahnya, Senja akan menyapa pria yang duduk dihadapannya, tepatnya disebelah kiri David. pria yang baru ia lihat malam ini.
namun, baru menatap mata pria itu, senyum gadis itu langsung memudar, Senja langsung menundukkan wajahnya karena merasa takut dengan tatapan tajam pria itu.
beberapa menit dalam keheningan, Devi kini menyadari ketakutan Senja pada putranya. dia kemudian merangkul bahu gadis itu.
"Nak, kenalkan dia Langit putra Mama. dan Langit, ini Senja, anak dari sahabat Mama yang baru meninggal tadi siang." mendengar Devi mengatakan kalau pria itu adalah putranya, Senja lalu menatap kearah Devi.
'kalau dia anak mama Devi, itu artinya dia calon suamiku?' batin Senja.
seolah tau apa yang akan senja katakan melalui tatapannya, Devi mengangguk.
"sudahlah aku lapar mau makan." seru pria itu, yang tak lain adalah Langit. ia lalu meraih piring nya dan mengambil nasi beserta lauk pauknya tanp memperdulikan kedua orangtuanya juga gadis tak dikenalnya itu.
"Setelah makan malam keruang kerja Papa. Mama sama Papa mau bicara sama kamu." ucap David. lalu mengikuti putranya memulai makan malamnya dan disusul oleh dua wanita beda generasi itu.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 35 Episodes
Comments