Hanya Aku!

Hanya Aku!

Prolog

Seorang anak perempuan sedang menangis di bawah pohon di halaman belakang rumahnya. Hari ini tepat usia dia 7 tahun tapi kedua orang tuanya tidak berada di sampingnya, ya orang tuanya sibuk dengan urusan mereka masing-masing.

Tangisnya terdengar sangat lirih, sampai ketika...

"Haay..., kenapa kamu menangis?" orang yang tidak di kenal itu menyapa dengan ramahnya.

"Kamu siapa?" tanya Aulia di sela-sela tangisnya. Ya anak kecil

yang menangis itu bernama Aulia putri Aghata anak perempuan berusia 7 tahun.

"Aku yang akan menjadi teman mu, nama ku Adel." Anak yang memperkenalkan namanya Adel itu mengulurkan tangannya untuk berkenalan.

"Nama aku Aulia," balasnya memberi senyum khas anak kecil yang polos.

"Kamu mau 'kan berteman dengan ku? aku akan menemani mu di kala kamu sedang kesepian,"ujar anak yang bernama Adel itu.

"Ya aku mau! tapi..., kamu datang lewat dari mana? apa kamu bisa menembus dinding besar itu?"tanya Aulia dengan polosnya sambil menunjuk dinding yang dia lihat dimana Adel datang.

Gadis kecil itu bukannya menjawab tapi dia hanya tersenyum.

"Oh iya, masuk ke dalam rumah aku yuk! aku kenalkan dengan Bi Ane, Bi Ane itu teman aku juga" ucap Aulia dengan antusias nya. Namun anak bernama Adel malah menggelengkan kepalanya pelan.

"Tidak! jangan beritahu siapapun kalau kau berteman dengan ku!" larang gadis kecil yang bernama Adel itu.

"Loch, kenapa?? " ucap Aulia bingung.

"Pokonya tidak boleh, kamu mau berjanji 'kan?" Adel mengarahkan jari kelingking nya sebagai perjanjian.

"Baiklah, aku berjanji!" Aulia menyambut jari kelingking Adel dengan jarinya, dan sekarang jari mereka sudah saling bertautan.

"Nooon Auliaaaa!!" Panggil Bi Ane pengasuh nya dengan berteriak dari pintu.

Aulia yang mendengar teriakan Bi Ane, spontan melepaskan jari nya dan menoleh ke asal suara.

Tapi saat Aulia berbalik kembali , Adel sudah tidak ada di tempat, "kemana dia??" Aulia mencari keberadaan Adel, tapi yang ada hanya secarik kertas di tempat Adel tadi berdiri.

*Aulia ingat yaa dengan janji kita, jangan sampai ada seorang pun yang tau kalau kita berteman, dan jangan ceritakan keberadaan ku pada siapapun itu.

Teman mu Adel*.

Begitu lah isi secarik kertas yang di temukan Aulia tadi. Ya walaupun usia Aulia baru menginjak 7 tahun, ia sudah pandai membaca karena orang tuanya yang menuntutnya untuk pintar.

"Non Aulia, ngapain disini? masuk yuuk udah sore, ga baik anginnya," ujar sang Bibi pengasuh yang bernama Ane itu. Bi Ane merangkul pundak kecil Aulia dan membawa nya masuk ke dalam rumah.

Dan sejak saat itu pertemanan Aulia dan Adel terjalin, tanpa seorang pun tau adanya pertemanan mereka.

🍁🍁🍁🍁

10 tahun sudah pertemanan Aulia dan Adel terjalin, 10 tahun juga pertemana mereka tidak ada yang mengetahuinya.

Pagi ini Aulia sedang berada di jalan menuju sekolahnya, dia berjalan kaki dengan riangnya. Sebenarnya orang tuanya sudah menyediakan supir pribadi untuknya. Tapi Aulia menolak karena alasan dengan berjalan kaki merasa lebih menyenangkan, ya karena jarak sekolah dan rumah nya juga tidaklah jauh.

Di setiap langkahnya banyak mata tertuju pada paras cantik Aulia, ya Aulia tumbuh menjadi gadis yang sangat cantik,,

Sesampainya di sekolah.

"Aulia kamu baru datang?" tanya teman sekelasnya yang bernama Rani, ya teman dekat Aulia di sekolah hanya Rani karena kepribadian Aulia sendiri yang tak banyak bicara pada orang yang baru di kenalnya.

"Iyah Ran, kamu juga baru datang?" tanya balik Aulia pada Rani.

