bab 3

" Mbak Nayla didalam?" Tanya seseorang wanita terdengar wanita tua yang memanggil sambil mengetuk pintu.

Nayla sangat kesal, dia membanting baju yang ia pegang ke lantai. " Ada apa?" Tanyanya balik dengan nada terdengar sangat kesal sekali.

" Saya mau membersihkan kamar Bu Nanda," ucapnya sopan karena sudah pekerjaannya sehari-hari jadi jam segini dia pasti akan datang ke kamar utama milik rumah tersebut.

" Tidak perlu, biar saya yang akan membersihkannya. Kamu membersihkan aja di tempat lain," jawabnya tanpa membuka pintu lantaran dirinya masih mengenakan baju dan perhiasan bahkan make up milik Nanda.

" Tapi, Mbak ..."

" Udah deh gak usah ngelawan, pergi sana pergi tempat lain," teriaknya dengan nada tinggi pembantu rumah ini benar-benar membuatnya sangat emosi jika dirinya menjadi roknya rumah ini dia tidak akan memperkerjakan wanita paruh baya seperti Mbak Ida.

" Gangguin orang aja," gua maunya kesal kemudian dia kembali menatap dirinya dari pantulan cermin Dan melanjutkan memakai cincin cincin bahkan hingga 10 jarinya penuh iya coba semuanya.

Mbak Ida di depan pintu kamar tersebut nampak kebingungan lantaran Nayla begitu lancang sekali memasuki kamar milik majikannya tersebut, apalagi tidak membiarkannya masuk bahkan berani menutup pintu dan menguncinya. Apa yang sebenarnya wanita itu lakukan pikir Mbak Ida, namun ia tidak berani untuk mengadu Karena wanita itu adalah sahabat dari majikannya sendiri.

Mbak Ida pun terpaksa membawa kembali sapu pel dan keboncengnya pergi meninggalkan lantai 2 dan lebih membersihkan lantai satu saja. Dia tidak ingin ikut campur selagi wanita yang masih berada di dalam kamar majikannya itu tidak terbukti melakukan sesuatu hal yang ada di dalam pikirannya yaitu mengambil barang-barang berharga milik majikannya.

Sementara itu di dalam kamar Nayla kembali membuka lemari pakaian Nanda dan dia terkejut saat melihat beberapa baju haram milik Nanda untuk menggoda kekasihnya. Iya ambil salah satu baju yang sangat tipis sekali itu dan transparan berwarna merah.

" Dasar pelakor, beraninya dia menggoda kekasihku." Sungguh sangat kesal sekali melihatnya Nayla pun membuang baju haram tersebut ke lantai kemudian ia injak-injak karena seharusnya dirinyalah yang layak memakai baju tersebut untuk menggoda kekasihnya.

" Juna laki-laki brengsek, bisa-bisanya dia menghianatiku." Nayla teriak dia menangis lantaran sakit hati karena mengetahui jika kekasihnya berhubungan badan dengan Nanda walaupun sebenarnya mereka memang sah melakukan hal tersebut namun tetap saja hatinya sangat sakit hancur berkeping-keping laki-laki yang seharusnya menjadi miliknya malah melakukan hubungan dengan wanita lain.

" Apa salahku sebenarnya Tuhan, kenapa orang tuanya Juna tidak merestui aku untuk bersama dengan Juna, kami saling mencintai. Apa salahku?"

Nayla terduduk di lantai lantaran dia tidak mengerti entah apa penyebab dirinya tidak disukai oleh keluarga jumlah dan sangat menentang sekali hubungan mereka padahal sudah sangat jelas bahwa dirinya dan juga Juna saling mencintai.

" Aku tidak boleh begini, apapun caranya, bagaimanapun aku harus bisa mendapatkan Juna. Juna hanya milikku seorang, sekalipun terhalang oleh tembok yang kokoh aku akan pasti merobohkannya demi untuk bersama dengan Juna."

Tekad Nayla, dia bangkit dari terpuruknya yang terduduk di lantai kemudian mengusap air mata. Lalu dia kembali memungut baju haram tersebut kemudian dia menyeringai licik.

****

Malam harinya, Nanda masih sibuk dengan pasien yang mengantri untuk berobat di klinik gigi miliknya sehingga terpaksa pulang larut malam ini. Jadwalnya begitu sangat padat, padahal hari sudah menunjukkan pukul 7 malam. Namun dengan senyum ramah dia tetap semangat melayani pasien tersebut tanpa keluh kesah.

" Hai, siapa namanya sayang?" Tanya Nanda sangat lembut sekali saat hendak memeriksa seorang anak yang cantik tengah takut untuk diperiksa.

