bab 2

Nanda buru-buru mempercepat langkahnya, pintu rumahnya tidak terkunci sehingga dengan mudah dia dapat mendorong pintu tersebut. Kemudian dia kembali melangkah menuju meja di ruang keluarga dimana dirinya meninggal dokumen tadi.

Sementara itu di sisi lain, Juna dan Nayla masih berpelukan tanpa sadar jika Nanda kembali lagi. Karena tidak mendengar bunyi mobil sehingga mereka tidak berpikir jika Nanda ada di dalam rumah tersebut.

" Jangan menangis lagi, nanti cantiknya ilang loh." Juna menghapus jejak air mata Nayla. Nayla tersenyum lalu dia memukul pelan lengan kekasihnya kemudian dia kembali memeluknya lagi.

Terdengar bunyi suara hp membuat keduanya saling pandang. Dengan wajah panik keduanya buru-buru melepaskan pelukan mereka karena yakin jika bunyi hp tersebut bukan milik mereka.

" Halo ... Iya, ini masih dijalan, tolong tunggu sebentar lagi saya akan kesana." Ternyata suara hp Nanda yang menyala, wanita itu menerima panggilan saat menuju ruangan keluarga tanpa melihat dua sejoli yang sedang berpelukan.

" Nanda, kenapa kamu kembali lagi?" Tanya Juna menghampiri, di berusaha bersikap normal padahal saat ini dirinya begitu panik.

Nanda menoleh kemudian tersenyum lalu dia menunjukkan dokumen yang ketinggalan." Terlalu buru-buru, jadi melupakan hal yang penting," ucapnya seraya tertawa kecil. Kemudian dia melihat arah meja makan.

" Gak usah repot-repot di beresin, Nay. Sebentar lagi mbak Ida bakalan datang," cegah Nanda saat Nayla sedang mengemasi piring -piring kotor diatas meja makan..

Nayla pintar mengalihkan suasana, berpura-pura membersihkan agar tidak terlihat malas itu adalah akting saja.

" Nggak apa-apa, aku gak tahan melihatnya nanti keburu banyak semut," ucapnya, dia bersikap santai seakan tak terjadi apapun. Nanda tak bisa mencegahnya lagi, kemudian dia berjalan mendekati suaminya yang hendak memakai jas kerjanya.

" Kamu mau berangkat?" Nanda mengambil alih kemudian memakaikan jas ke tubuh suaminya.

" Iya, yuk kita berangkat bareng sampai ke depan." Juna merangkul bahu istrinya setelah dirinya sudah siap dan mengajak Nanda untuk jalan bersama menuju pintu depan ke mobil masing-masing dan meninggalkan Nayla yang pura-pura tidak melihat karena saat ini Juna dan Nanda begitu sangat mesra sekali tentu membuat hatinya Nayla panas.

Nanda mengangguk, namun sebelum melangkah dia menoleh sebentar ke arah meja makan. " Nay kami kerja dulu ya, Kamu hati-hati di rumah. Kalau ada apa-apa cepat hubungi kami," ucapnya berpamitan, Nayla hanya mengacungkan jempolnya saja Kemudian Nanda dan Juna pergi meninggalkan Nayla yang menatapnya tak suka karena saat ini Juna tengah merangkul istrinya tersebut.

" Kau sama sekali tidak menoleh ke arahku Juna, laki-laki menyebalkan," kesalnya sambil melempar serbet ke sembarangan tempat dia kesal sekali lantaran Juna sama sekali tidak menoleh ke arah dirinya lagi.

" Lihat saja cepat atau lambat kau akan menjadi milikku Juna."

Ternyata Nayla memang sengaja mendekati Nanda dengan drama kecelakaan dan dia pun menjadi pahlawan penolong bagi Nanda sehingga mereka menjadi akrab dan menjadi sahabat Karena itulah tujuan Nayla sebenarnya berpura-pura mendekati Nanda menjadi sahabatnya agar dirinya bisa dekat dengan Juna, kekasihnya.

Saat Juna memberitahu tentang perjodohan yang dilakukan oleh kedua orang tuanya, tentu membuat Nayla sangat sedih, kesal, marah dan sakit hati. Dia tidak terima lantaran dirinya sangat mencintai laki-laki itu, namun Entah mengapa kedua orang tuanya Juna tidak menyetujui dirinya untuk menjadi bagian keluarga mereka, bahkan sangat menentang sekali hubungan dirinya dan juga Juna. Padahal Nayla sudah berusaha sangat keras agar menjadi wanita yang baik di mata orang tuanya Juna.

