Jalan Menuju CahayaMu
"ASSALAMU'ALAIKUM...
TERIMAKSIH BAGI PEMBACA YANG SUDAH BERSEDIA MAMPIR KE NOVEL SAYA YANG SELANJUTNYA INI..
MOHON DUKUNGANNYA YA, SEMOGA SUKA DENGAN ALUR CERITANYA DAN SELAMAT MEMBACA.. 😉😊
...🌺🌺🌺🌺...
"Nai.. Naisha.."
Naisha mendengar namanya dipanggil - panggil diiringi dengan suara ketukan dari pintu luar kamarnya.
'Abaikan saja, mungkin cuman mimpi,,' bisikan halus dihatinya itu membuat Naisha kembali menarik selimut tebalnya tersebut tanpa sedikitpun membuka mata.
"Naisha.. Bangun sayang, sudah jam berapa ini? Kamu gak sahur? Besok kan puasa.." suara nyaring yang ia kenali itu kembali mengusik ketenangan tidur Naisha. Dan mau tidak mau membuat Naisha membuka matanya sambil menggeliatkan badannya dengan malas - malasan.
"Nai.. Abimu sudah menunggu kamu di ruang makan. Segera bangun ya!" perintahnya lagi yang membuat Naisha hanya bisa mendengus dengan kesal.
"Mengganggu saja." gerutu Naisha. Kendatipun demikian, ia tetap bangkit dan kemudian berjalan kekamar mandi dengan rasa kantuk yang tak tertahankan.
Beberapa saat kemudian, Naisha sudah turun kebawah dan bergabung bersama Abi dan Uminya di ruang makan. Dengan mata yang mengantuk dan wajah yang cemberut, Naisha pun menyuapkan nasi kemulutnya dengan ogah - ogahan. Jam segini, benar - benar membuat nafsu makan Naisha tidak ada sama sekali.
"Nai, Bagaimana kuliah kamu? Habis lebaran ini kira - kira bisa selesai gak?" tiba - tiba saja Abi Naisha memecahkan keheningan subuh itu dengan bertanya mengenai kuliahnya.
Mendengar pertanyaan dari Abinya tersebut, langsung saja membuat Naisha tersenyum kecut sembari melepaskan sendok makannya kepiring dengan kasar sehingga menimbulkan bunyi nyaring yang cukup mengagetkan Abi dan Uminya.
"Kenapa sih, Abi? Bertanya tentang hal yang sama terus ke Naisha?" protes Naisha dengan membesarkan matanya tanda tidak senang dengan pertanyaan yang diajukan oleh Abinya itu.
"Karena kamu tidak pernah memberikan jawaban yang pasti ke Abi, makanya Abi bertanya lagi. Coba kamu beri jawaban yang menyakinkan, contohnya begini.. 'InshaAllah, Abi. Akan Naisha usahakan.' pastilah Abi gak bakalan bertanya lagi." jawab Abi Naisha berusaha untuk tetap tenang menghadapi kelakuan Naisha yang sudah menjadi makanan sehari - hari baginya.
"Jawaban Naisha akan tetap sama Abi, Naisha gak akan menyelesaikan kuliahnya Naisha." tutur Naisha dan kemudian tersenyum lebar seakan bahagia sekali melihat wajah Abi dan Uminya yang begitu kecewa dan sedih atas jawabannya itu.
Bagaimana tidak, Abi dan Umi Naisha berharap agar Naisha segera menyelesaikan kuliahnya yang memang sudah terlalu lama diabaikannya. Naisha yang selama ini tidak pernah serius menjalani perkuliahan, ia yang malas - malasan dan malahan lebih banyak tidak masuk kuliah dari pada masuk kuliahnya. Jangankan mempersiapkan diri untuk ujian skripsi, untuk kehadiran saja dia sudah sangat bermasalah.
"Nai.. Apa kamu gak ingin tahun ini segera wisuda seperti teman - teman kamu? Kalau sudah wisuda, kamu akan lebih dekat lagi ke dunia kerja. Kamu bisa menggunakan ijazah kamu untuk melamar pekerjaan." kata Uminya yang ikut - ikutan membujuk Naisha untuk menyelesaikan kuliahnya.
Naisha kembali melepaskan sendoknya dengan keras, kemudian ia pun menyunggingkan senyum getir kearah uminya.
"Stop Umi Sofia..!! Jangan Ikut - ikutan menyuruh Aku, apapun itu. Karena aku gak suka, Umi Sofia cuma ibu tiriku. Jadi, sedikitpun gak berhak mengatur - ngatur hidup aku. Cukup Abi saja yang mengatur - ngatur dan menyuruh aku ini itu, ya walaupun tidak semuanya aku lakukan." ketus Naisha dengan matanya menatap Abi dan uminya secara bergantian.
