bab 4

" Nayla, apa-apaan kamu!" Sungguh sangat mengejutkan atas keberanian Nayla yang bertindak seenaknya saja di kediamannya.

Nayla bukannya menjawab dia malah tersenyum miring kemudian bangkit dari tempat duduknya lalu menghampiri Juna yang menatapnya dengan tatapan marah.

" Apa aku tidak cantik?" Katanya dengan ekspresi sedih melihat Juna yang begitu sangat marah melihat dirinya berpakaian seperti ini.

" Apa kamu tidak menyukai aku memakai pakaian seperti ini, dan hanya menyukai Nanda saja. Aku cuma ingin menunjukkan jika aku lah yang berhak memakai pakaian seperti ini di hadapan kamu bukan wanita lain," ucapnya dia berakting berpura-pura nangis sedih seakan dirinyalah yang tersakiti Nayla sangat pandai sekali berarti wajar saja karena dirinya pernah mengikuti casting. Namun sayang sekali ditolak karena tidak terlalu cocok dengan perannya.

" Bukan seperti itu, hanya saja yang kamu pakai ini semuanya milik Nanda dan kamu memakai pakai seperti ini bagaimana jika anda tiba-tiba pulang?" Ujar Juna, tentu saja dia merasa was-was bagaimana jika Nanda pulang secara tiba-tiba atau keluargalah yang lainnya tiba-tiba datang dia masih belum siap untuk mengakui hubungannya dengan Nayla.

" Tapi aku sangat merindukanmu Juna, makanya aku nekat datang ke rumah ini, dan memakai pakaian ini karena aku sangat mencintai kamu, aku sangat merindukan kamu," jawabnya dengan nada tinggi dia sangat kesal sekali.

" Kamu jahat kamu sudah tidak mencintai aku lagi apa semua itu karena wanita itu?" Nayla menangis. Dia menyalahkan Nanda karena hubungannya dengan Juna mulai sedikit renggang.

Juna mengusap wajahnya kasar, bukanya tidak tergoda melihat penampakan yang sangat indah dihadapannya. Hanya saja dia tidak ingin tiba-tiba seseorang orang datang kerumahnya apalagi dirinya sedang melakukan suatu hal yang tidak pantas selain dengan istrinya.

" Maafkan aku, aku sangat mencintai Nayla. Sudah ya jangan menangis lagi," bujuk Juna, dia menyentuh tangan Nayla.

" Bohong, buktinya kamu sudah bercinta dengannya. Kamu jahat, kamu selalu saja menghianatiku." Nayla memukul-mukul dada Juna sambil menangis.

" Tapi aku tidak mencintainya, walaupun aku bercinta dengannya tetapi bayangan yang aku lihat hanyalah wajahmu, aku selalu membayangkan jika kamulah yang ada di bawahku saat bercinta dengannya. Percayalah, sayang."

Juna tentu laki-laki normal wajar saja jika dirinya pernah melakukan hubungan intim dengan Nanda karena bukan hanya status saja yang sebagai suami istri yang sah melainkan dirinya juga tergoda lantaran tidak bisa menahan hawa nafsunya saat melihat tubuh indah milik istrinya tersebut walaupun dalam hatinya cintanya bukan tertuju pada istrinya itu melainkan kepada Nayla namun tetap saja ia bisa melakukan hubungan intim dengan sangat panas.

" Terus kapan kita menikah? Aku nggak mau kita terus-terusan seperti ini Juna. Aku lelah selalu menahan rasa sakit, aku lelah selalu menunggu. Aku ingin kita hidup bersama, Juna."

Nayla menuntut hubungan mereka bukan hanya sebentar melainkan lebih dari 5 tahun, 2 tahun saat sebelum Juna menikah dan 3 tahun saat Juna menikah, tentu Nayla menuntut ingin dinikahi karena dirinya tidak mau selalu menjadi yang kedua dan tidak mau menjadi wanita simpanan.

Juna menghela nafasnya, dia masih belum bisa menjawab keinginan kekasihnya yang menuntut untuk menikah karena dia masih belum bisa mencari alasan yang tepat untuk menceraikan Nanda dan terlebih lagi tidak memiliki alasan yang kuat untuk meminta kedua orang tuanya harus di hubungannya dengan Nayla.

