Matahari sudah mengintip dari celah jendela yang sedikit terbuka.
Tapi dua gadis remaja itu belum juga mau bangun dari tidur nya.
tok tok tok
Suara ketukan pintu terus berbunyi tapi belum ada yang membukakan pintu tersebut.
"Astagaaa dua manusia ini seperti b4bi yang sulit sekali bangun!" gumam Adel yang sudah berada di samping ranjang
"Akan ku kerjai kalian!" ide usil Adel muncul.
1 2 3 tariiikkkk...
Bukkkk
aawwwww " pekik Aulia dan Rani yang sudah berada di bawah lantai.
"Lie kenapa kamu tarik kaki aku siih!" omel Rani.
Aulia yang tahu kalau ini ulah usil Adel, iapun bingung harus jawab apa omelan Rani.
"Maaf-maaf aku enggak sengaja tarik kamu, aku tadi mau narik selimut malah yang ketarik kaki kamu, aku juga ikut jatuh kok!" ucap bohong Aulia. Karena memang tidak tahu lagi akan memberikan penjelasan seperti apa.
"Oohh aku kira kamu sengaja"..
tok tok tok
"Non bangun Non apa non tidak berangkat ke sekolah??" teriak bi Ane dari luar kamar.
"Berangkat kok bii, siapin aku dan Rani sarapan roti bakar isi slai coklat aja bii…! " balas teriak Aulia dari dalam kamar.
"Lie jam berapa ini?" tanya Rani yang belum membuka semua matanya.
"jam 6:30 Ran," jawab santai Aulia.
"Kita kesiangan Lieee! aku mandi duluan!" Rani pun panik dan langsung masuk ke kamar mandi.
"Hadeeehhh dia pikir di rumah nya kali ya yang memang jaraknya jauh dari sekolah," gumam Aulia.
Mata Aulia beralih pada teman tak kasat mata nya itu. Menatap kesal pada Adel.
"Adel aku ga suka ya! dengan cara kamu tadi!" ucap Aulia mengecilkan suaranya namun dengan penekanan sebuah peringatan.
"Hihihi habisnya siih, kalian seperti b4bi kalau sedang tidur." Adel terkekeh geli
"Pokoknya aku ga suka Adel!" ucap Aulia yang tidak ingin di bantah.
"Iya iya maaf, oya bilang ke bi Ane bikin roti nya lebihkan, aku mau," bisik Adel.
"Pasti kau akan memakai tubuh aku 'kan untuk sarapan roti nya!" tebak Aulia dengan benar juga memicingkan matanya.
"Lalu tubuh siapa yang aku akan pakai Auliaaaa"..
"Baiklah aku akan bilang ke bi Ane," Aulia pun pasrah. Aulia mengambil telpon genggam yang langsung tersambung ke dapur.
"Bi Ane buatkan roti nya aga lebihan ya, aku sangat lapar, terimakasih Biiii" ucap Aulia dan langsung memutuskan sambungan telepon itu.
"Sudah puass Adel?!" sarkas Aulia dengan menyatukan giginya, yang terlihat dia sedang jengkel.
"Hihihi anak baik" ucap Adel sebelum menghilang dengan tiba-tiba.
"Hey kau kenapa? mandi sana cepetan nanti kita telat malah mengoceh sendiri," ucap Rani yang baru saja keluar dari kamar mandi dan malah melihat Aulia yang sedang mengoceh sendiri.
"Ini rumah ku Ran, rumah ku dekat jaraknya dengan sekolah," ucap Aulia santai
"Ohh astagaaa iya yaaah aku lupa" ucap Rani yang menepuk keningnya sendiri..
Aulia dan Rani sudah rapih dengan seragam sekolah nya. Di meja makan Rani dan Aulia melaksanakan sarapan nya.
"Lie apa kau yakin akan menghabiskan 2 roti berlapis itu sendiri?" tanya heran Rani yang melihat porsi makan Aulia pagi ini.
"Yakin Ran, aku sangat lapar!"..
"Oh ya Om Tante kemana?''
"Palingan sudah berangkat ke kantor masing-masing," jawab Aulia datar seperti sudah terbiasa dengan kondisi seperti itu. Dan nyatanya memang seperti itu. Aulia memiliki segalanya tapi tidak dengan perhatian kedua orangtuanya.
