Cerai

Cerai

bab 1

" Oh iya, nanti malam aku pulang agak malam ya. Kerjaan ju banyak banget," ucap Nanda disela-sela saat sarapan bersama.

" Oke ..." Jawab singkat Juna sambil manggut-manggut. Dia terus mengunyah makanannya.

Nanda Zainal Karisa adalah wanita muda berusa 26 tahun bekerja sebagai seorang dokter anak dan bahkan dia sudah memiliki kliniknya sendiri, walaupun tidak cukup besar namun cukup terkenal di kota tersebut. Nanda sangat menyukai anak-anak, dia begitu baik dan lemah lembut.

Sementara Juna Arif Dzaky laki-laki berusia 29 tahun itu sudah memiliki karir cukup bagus diusianya yang masih muda. Dia sudah menepati jabatan cukup penting dalam perusahaan besar dimana dirinya berkerja. Untuk mendapatkan posisi sebagai manager di perusahaan itu bukanlah hal yang mudah, tentu Juna harus berkerja keras hingga pada akhirnya dirinya di tempatkan posisi yang sangat ia impikan itu. Tentu membuatnya sangat bahagia sekali hingga sifat angkuhnya terkadang mulai keluar dari dirinya.

Nanda dan Juna sudah menikah kurang lebih tiga tahun lamanya. Dalam rumah tangga mereka nampak terlihat baik -baik saja awalnya, sampai suatu saat dimana Nanda sudah mulai ingin memiliki seorang anak yang membuat Juna bungkam lantaran laki-laki itu masih menginginkan kebebasan apalagi karirnya saat ini sedang di puncak hingga membuat hubungan keduanya mulai sedikit renggang dan jarangnya komunikasi.

" Kamu gak apa-apa kan dirumah tanpa aku?" Nanda bertanya bukan kepada Juna, melainkan pada sahabat nya yang saat ini sedang menumpang dirumah mereka.

Ya ... Saat ini Nanda sedang kedatangan tamu yang tak lain adalah sahabatnya sendiri. Sudah hampir 5 hari sahabatnya itu tinggal dikediaman lantaran apartemen yang di sewa oleh sahabatnya itu sedang ada masalah, ada penyusup masuk hingga membuat sahabatnya itu ketakutan untuk kembali ke apartemen.

Karena kasihan, Nanda pun mengijinkan sang sahabat yang bernama Nayla Salma tinggal dirumahnya sampai keadaan wanita itu kembali baik-baik saja.

" Iya aku nggak apa-apa, justru aku yang minta maaf karena sudah merepotkan kalian," tuturnya merasa tidak enak dengan ekspresi bersalah.

Nanda tersenyum lalu menggenggam tangan sahabatnya, mereka sudah berteman cukup lama kurang lebih satu tahun. Mereka bertemu saat Nanda mengalami kecelakaan kecil dan di tolong oleh Nayla, dari sanalah keduanya mulai menjadi akrab.

" Anggap saja rumah sendiri ya ..." Begitu baik hati, dengan tulus Nanda membantu sahabatnya yang dalam trauma akibat penyusup masuk tersebut.

Nanda bangkit, dia bersiap -siap untuk pergi bekerja. Setelah mengambil tas kecilnya dan memakai jas putihnya Nanda kembali mendekat lalu dia mengecup pipi kiri suaminya untuk berpamitan.

" Aku berangkat dulu ya," ucapnya sambil tersenyum lembut.

" Iya, kamu hati-hati dijalan ya," balasnya dengan lembut bahkan dia juga membalas mengecup kening istrinya kemudian kembali duduk untuk melanjutkan sarapan yang belum selesai.

Sementara Nayla hanya tersenyum sambil membuang pandangannya ke arah lain.

" Aku berangkat dulu ya, bye." Nanda tak lupa berpamitan dengan Nayla sambil melambaikan tangan.

Wanita itu hendak bangkit dari tempat duduk.

" Kamu mau kemana?" Tanya Nanda.

" Mau ngantar kamu ke depan," ujarnya, karena selama dia tinggal dikediaman ini Nayla selalu mengantar Nanda sat berangkat kerja sampai kedepan pintu.

" Tidak usah, kamu lanjutkan saja sarapan bareng suami aku." Nanda begitu sangat mempercayai keduanya sehingga tidak masalah membiarkan sahabat dan suaminya menikmati sarapan pagi bersama, berduaan saja tanpa dirinya.

" Bye ..." Lagi-lagi dia melambaikan tangan, karena jadwalnya pagi-pagi sekali sehingga dirinya selalu berangkat kerja lebih dulu ketimbang suaminya. Nanda sudah pergi meninggalkan karangan rumahnya dengan menyetir sendiri dan tinggallah Nayla dan Juna di ruang makan tersebut.

Tak mendengar suara mobil lagi, kini Juna menghentikan makannya. Dia menatap Nayla dengan sangat tajam. Selama 5 hari wanita itu tinggal dikediamannya Juna tidak sama sekali berbicara pada wanita dihadapannya ini, bahkan dia selalu menghindar, dan hari ini dia terlihat ingin berbicara. Sementara Nayla terlihat tenang sekali, bahkan tersenyum manis saat suami sahabatnya itu tengah menatap dirinya.

