BAB 4 (AKSI 3 WANITA CANTIK)

"Maaf jika tidak ada keperluan yang lain, saya permisi dulu mau masuk kedalam ya." pamit Aamir karena setelah beberapa detik ia tunggu, namun dari ketiga wanita itu tidak juga mengeluarkan suaranya. Naisha tampak menahan rasa malu plus sakit hati karena lelaki itu menolak berjabat tangan dengannya. Begitu juga dengan Mely dan Tari yang seakan terpana ketika melihat lelaki bernama Aamir itu tidak menyambut uluran tangan dari Naisha.

"Tunggu dulu..!!" akhirnya Naisha kembali memanggil Aamir yang sudah bersiap - siap akan pergi.

"Boleh aku minta nomor HP kamu gak?" tanya Naisha tiba - tiba yang membuat kedua temannya langsung melongo kaget. Mereka tidak menyangka seoarang Naisha mau merendahkan harga dirinya untuk meminta duluan nomor HP laki - laki yang padahal tidak mau berjabat tangan dengannya. Tentu ini hal yang aneh bagi Mely dan Tari.

"Maaf, jika boleh saya tahu untuk apa ya nomor HP saya?" tanya Aamir dengan tatapan herannya. Didalam hati Naisha sungguh merasa gondok juga, bukannya langsung memberi nomornya malahan lelaki itu bertanya lagi.

"Ya.. Untuk.. Untuk bertanya - tanya tentang kegiatan dimesjid ini selama bulan puasa. Kamu, kamu tinggal dimesjid kan? Kamu yang bagian itu apa namanya.. Bersih - bersih mesjid dan bantu - bantu dimesjid kan?" tanya Naisha yang mencoba mencari alasan yang pas untuk meminta nomor HP lelaki itu.

"Ya benar, tapi jika ada yang ingin ditanyakan sebaiknya tanya langsung sama pengurus mesjidnya kak. Pak Daud namanya, kebetulan saya masih baru disini. Akan lebih baik jika kakak bertanya langsung sama beliau. Saya ada nomor HPnya, sebentar ya.." kata Aamir lalu mengeluarkan HP dari sakunya. Sedangkan Naisha langsung memandang kedua temannya secara bergantian dengan tatapan nanar. Sejak tadi sebenarnya dia sudah sangat kesal dan ingin memaki - makin lelaki di hadapannya ini. Namun, berusaha ditahannya demi misi yang sudah direncanakanya sejak awal bersama teman - temannya.

"Ni nomornya ya kak..." kata Aamir lalu menyebut nomor HP pak Daud, Naisha pura - pura mencatat nomor tersebut pada hpnya.

"Kalau tidak ada lagi yang perlu saya bantu, saya permisi dulu ya kak.." pamit Aamir dan kali ini benar - benar pergi dari hadapan mereka.

"Iya, terimakasih." jawab Naisha dengan nada ketus.

Beberapa saat setelah Aamir masuk kedalam mesjid, barulah Naisha menumpahkan kekesalan dihatinya.

"Songong banget tu laki - laki, sok suci, sok keren," gerutu Naisha dengan kesalnya.

"Iya, gue juga gak tahan lihat gaya sok cool dia itu. Pengen gue tabok rasanya. Dan apaan tadi tu? Dia gak mau salaman sama lu Nai, sebuah penghinaan itu bagi lu Nai." kata Tari yang membuat hati Naisha semakin panas dan meradang.

"Iya, aku juga heran. Wanita secantik Naisha mau ngajak kenalan tapi dia biasa saja. Malahan aku jadi curiga, apa jangan - jangan dia homo mungkin ya? Gak suka wanita? Hiiii...." ucap Mely dengan berdelik ngeri.

"Terus dimintak nomor HP pun gak mau ngasih, sok jual mahal. Ganteng juga enggak!!" omel Tari lagi.