"Tentu saja tidak, aku datang dari 20 menit yang lalu tapi aku sengaja menunggu mu disini!" ucap Rani dengan penuh senyuman.

"Kamu sungguh menggemaskan Rani!" decih Aulia di susul dengan tawa nya.

"Lie aku nanti boleh tidak menginap dirumah mu, karena seminggu kedepan orang tua ku akan pergi ke luar negeri, mengunjungi oma yang sedang sakit," tutur Rani pada Aulia yang dia panggil dengan sebutan Lie.

"Tentu saja boleh, kau kan sahabat ku," kata Aulia yang menggandeng tangan sahabat nya itu.

Dengan ucapan Aulia seperti itu, ternyata ada yang kesal. Sosok yang sejak tadi berdiri disisi Aulia.

"Aulia aku lah sahabat mu, bukan dia!" seseorang mengatakan dengan nada jengkel dan tentu hanya Aulia lah yang bisa mendengar suara itu.

Aulia yang mendengar suara itu hanya bisa terkekeh geli. Rani yang melihat Aulia terkekeh, merasa bingung.

"Lie ada yang lucu kah? sampai kamu tertawa seperti itu??" tanya Rani dengan herannya.

"Haaa!emm tidak, tidak! aku hanya mengingat hal lucu saja," balas Aulia dusta.

"Ku pikir kau sudah tidak waras, hahahah" ucap asal Rani dengan di susul tawanya.

"Ada-ada saja kamu Ran," ucap Aulia ikut tertawa.

Saat ini jam pelajaran sedang berlangsung, Aulia meminta izin pada guru nya untuk ke toilet.

"Pak maaf! saya izin ke toilet sebentar, boleh?" izin Aulia dengan mengacungkan tangannya, dan di persilahkan oleh guru nya.

"Yaa silahkan, jangan lama!" Jawab guru itu.

"baik pak, terima kasih," ucap Aulia dengan sopan.

Aulia pun pergi ke toilet, saat di koridor Aulia di kejutkan dengan kehadiran Adel yang tiba-tiba.

"Sombong kamu semenjak punya teman baru, aku di lupakan begitu saja!" kata Adel dengan mengerucut kan bibirnya, yang sepertinya dia sedang merajuk.

"Astaga! Adel kau mengejutkan ku, kalau sampai aku mati karena jantungan kau mau bertanggung jawab!" ucap Aulia kesal.

"Biarlah, biar kau terus menemani ku!" ucap enteng Adel, dan mendapatkan pukulan di kepalanya.

"Aaawwww " pekik Adel.

"Makanya jangan bicara sembarangan kamu!" ucap Aulia.

interaksi ke duanya ternyata tidak sengaja di saksikan seseorang. Yang tentunya orang itu merasa heran karena melihat Aulia yang seakan sedang bicara dengan seseorang padahal disana hanya ada dia.

"Aulia? kamu bicara dengan siapa?" tanya seorang pemuda yang bernama Hari wijaya, dia kaka kelas yang selalu mendekati Aulia.

"Eeehh ka Hari, eehhh anu kaa aku sedang berlatih drama, yaa berlatih drama saja!" jawab Aulia dengan gugupnya.

"Oooh... kamu mau kemana di jam pelajaran seperti ini?" tanya Hari lagi.

"Aku izin ke toilet ka, kalau gitu aku permisi ya ka," ucap Aulia berlalu pergi tanpa mendengar jawaban Hari terlebih dulu.

Hari hanya memandang punggung Aulia yang semangkin menjauh dan hilang di pintu toilet.

"Kau sih, untung aku bisa beralasan dengan baik" ucap Aulia

"iya-iya maaf, ga lagi-lagi deeh" kata Adel dengan memasang muka memelasnya.

"Huuuu! kamu ini, ya sudah sana aku mau buang air, apa kau mau melihat nya?" goda Aulia pada Adel.

"Ya sudahlah aku pergi,bye!" ucap Adel yang entah pergi kemana.

Bersambung...

happy reading..

Jangan lupa tinggalkan jejaknya ya, budayakan setelah membaca berikan like vote dan rate⭐5nya, terimakasih 🙏🤗

Terpopuler

Comments

Nur Inayah

Nur Inayah

lanjut thour

2023-04-28

0

Mommy QieS

Mommy QieS

aku like n subscribe ya kak?😊😘

2023-04-14

1

Mommy QieS

Mommy QieS

berarti si Adel makhluk halus tak kasat mata ya, Kak?

2023-04-14

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!