Namun tetap saja Restu itu tidak kunjung ia dapatkan hingga pada akhirnya terdengar pernikahan Juna dengan Nanda sudah sah, membuatnya sangat frustasi bahkan nekat melakukan percobaan bunuh diri jika Juna memutuskan hubungan mereka. Hingga membuat Juna tidak bisa berbuat apa-apa selain tetap menjalani hubungan asmara secara diam-diam di belakang istrinya karena nyatanya Juna memang masih sangat mencintai Nayla dan mereka pun terus berhubungan sampai sekarang ini.

" Aku jalan dulu ya, kamu hati -hati dijalan," ujar Nanda sekali lagi berpamitan.

" Iya ..." Zona hanya mengecup kening istrinya saja kemudian dia masuk ke mobil dan juga Nanda masuk ke mobil masing-masing kemudian menyalakan klakson lalu lebih dulu pergi meninggalkan karangan rumah dan juga mobil Juna yang hendak keluar.

Nanda begitu sangat mencintai suaminya itu, meskipun mereka awalnya dijodohkan namun seiring waktunya berjalan perasaannya tumbuh dan mencintai Juna dengan tulus. Walaupun agak sedikit jengkel terkadang kalah membahas masalah anak, Juna selalu saja menghindar dengan berbagai macam alasan dan salah satunya adalah masih belum siap memiliki anak hingga Nanda pun bersabar selama 3 tahun menunggu. Namun kali ini dirinya tidak bisa lagi terus menunggu, dan Nanda pun berencana harus bisa hamil karena tidak sabar ingin menjadi seorang istri yang sesungguhnya.

Sementara itu Nayla membiarkan piring-piring kotor atau sisa mereka salahkan tadi begitu saja tanpa berniat ingin membereskan seperti saat ada Nanda tadi. Dia berjalan menaiki tangga menuju lantai 2 di mana kamar utama rumah tersebut dan di sanalah tempat Juna dan juga Nanda tidur.

Perlahan Nayla membuka pintu kamar utama tersebut karena tidak dikunci tentu dia sangat begitu sangat mudah untuk memasukinya. Nanda memang tidak pernah mengunci rumahnya apalagi ada Mbak Ida yang sudah sangat terpercaya membersihkan rumah tersebut hingga membiarkan kamarnya tidak dikunci rapat agar supaya Mbak Ida bisa membersihkan kamarnya selama mereka tidak di rumah.

" Ini seharusnya menjadi kamarku dan juga Juna," ucap Nayla melihat sekeliling isi kamar yang terlihat begitu sangat mewah dia iri sekali karena Seharusnya dirinyalah yang menjadi Nyonya rumah ini dan menempati kamar ini bukan wanita lain.

" Rumah ini, kamar ini, bahkan seluruh isinya adalah milikku." Nayla melihat perhiasan-perhiasan yang ada di laci meja rias milik Nanda.

" Hanya aku yang pantas memakai semua perhiasan ini."

Dengan begitu sangat lancang sekali Nayla pun memakai perhiasan tersebut kalung, cincin, gelang, bahkan anting-anting iya coba satu persatu kemudian ia melihat dirinya dari pantulan cermin terlihat sangat cantik memakai perhiasan itu.

" Sangat cantik ..." Ucapnya kagum dengan keindahan dirinya yang sudah memakai semua perhiasan milik Nanda.

Dan tak hanya di situ saja jiwa serakah Nayla kembali timbul saat melihat lemari yang berukuran besar kemudian dengan cepat Naila melangkah menuju lemari tersebut lalu membuka pintunya.

" Ini semua milikku, aku yang pantas memakai semua ini."

Nayla membuka satu persatu baju-baju mewah yang bermerek tergantung di lemari tersebut kemudian ia coba ke tubuhnya karena ukuran mereka tak jauh berbeda sehingga membuat Nayla sangat berambisi sekali mencobanya.

" Benar-benar sangat cantik." Nayla tak percaya melihat dirinya dari pantulan cermin bener-bener sangat indah sekali dipandang.

Tok ... Tok ...

Terdengar suara bunyi ketukan pintu Nayla yang masih sibuk mencoba satu persatu gaun mewah milik Nanda dan juga perhiasan-perhiasan lainnya. Dia tidak merasa panik sama sekali seakan dirinyalah pemilik rumah tersebut.

Terpopuler

Comments

Shinta Dewiana

Shinta Dewiana

parah

2024-03-14

0

Rini Musrini

Rini Musrini

tak tau diri dua²nya nayla dan juna .

2024-02-25

0

YuWie

YuWie

Ow..ternyata mmg sengaja mendekati jadi sahabat..kupikir sahabat sejak sekolah.

2024-02-08

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!