" Aku mohon kamu bersabar Nayla, aku harus meyakinkan kedua orang tuaku dulu jika kamu adalah wanita yang layak untuk menjadi pendamping hidup aku. Dan aku juga akan mencari alasan yang tepat untuk menceraikan Nanda, setelah itu kita baru bisa bersama selamanya. Tapi aku mohon, kepadamu untuk bersabar," ucap Juna, dia menarik Nayla kedalam pelukannya.

" Mau sampai kapan?" Tanyanya serius.

" Tunggu waktu yang tepat, aku berjanji akan secepatnya." Kemudian Juna mencium bibir Nayla lembut.

Awalnya ciuman itu biasa saja, tetapi lama kelamaan ciuman itu semakin hangat dan menjadi rakus seperti orang kelaparan. Nayla tersenyum kemudian dia mengalungkan tangannya di leher Juna lalu membalas ciuman itu. Juna kemudian menuntun Nayla menuju sofa, dia tidak mungkin melakukan hubungan tersebut di kamarnya. Tentu pasti akan membuat Nanda curiga lantaran ada bau wangi yang berbeda di tempat tidur nantinya. Juna tidak mau itu terjadi sehingga biarlah mereka bermain api di sofa saja.

Dengan sangat gagah dan lincah sekali Nayla menaiki kudanya, dia sudah lama tidak seperti ini tentu rasa rindunya terobati. Malam ini Nayla yang menjadi koboi nya, sementara Juna hanya menikmati saja sambil terus berkicau memanggil nama sang penunggang kuda.

Setelah puas bercinta satu ronde, Nayla ingin melanjutkan permainan kedua tetapi Juna menolaknya.

" Jangan sekarang, sebentar lagi Nanda akan pulang. Ayo kita bersihkan diri kita dan bersikap seperti biasa saat dia pulang nanti," bujuk Juna. Hari semakin larut dan sudah pasti saat ini istrinya itu sebentar lagi pulang, Juna tentu tidak ingin kepergok tanpa menyiapkan apapun karena dirinya masih belum siap untuk memberitahu hubungannya dengan Nayla.

Dengan wajahnya yang cemberut Nayla terpaksa menahan hasratnya yang kedua. Perasaan kesal lantaran belum begitu puas, namun dia tidak membantah.

" Ya sudah," ucapnya merajuk, kemudian dia memungut baju-baju yang berserakan di lantai.

Juna terkekeh lalu dia mengecup sekilas bibir Nayla lantaran gemes. " Di apartemen kita akan melakukannya sampai puas ya."

Nayla kemudian tersenyum dan mengangguk, lalu dia berlari menuju kamarnya untuk membersihkan diri. Sementara Juna, dia memakai ****** ******** lebih dulu, sebelum membersihkan dirinya, Juna terlebih dulu membersihkan sofa yang sudah berantakan akibat pertempurannya. Dia mengelap cairan lengket dengan tisu karena ada yang mengenai sofa sedikit. Setelah semuanya sama seperti semula, barulah dia beranjak sambil membawa baju-bajunya dan pergi ke kamar untuk membersihkan dirinya.

Tak lama kemudian, benar saja filing Juna jika Nanda akan segera pulang karena wanita itu sekarang sudah berada di depan rumah mereka dengan wajah lesu dia memasuki rumahnya dan ingin segera beristirahat.

" Capeknya ..." Nanda duduk bersandar di sofa dia menghempaskan tubuhnya untuk istirahat sejenak menghilangkan rasa lelah sambil melepas hak sepatunya dan juga jas putih yang masih melekat di tubuhnya.

Anda melihat jarum jam sudah menunjukkan pukul 10.00 malam rasa kantuk ingin buru-buru ia pergi ke tempat tidur namun saat hendak bangkit dari tempat duduk dia melihat sebelah anting miliknya ada di lantai. Kemudian Anda pun memungutnya.

" Kenapa anting ini bisa ada disini?" Dia sangat heran karena sudah lama tidak memakai anting yang ia pegang tersebut, tetapi kenapa bisa ada di lantai.

" Nggak mungkin Mbak Ida kan?" Tanyanya dalam hati kemudian ia genggam anting tersebut lalu melangkah menaiki anak tangga dengan pikiran yang berkecamuk.

Terpopuler

Comments

YuWie

YuWie

malah curiga mbek pembantune...nanda2

2024-02-08

0

Ma Em

Ma Em

Juna kamu bermain api dirumahmu sendiri bermain dengan selingkuhanmu hati hati kamu pasti akan menyesal karena telah menduakan Nanda

2024-02-05

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!