Rani menatap iba pada sahabatnya, ternyata selama ini dia kurang bersyukur memiliki dua orang tua yang begitu memanjakannya, memperhatikan nya. 'Kasihan Lie, ternyata dia kurang kasi sayang dari orang tuanya' batin Rani.
"Sudah yuk ah berangkat!" ucap Aulia yang sudah menghabiskan roti nya.
Rani terkesip melihat piring Aulia yang sudah kosong.
"Kau sudah selesai? aku saja belum habis, apa kau segitu laparnya Lie?" Rani terlihat heran dengan sikap Aulia.
Rani dan Aulia pun berangkat ke sekolah dengan berjalan kaki, namun saat berada di jalanan sepi ada seorang preman yang mengganggu jalan mereka.
"Heey gadis cantik, kalian punya duit 'kan? berikan!" ucap preman memalak dua gadis itu. Rani takut tapi tidak dengan Aulia.
"Kau mau duit paman? kenapa tidak bekerja saja," ucap Aulia begitu santai nya.
"Heyy jangan menggurui ku! serahkan saja duit kalian!" ucap preman itu yang sudah ingin mendekat ke arah Aulia dan Rani.
Aulia menarik tangan Rani agar posisi Rani ada di belakang tubuhnya.
"Lie aku takut," bisik Rani.
"Sudah kau cukup tutup mata, dan sebelum aku bilang untuk buka jangan membukanya ya," ucap Aulia dan Rani pun mengangguk patuh.
"Apa kau yakin Lie akan melawan tubuh besar preman itu"..
"Sudah ikuti saja apa yang ku katakan,jangan cerewet..!"
"Waah rupanya gadis ini sok jadi pahlawan ya untuk temannya!" ucap preman itu.
"Jangan mendekat atau kau akan sampai ke gedung putih atau lebih parahnya kau akan berada di bawah tanah pemakaman!" ucap Aulia dengan raut wajah menyeramkam, sungguh aura Aulia sangat berbeda sampai si preman itu merasakan bulu kuduk nya berdiri.
'Kenapa Lie bisa berkata se menyeramkam itu, apa aku mengintip sedikit ya aku penasaran dengan apa yang di lakukan Aulia' batin Rani lagi. Dan saat Rani ingin membuka matanya suara dingin dari Aulia mengurungkannya.
"Sudah ku bilang Rani, jangan buka mata sebelum aku bilang buka!" ucap Aulia dengan cara bicara yang sangat berbeda dari biasanya.
Dan ucapan itu sukses membuat Rani terheran-heran.
"Bagaimana paman? apa kau masih ngotot ingin memalak kami?" tanya Aulia.
"Oh yaa pasti!" ucap si preman itu dengan sangat yakin.
Saat tangan si preman ingin mengambil tas milik Aulia.
Bruuuukkk!
sebuah bogeman keras mendarat di tulang hidung si preman.
Darah segar mengalir dari lubang hidung si preman. Daan Bruuukk
tendangan mendarat di perut buncit si preman .
Braak
Bruuk
Plaak
Hanya itu yang dapat di dengar Rani yang masih memjamkan matanya.
"Buka Ran.!''
Rani pun membuka matanya dan seketika matanya melotot dan mulutnya menganga lebar kala melihat penampakan si preman yang sudah terlihat mengenaskan dengan darah dan terlihat bonyok bonyok di bagian wajahnya ..
" Kau mau berdiri di situ terus atau aku tinggalkan kamu dengan si preman itu."ucap Aulia yang sudah berlalu pergi.
"Lieee tunggu akuu,," Ranie mengejar Aulia.
"Lie kok si preman itu bisa jadi seperti itu,apa kau yang menghajar nya,kau punya ilmu apa hah" tanya brentet Rani.
"Bukan aku yang menghajar nya"..
"Laluuu??siapa???''
"bodyguard aku!" jawab asal Aulia.
"Bodyguard?? tapi tadi aku tidak melihat ada bodyguard seperti kamu bilang," ucap Rani bingung.
"iya lah kau tidak melihatnya, kau hanya terfokus dengan si preman itu 'kan" ucap Aulia.
"Oh iya benar juga ya," ucap rani menganggukan kepalanya.
bersambung...
happy reading..
jangan lupa tinggalkan jejaknya ya,budayakan like vote dan rate⭐5nya ,terimakasih 🙏🤗
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 27 Episodes
Comments