"Tapi, yang gue salutkan kenapa lu gak memaki - maki laki - laki tu Nai? Padahal gue tahu lu pasti kesal dan bete banget dengan dia, tapi lu bisa menahannya. Pasti ada sesuatu yang lagi lu rencanain nih." tebak Tari dengan rasa curiga. Mendengar ucapan Tari tersebut, membuat Naisha langsung tersenyum sinis dengan bola matanya memancarkan sebuah kelicikan yang sedang ia rencanakan.

"Kalian lihat saja nantik, laki - laki sok suci itu pasti akan betekuk lutut di hadapan aku seperti laki - laki yang lain. Tunggu saja tanggal mainnya." ujar Naisha dengan sangat yakin...

...🔥🔥🔥🔥...

Pada malam harinya ketiga wanita cantik itu kembali menjalankan aksinya, mereka datang lagi ke mesjid untuk bertemu dengan Aamir. Sesampainya dimesjid, mereka mendapati orang - orang sudah ramai didalam sana sedang melaksanakan sholat tarawih.

"Aduh Nai, kita datang di waktu yang tidak tepat nih. Lagi ramai gini, gimana caranya kita bisa mengajak si Aamir untuk keluar ya?" tanya Mely. Mereka bertiga saat itu masih didalam mobil.

"Iya Ya.. Gimana caranya ya?" tanya Naisha dan tampak sedang berpikir keras.

"Sudahlah kita tunggu saja sampai orang selesai tarawihan, pasti si Aamir itu akan keluar juga dari mesjid." kata Tari memberi saran yang langsung disetujui oleh Naisha dan Mely.

Ternyata benar, setengah jam kemudian sholat tarawih pun selesai dan orang - orang berbondong - bondong keluar dari mesjid. Ketika itu pula, mereka melihat Aamir keluar bersama Pak Daud. Aamir tampak berbincang - bincang dengan pak Daud didepan mesjid, setelah itu Pak Daudpun pamit untuk pulang duluan. Setelah Pak Daud pergi, Aamir kembali akan masuk ke Mesjid namun Naisha dengan cepat keluar dari mobil dan memanggil Aamir.

"Aamir...!!" panggil Naisha dengan suara yang agak melengking. Spontan saja Aamir langsung berhenti dan membalikkan badannya. Betapa kagetnya dia setelah tahu siapa orang yang memanggil dirinya tersebut.

"Hai, maaf mengganggu malam - malam ya." kata Naisha yang kini sudah naik keatas teras mesjid dengan sebelumnya membuka alas kakinya.

"Iya, tidak apa - apa. Tapi, ada apa ya kak?" tanya Aamir dengan gurat kebingungan diwajahnya. Ini adalah kali ketiga ia bertemu dengan wanita itu.

"Panggil Naisha, jangan kakak, Oke?" tegas Naisha yang langsung dijawab dengan anggukkan kepala oleh Aamir.

"Aku dan kedua teman aku ini rencananya mau mintak tolong sama kamu. Bisa kan?" tanya Naisha lalu tersenyum dengan centil. Tapi, sayangnya senyumannya itu tidak dibalas sedikitpun oleh Aamir.

"Minta tolong apa ya kalau boleh saya tahu?" tanya Aamir dengan datar.

"Aku mau mintak tolong kamu ajarin kami - kami ini tentang ilmu agama islam." kata Naisha dengan melipatkan kedua tangannya didadanya. Mendengar pernyataan dari Naisha tersebut, membuat Aamir langsung menaikkan satu alisnya tanda bingung dan sedikit tidak yakin.

"Ohh.. Begitu ya," kata Aamir dengan manggut - manggut dan setelah itu tampak sedang berpikir.

"Iya, kamu bisa kan? Karena maklum lah kami ini terlalu lama vakum dengan dunia keagamaan. Mumpung masih bulan Ramadhan, gak ada salahnya kan kami belajar - belajar tentang agama?" kata Naisha lagi yang langsung diiyakan oleh kedua temannya.

"Baiklah, jika memang kalian bertiga mau belajar mengkaji islam. Nantik saya bantu memfasilitasinya ya," kata Aamir.