"Lagi pula, untuk apa aku bekerja? Aku masih punya Abi yang membiayai semua kebutuhan aku." lanjut Naisha lagi dengan gaya sombongnya itu. Abi dan Uminya hanya diam saja dan tidak membalas ucapan kasar yang dilontarkan oleh Naisha tersebut.
...🌼🌼🌼🌼...
Keesokan harinya, tepat jam 9 pagi Naisha dijemput oleh teman dekatnya yaitu Mely dan Tari. Seperti biasa, mereka mengajak Naisha untuk nongkrong dan berkeliaran tak tentu arah sesuka hati mereka bertiga. Mungkin inilah salah satu pengaruh buruk bagi Naisha, bergaul dengan teman yang tidak mendukungnya untuk menjadi baik. Malahan, membuat Naisha menjadi bertambah liar dan susah diatur.
"Nongkrong dimana kita nih?" tanya Mely yang sedang menyetir.
"Hhmm.. Kemana ya bagusnya," gumam Naisha yang duduk disampingnya Mely.
"Nai, mau coklat." ucap Tari seraya menyodorkan jajanan coklat ke Naisha.
"Thanks, Tar." ucap Naisha lalu menerima coklat pemberian oleh Tari. Tentu saja Naisha sadar bahwa dia awalnya berpuasa, tapi itu hanya berlaku didepan orang tuanya saja.
Naisha tampak mencomot coklat dengan santainya, namun tiba - tiba saja mobil yang di kendari oleh Mely berhenti mendadak. Mely mengerem karena ada seekor kucing yang melintas didepan jalan tersebut. Dan otomatis saja coklat yang tengah dimakan oleh Naisha tadi pun terjatuh dan mengenai bajunya.
"Aduuhhh... Mely..!! " jerit Naisha yang merengek melihat wajah dan juga bajunya yang berserakan coklat cair tersebut.
"Aduh, Maaf.. Maaf Sha, aku gak sengaja ngerem mendadak. Itu ada kucing.." kata Mely merasa bersalah.
"Jadi gimana nih? Baju ku kotor jadinya" rengek Naisha.
"Tar, kamu ada air gak?" tanya Mely ke Tari yang sedang mengelus - elus jidatnya yang terantuk di kursi depannya.
"Ngak ada, Lu sih Mel gak hati - hati. Lihat ni jidat gue jadi sakit gini karena terantuk." keluh Tari tak kalah kesalnya.
"Iya, Iya.. Maaf, aku kan gak sengaja. Ada kucing tadi didepan. Untung gak tertabrak sama aku, kalau tidak bakalan kenak sial kita." kata Mely.
"Lu aja sendiri yang kenak sial, jangan ajak - ajak kami." ketus Tari lagi tapi Mely malah mengabaikan ucapan Tari tersebut.
"Oya, didepan itu ada mesjid. Mending kita kesana saja bersihin baju kamu yang terkena coklat ni Nai." usul Mely sembari menunjuk kearah mesjid yang ada didepan mereka.
"Iya, Iya, bolehlah." kata Naisha. Dan detik kemudian Mely memarkirkan mobilnya didepan mesjid tersebut. Setelah itu, Naisha dan Mely pun berjalan diteras mesjid dan menuju ke toilet yang berada dibelakang Mesjid. Sedang asyiknya mereka berjalan beriringan menuju ke toilet, tiba - tiba saja terdengat sebuah suara yang menegur mereka dari arah belakang.
"Maaf Kak, alas kakinya tolong dibuka dulu kalo mau masuk ke mesjid." tegurnya dengan suara yang sopan. Sontak saja Naisha dan Mely membalikkan badannya kebelakang dan mendapatkan seorang lelaki berbaju koko lengkap dengan peci dan kain sarungnya sudah berdiri dihadapan mereka berdua.
"Siapa yang mau masuk kemesjid? Kami cuman mau ke toilet." jawab Naisha agak ketus karena merasa tidak Terima ditegur demikian.
"Iya, walaupun kakak - kakak tidak masuk kedalam Mesjid, tapi dibagian teras mesjid ini sudah termasuk batas suci dan tidak boleh menggunakan alas kaki." jelasnya dengan suara yang pelan dan masih dengan sopan.
"Eh, asal kamu tahu aja ya? Sepatu - sepatu kami berdua ini gak kotor sama sekali, coba lihat ni.. Bersihkan?" ucap Naisha seraya mengangkat sepatunya kearah depan.
"Berlebihan banget sih jadi orang, Aneh!" lanjut Naisha lagi dengan menggerutu. Mely yang melihat kesewotan Naisha itu kemudian menarik tangan Naisha untuk menuju ke toilet mesjid tersebut. Sedangkan Si lelaki hanya bisa beristighfar didalam hati dengan menggeleng - gelengkan kepalanya.
/
/
/
/
BERSAMBUNG...
...🌼🌼🌼🌼...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 68 Episodes
Comments