" Manda," jawabnya pelan, dia agak kesusahan bicara karena sakit gigi yang dia alami.

" Wah namanya kita hampir sama ya, aku Nanda. Manda, Nanda. Boleh kita berteman?" Kata Nanda, dia mengeluarkan jari kelingkingnya untuk mengajak gadis kecil itu berteman dengannya.

Tentu Nanda harus membujuk lebih dulu agar anak-anak saat di periksa giginya tidak merasa takut lagi. Dan tentu dengan lemah lembut dan tidak memaksa.

" Nanti kalau kita sudah berteman, kakak bakalan kasih ini?" Nanda mengambil sebuah boneka berukuran kecil namun sangat lucu.

" Untuk ku ..." Ujarnya sangat tertarik dengan boneka tersebut.

" Emmm, tapi harus dengan satu syarat. Ya itu Manda gigi Manda harus di periksa dulu, karena kalau tidak boneka Mimi nya gak mau sama anak yang sakit gigi, katanya takut tertular," bujuk Nanda, dia sangat pintar sekali membujuk anak yang tidak mau diperiksa giginya.

" Tapi Manda takut," cicitnya pelan. Nanda pun tersenyum kemudian dia berjongkok menatap Manda.

" Kalau Manda mau diperiksa, Kakak janji akan memberikan boneka Mimi 2. Tapi kalau nggak mau di periksa ya sudah boneka imut ini kakak bakalan kasih ke anak yang pemberani saja, padahal Mimi sudah sangat menyukai Manda, sayang sekali," ucapnya dengan nada sedih.

" Jangan, Manda mau kok di periksa." Dengan cepat Manda mengambil boneka tersebut. Walaupun agak takut giginya di periksa tapi demi boneka Mimi dia pun memberanikan diri.

" Nah gitu dong baru anak yang pemberani." Nanda mengusap pucuk kepala Manda. Kemudian menggandeng tangan Manda untuk menuju ke ruangan untuk diperiksa bagian gigi yang sakit.

Seseorang tersenyum dari tadi terus memperhatikan interaksi Nanda yang membujuk anaknya tidak mau diperiksa. Dia sangat kagum sekali dengan keramahan dokter di klinik ini patut saja ramai pengunjung untuk berobat di sini karena bukan hanya kualitasnya yang bagus tetapi pelayanannya juga sangat baik sekali.

***

Sementara itu di rumah kediaman Juna dan Nanda Bi Ida sudah kembali pulang ke rumahnya karena wanita purba yaitu hanya bekerja dari jam 08.00 sampai jam 05.00 sore saja dan sekarang hanya tinggal Nayla saja di rumah yang cukup lumayan besar itu dia baru saja keluar dari kamar pribadi Juna dan Nanda.

Nayla sudah terlihat sangat segar sekali lantaran dirinya baru saja selesai mandi dan wanita itu berdandan sangat cantik malam ini dan yang paling mengerikan sekali baju haram transparan berwarna merah itu ia kenakan hingga memperlihatkan logo tubuhnya yang sangat lumayan seksi putih mulus dan cukup membuat mata laki-laki tergoda.

Nayla sengaja berpakaian seperti ini untuk merayu kekasihnya karena sudah hampir 2 bulan lebih mereka tidak bersama, tentu dirinya sangat merindukan kekasihnya tersebut merindukan akan sentuhannya dan merindukan bercinta dengannya.

Terdengar bunyi suara mobil memasuki karangan rumah Nayla tersenyum dia sangat yakin jika itu adalah jola karena saat ini Nanda sudah mengirimnya pesan jika wanita itu agak pulang larut malam ini sehingga dia sangat bersemangat sekali menyambut kedatangan Juna dan duduk manis di sofa.

Juna masuk ke rumah setelah membuka pintu, tak lupa dia kunci kembali pintu tersebut, saat melangkah masuk laki-laki itu melonggarkan dasinya yang mencekik lehernya, badanya terasa sangat lelah sekali. Saat dirinya hendak menaiki anak tangga, tiba-tiba lampu ruang tamu menyala, tentu membuat Juna menoleh dan sangat terkejut sekali, matanya terbelalak nyaris bola matanya keluar dari kelopaknya saat seseorang yang sedang duduk di sofa dengan senyum nakalnya namun terlihat sangat seksi dan menggoda sekali.

" Nayla, apa-apaan kamu!"

Terpopuler

Comments

YuWie

YuWie

kapan konangane..kupikir pas nanda ketinggalan dokumen..ternyata masih selamat juna

2024-02-08

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!