"Nanti kapan? Kalau bisa secepatnya ya!" kali ini Tari menimpali.

"Kapan kami bisa memulainya?" tanya Naisha lagi yang seperti ngotot sskali untuk memulainya.

"Nantik saya kabari lagi ya," kata Aamir yang tampak ingin mengakhiri obrolan mereka dan mulai menjauh.Tapi, Naisha tiba - tiba saja malah menarik ujung lengan bajunya Aamir sehingga membuat lelaki alim itu langsung tersentak kaget dan buru - buru menepis tangan Naisha pada lengan bajunya. Tentu saja hal itu membuat Naisha sangat tersinggung.

"Bagaimana kamu mau ngabari kami jika kamu gak menyimpan nomor HP salah satu dari kami?" tanya Naisha yang kali ini agak ketus.

"Besok sore sekitar jam 4 datang lah kesini, nantik saya kenalkan dengan ustazah yang bisa membimbing kalian untuk mengkaji islam. Permisi, saya mau tadarus dulu, Assalamu'alaikum.." pamit Aamir dan kemudian langsung bergegas masuk kedalam mesjid. Sedangkan Naisha dan kedua temannya hanya bisa melongo dengan hati yang kesal..

...🌺🌺🌺🌺...

BERSAMBUNG...

"JANGAN LUPA LIKE DAN KOMENTARNYA YA, TERIMAKASIH SUDAH MAMPIR.."

.

.

.

Episodes
1 BAB 1 (NAISHA PUTRI ANGGITA)
2 BAB 2 (AMIRUL HASBI)
3 BAB 3 (DIJADIKAN TUMBAL)
4 BAB 4 (AKSI 3 WANITA CANTIK)
5 BAB 5 (TEGURAN DARI ABI)
6 BAB 6 (JODOH UNTUK NAISHA)
7 BAB 7 (PAKSAAN DARI NAISHA)
8 BAB 8 (KEKESALAN NAISHA)
9 BAB 9 (PENOLAKAN NAISHA)
10 BAB 10 (KEGALAUAN AAMIR)
11 BAB 11 (NAISHA BERULAH LAGI)
12 BAB 12 (PERTEMUAN)
13 BAB 13 ( PERTEMUAN 2 )
14 BAB 14 (RENCANA NAISHA)
15 BAB 15 (MEMINTA ARAHAN)
16 BAB 16 (MENIKAH)
17 BAB 17 (TIDUR DILUAR)
18 BAB 18 (KEKASARAN NAISHA)
19 BAB 19 (KEKHAWATIRAN AAMIR)
20 BAB 20 (SEBUAH TAMPARAN)
21 BAB 21 (PENJELASAN AAMIR)
22 BAB 22 (PENGHINAAN DARI NAISHA)
23 BAB 23 (KESALAHPAHAMAN)
24 BAB 24 (MENYUSUL NAISHA)
25 BAB 25 (DIJALANAN YG SEPI)
26 BAB 26 (MENCARI NAISHA)
27 BAB 26 (MENOLONG NAISHA)
28 BAB 27 (MENEMUKAN NAISHA)
29 BAB 28 (SI PENYELAMAT)
30 BAB 29 (MEMBUJUK NAISHA)
31 BAB 30 (MENASIHATI)
32 BAB 31 (MULAI LULUH)
33 BAB 32 (BENTUK PERHATIAN)
34 BAB 33 (MEMIKIRKAN AAMIR)
35 BAB 34 (PEMBERIAN AAMIR)
36 BAB 35 (TERPESONA)
37 BAB 36 (KERUMAH AAMIR)
38 BAB 37 (DISAMBUT DENGAN BAIK)
39 BAB 38 (PENGUNGKAPAN)
40 BAB 39 ( BERTEMU TEMAN NAISHA)
41 BAB 40 (KETIDAKSETUJUAN)
42 BAB 41 (MEMBERIKAN YG TERBAIK)
43 BAB 42 (ACARA SYUKURAN)
44 BAB 43 (HATI YG GALAU)
45 BAB 44 (RENCANA LICIK)
46 BAB 45 (KENAK IMBASNYA)
47 BAB 46 (FITNAH DARI TEMANNYA)
48 BAB 47 (DIRUMAH SAKIT)
49 BAB 48 (TIDAK DIPEDULIKAN)
50 BAB 49 (
51 BAB 50
52 BAB 51
53 BAB 52
54 BAB 53
55 BAB 54
56 BAB 55
57 BAB 55
58 BAB 56
59 BAB 57
60 BAB 58
61 BAB 59
62 BAB 60
63 BAB 61
64 BAB 62
65 BAB 62
66 BAB 63
67 BAB 64
68 BAB 65
Episodes

