Saat Jam istirahat, Aulia dan Rani sedang berada di kantin Sekolah.
"Kenapa kantin sepi gini ya Ran? enggak seperti biasanya," ucap Aulia yang terus mengedarkan pandangannya.
''Pasti semua murid lagi nonton tanding Basket di gedung sebelah," jawab Rani yang sedang memakan makanannya.
"Ooohhh pantesan, emang siapa yang tanding sampai semua murid nonton basket?"..
"Kamu enggak tau? itu looch Tim Ka Hari 'kan yang tanding dengan sekolah Sma Kurnia," jawab Rani.
"Sama kaka kamu juga enggak?" Aulia sebenarnya tertarik dengan Bima kaka Rani, Bima pria yang menurut Aulia itu sungguh menawan dengan gaya cool nya, dan Aulia juga mengagumi Hari, entah hati Aulia lebih condong kemana.
"Iyah lah ka Bima kan satu Tim sama Hari, gimana sih kamu!"..
"Nonton yuk! aku mau liat kaka kamu heheh"ajak Aulia.
"iihh aneh kamu Lie, yang suka sama kamu itu ka Hari kenapa malah kamu mau liat ka Bima," Rani di buat heran dengan Aulia yang entah sukanya dengan siapa.
"Enggak tau ah! aku cuma mau liat ka Bima maen Basket aja gitu!" timpalnya.
"Aulia apa-apaan si kamu, plinplan sekali setiap malam selalu membicarakan si Hari itu tapi sekarang malah ingin sekali melihat kaka teman mu itu!" ucap Adel yang saat ini duduk disebelahnya dan tentunya hanya Aulia lah yang dapat melihatnya.
Aulia hanya terkekeh dengan penuturan sahabat kecilnya itu.
"Kamu kenapa Lie, kok ketawa-ketawa sendiri?" tanya Rani heran.
"Aaah ga ada apa-apa, aku hanya heran aja sama hati ku ini sebenarnya mau di bawa kemana," ucap Aulia terkekeh.
"Kau sungguh plinplan Lie!" ketus Rani.
"heheh... ya udah ah yuuk ke gedung tanding." Aulia menarik tangan Rani untuk segera menghentikan makannya.
"Eeeettt makanan aku belum habis Lie!" gerutu Rani.
"Jangan kebanyakan makan kalau kamu tidak ingin tubuh mu seperti owik, heheheh" ucap Aulia yang masih menarik tangan Rani dan berlari kecil.
Sampai di gedung tanding Basket, mereka malah kebingungan karena kursi penonton yang sudah terisi penuh.
"Kursinya penuh Ran," ucap pelan Aulia yang mengedarkan pandangannya mencari kursi yang kosong.
"Itu ada Lie! tapi sangat ujung sekali Lie, apa kamu mau duduk di sana?" tanya Rani menunjuk pada tribun yang paling sudut.
"Emmm ya udah enggak apa Ran, yang penting kita bisa duduk, dari pada harus berdiri terus,'' ucap pasrah Aulia.
Tapi saat Aulia dan Rani ingin berjalan menuju kursi yang berada di ujung, ada suara yang memanggil nama Rani.
*Raniiii.....
Rani yang merasa namanya terpanggil pun menoleh.
Ya yang memanggilnya adalah Bima, kakaknya sendiri. Ia menghampiri Rani dan Aulia yang berdiri di anak tangga.
"Kenapa Bang panggil aku?"tanya Rani pada kakanya yang menghampiri Rani dan Aulia.
"Kalian mau nonton pertandinga pertandingan 'kan?" tanya Bima.
"iyah lah bang, masa aku kesini mau numpang tidur!" sarkas Rani.
"Ya udah kalian duduk di kursi khusus pemain aja, lebih jelas nonton nya," kata Bima.
"Apa boleh bang?" tanya Rani.
"Ya Boleh lah, kan abang kaptennya!" sombong Bima dengan memamerkan senyum menawannya, Aulia yang melihat Bima dengan costum basket nya dengan keringat yang membanjir terkesan menawan di mata Aulia.
"Ya udah yuk! Lie kita duduk di sana saja, tapi Bang antarkan aku dulu!" ucap Rani.
"Iyah bawel sekali si kamu, ayo Lie!" ucap Bima ramah dengan Aulia.
Aulia merasa berbunga-bunga dengan ajakan Bima, apa lagi tadi Bima panggil namanya pakai sebutan Lie, nama panggilan orang-orang terdekat nya.
Dari kursi penonton ada yang memperhatikan dia gadis itu dengan tatapan tajam dan kebencian, siapa lagi kalau bukan Susan bersama Eri temannya.
"Enak sekali si muka pucat itu bisa duduk di tempat para pemain!" dengus Susan.
"Ya karena Rani kan adiknya Bima, jadi bisa mereka duduk disana," jelas Eri.
Para murid khusunya perempuan bersorak saat Tim Basket sekolahnya mencetak angka kembali, dan beberapa jam kemudian Tim sekolahnya lah yang memenangkan pertandingan itu.
Para pemain kembali ke kursinya, Bima dan Hari menghampiri Aulia dan Rani yang sedang duduk di kursi yang bertuliskan nama Bima dan Hari.
"Waaah Abang ku ini memanglah the best!" puji Rani untuk Bima.
"Apa kamu baru menyadari itu Ran!" ucap Bima mencubit pipi Rani.
"Benar ka Bima sungguh keren!" timpal Aulia tanpa sadar.
Hari yang mendengar Aulia memuji Bima bukan memuji dirinya tentu merasa kesal.
"Hari!! selamat yaa atas kemenangannya, " ucap Susan yang tiba-tiba langsung memeluk lengan Hari.
"Iih apaan si lu, lepass!" Hari melepaskan tangan Susan dengan sedikit kasar.
"Kamu kenapa siih! aku kan cuma ingin memberikan selamat," ucap Susan dengan gaya manjanya.
"Ini pertandingan bukan pertandingan individu, ini Tim! jadi jangan berlebihan" ucap ketus Hari.
Rani yang menyaksikan Susan menekuk mukanya merasa terhibur.
"Hihihihi awas lecek tuh muka!" ucap Rani yang langsung mendapatkan sikutan di perutnya dari Aulia.
Susan merasa jengkel dengan ucapan Rani yang terkesan meledek.
Susan pun memilih pergi karena malu dan kesal yang menjadi satu.
"Awas kalian ya, aku akan balas kalian!" gerutu Susan.
"Sebelum kamu berbuat macam-macam, kita akan bermain dulu Susan" ucap Adel dengan senyum jahilnya.
Bersambung...
happy reading..
jangan lupa tinggalkan jejaknya ya,budayakan like vote dan rate⭐5nya ,terimakasih 🙏🤗
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 27 Episodes
Comments