" Mau sampai kapan kamu tinggal disini?" Terdengar begitu sangat datar saat Juna bertanya. Tatapannya masih lurus kedepan.

Nayla mendongak, lagi-lagi dia memperlihatkan senyum manisnya. Bukannya buru-buru menjawab wanita itu malah mengambil tisu kemudian mengusap bibirnya lalu bangkit dari tempat duduknya kemudian berjalan mendekat kearah Juna.

" Kamu jahat sekali, bukannya lebih enak jika kita bisa bertemu setiap hari seperti ini?"

Tanpa diduga, wanita itu dengan sangat beraninya, dengan sangat lancangnya dia memeluk suami dari wanita yang berbaik hati dan sangat percaya padanya dari belakang dan menyandarkan kepalanya di bahu Juna bahkan Nayla berkata agak sedikit merajuk namun terdengar manja.

Dan anehnya lagi, si Juna bukannya marah atau mendorong Nayla yang memeluknya tersebut. Laki-laki itu seakan tidak mengelak sama sekali seperti adegan ini sudah biasa baginya.

" Apa yang kamu rencanakan sebenarnya?" Juna bahkan menodongkan pertanyaan tanpa risih jika yang memeluk tubuhnya adalah wanita lain.

" Aku sangat merindukanmu, Juna. Tapi kamu jahat sekali karena tidak mau lagi datang ke apartemen ku. Apa kamu sudah tidak mencintaiku lagi?" Nayla merajuk, dia mengerucutkan bibirnya lalu melipat kedua tangannya di dada.

Juna menghela nafasnya lalu dia memutar balik tubuhnya hingga menghadap ke Nayla dan menarik tangan wanita itu dan membawanya kepangkuan.

" Aku kan sudah bilang jika aku sangat sibuk di kantor." Juna terdengar sedang membujuk Nayla yang merajuk.

" Bohong, pasti karena kamu sedang bermesraan dengan Nanda. Jika aku tidak datang kesini, mungkin sampai sekarang kita gak bisa bertemu."

Tak ada yang tahu jika keduanya ternyata sudah saling mengenal satu sama lain bahkan terlihat begitu sangat dekat. Dengan kedekatan mereka yang tak lazim tersebut tidak memungkinkan jika keduanya tidak memiliki hubungan apapun.

" Kamu kan tahu jika aku jarang pulang, Nanda bakalan curiga," ujar Juna. Tangan menyentuh bibir Nayla yang manyun tersebut.

" Mau sampai kapan kita terus-menerus sembunyi -sembunyi seperti ini Juna. Aku capek harus berpura-pura terus."

" Bukannya kamu sudah berjanji akan menikahi aku?"

Juna bungkam, dulu memang dirinya membuat janji untuk menikahi Nayla, tetapi itu sebelum dirinya menikah dengan Nanda.

Ya, Juna dan Nayla sudah memiliki hubungan jauh sebelum menikah dengan Nanda. Bisa dibilang jika keduanya adalah sepasang kekasih yang saling mencintai. Karena Juna di paksa menerima Nanda yang tak lain wanita pilihan kedua orangtuanya sehingga Juna terpaksa harus meninggalkan Nayla.

" Maafkan aku, sekarang belum saatnya Nayla. Kita jalani saja dulu seperti ini sampai waktunya tiba," ucap Juna. Walaupun dia sangat mencintai Nayla namun dirinya tidak bisa menceraikan Nanda begitu saja lantaran kedua orang tidak merestui hubungan mereka.

" Mau sampai kapan? Mau sampai kapan aku terus seperti ini Juna! Hati aku sakit tau gak melihat kamu bermesraan dengan wanita itu. Aku cemburu melihat dia mencium bahkan memeluk mu, mau sampai kapan kamu terus menyakiti aku," teriak Nayla dengan nada tinggi, dia turun dari pangkuan Juna bahkan terlihat air matanya mengalir di pipi.

" Maafkan aku, aku janji secepatnya kita akan bersama." Dengan cepat Juna memeluk Nayla menenangkan wanita itu yang menangis.

" Kamu bohong, kamu bohong." Nayla memukul dada Juna, hatinya sangat sakit lagi-lagi di janjikan palsu oleh kekasihnya itu.

Di sisi lain ...

" Astaga, dokumen nya pake acara ketinggalan segala lagi." Dengan sangat kesal Nanda memutar kembali mobilnya.

Mau tidak mau dia harus kembali lagi untuk mengambil dokumen tersebut lantaran sangat penting, Untunglah belum terlalu jauh. Dengan cepat dia melajukan kecepatan mobilnya agar cepat sampai. Setelah di depan gerbang rumahnya, dia malas memasukan mobilnya karena nanti harus mengeluarkan kembali sehingga dia memilih untuk turun saja lalu berjalan memasuki gerbang rumahnya tersebut.

Terpopuler

Comments

Endang Oke

Endang Oke

yang jelas yg salah nanda lah! nayla itu bukan mahramnya. di jadiin satu...masa dokter bodohhh!! engga punya otakkkk.engga punya fikiran.

2024-03-23

0

Shinta Dewiana

Shinta Dewiana

nanda berhati malaikat tapi sahabat dan suaminya terlalu tega...hmmm

2024-03-14

0

Widji Lestari

Widji Lestari

kayaknya seru nih ......

2024-02-29

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!