Updated 68 Episodes

1
BAB 1 (NAISHA PUTRI ANGGITA)
2
BAB 2 (AMIRUL HASBI)
3
BAB 3 (DIJADIKAN TUMBAL)
4
BAB 4 (AKSI 3 WANITA CANTIK)
5
BAB 5 (TEGURAN DARI ABI)
6
BAB 6 (JODOH UNTUK NAISHA)
7
BAB 7 (PAKSAAN DARI NAISHA)
8
BAB 8 (KEKESALAN NAISHA)
9
BAB 9 (PENOLAKAN NAISHA)
10
BAB 10 (KEGALAUAN AAMIR)
11
BAB 11 (NAISHA BERULAH LAGI)
12
BAB 12 (PERTEMUAN)
13
BAB 13 ( PERTEMUAN 2 )
14
BAB 14 (RENCANA NAISHA)
15
BAB 15 (MEMINTA ARAHAN)
16
BAB 16 (MENIKAH)
17
BAB 17 (TIDUR DILUAR)
18
BAB 18 (KEKASARAN NAISHA)
19
BAB 19 (KEKHAWATIRAN AAMIR)
20
BAB 20 (SEBUAH TAMPARAN)
21
BAB 21 (PENJELASAN AAMIR)
22
BAB 22 (PENGHINAAN DARI NAISHA)
23
BAB 23 (KESALAHPAHAMAN)
24
BAB 24 (MENYUSUL NAISHA)
25
BAB 25 (DIJALANAN YG SEPI)
26
BAB 26 (MENCARI NAISHA)
27
BAB 26 (MENOLONG NAISHA)
28
BAB 27 (MENEMUKAN NAISHA)
29
BAB 28 (SI PENYELAMAT)
30
BAB 29 (MEMBUJUK NAISHA)
31
BAB 30 (MENASIHATI)
32
BAB 31 (MULAI LULUH)
33
BAB 32 (BENTUK PERHATIAN)
34
BAB 33 (MEMIKIRKAN AAMIR)
35
BAB 34 (PEMBERIAN AAMIR)
36
BAB 35 (TERPESONA)
37
BAB 36 (KERUMAH AAMIR)
38
BAB 37 (DISAMBUT DENGAN BAIK)
39
BAB 38 (PENGUNGKAPAN)
40
BAB 39 ( BERTEMU TEMAN NAISHA)
41
BAB 40 (KETIDAKSETUJUAN)
42
BAB 41 (MEMBERIKAN YG TERBAIK)
43
BAB 42 (ACARA SYUKURAN)
44
BAB 43 (HATI YG GALAU)
45
BAB 44 (RENCANA LICIK)
46
BAB 45 (KENAK IMBASNYA)
47
BAB 46 (FITNAH DARI TEMANNYA)
48
BAB 47 (DIRUMAH SAKIT)
49
BAB 48 (TIDAK DIPEDULIKAN)
50
BAB 49 (
51
BAB 50
52
BAB 51
53
BAB 52
54
BAB 53
55
BAB 54
56
BAB 55
57
BAB 55
58
BAB 56
59
BAB 57
60
BAB 58
61
BAB 59
62
BAB 60
63
BAB 61
64
BAB 62
65
BAB 62
66
BAB 63
67
BAB 64
68
BAB 65

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!