System Maiser In Modern World
'
Di pinggiran kota dalam suasana hening dan gelapnya malam, Terlihat seorang pemuda berambut hitam dengan mata coklat sedikit keemasan sedang disudutkan di dalam gang sempit yang kotor dan bau sampah. Pemuda itu terus melangkahkan kakinya mundur kebelakang berusaha menjauh dari 4 orang pria yang memiliki tampang seperti preman.
"Geo...Geo, Geo," Ucap Salah seorang preman tersebut menyebut nama pemuda yang masih mengenakan seragam putih abu. "Di belakangmu jalan buntu. Serahkan saja uangmu padaku atau—"
"Atau apa!?" Sahut Geo. "Majulah kalian semua!" Tantangnya karena ia sudah sampai ujung gang tersebut dimana tembok tinggi menghalangi jalan kaburnya.
Preman-preman itu nampak tersulut pancingan dari Geo. Mereka maju berlari kearahnya dengan tangan siap melayangkan tinju padanya.
Geo melempar tasnya ke satu orang yang maju paling depan hingga terdengar suara seperti benturan besi ketika mengenai wajahnya, entah apa dalam isi tasnya, tapi satu orang langsung tumbang. Ketika perhatian 3 orang lainnya terkecoh, Geo Menendang ************ preman yang sangat kurus hingga membuatnya melotot kesakitan sambil memegang areanya.
Buk!, sebuah upper cut menghantam dagu preman kurus tersebut dan tumbanglah ia.
Buk!, kini Geo yang terkena tumbukan di pelipis mata sebelah kirinya karena ia baru saja tanpa sengaja memberi kesempatan pada 2 preman sisanya. Pandangannya seketika silau dan tubuhnya sempoyongan kesudut gang.
"Haha...Jangan macam-macam pada kami, bocah berandalan." Kata preman yang barusan menumbuk Geo.
"Heh..." Geo terkekeh sambil memegang satu matanya yang terasa nyeri. "Empat Orang dewasa melawan satu anak berumur tujuh belas tahun, seharusnya kalian malu." Umpatnya.
"Cuihh! Bocah tengil sepertimu memang harus diberi pelajaran." Preman itu langsung menendang perut Geo.
"Uhukk!" Geo memuntahkan darah. Ia merasakan sesak dan nyeri yang luar biasa, tubuhnya seketika lemas dan kakinya sudah tidak kuat menopangnya lagi. Dia ambruk diatas tanah dengan pandangan kabur. Tapi rupanya preman-preman itu belum selesai, ia mendapatkan tumbukan lagi diwajahnya berkali-kali hingga membuatnya lebam dan berdarah di bagian hidung serta mulutnya.
Tubuhnya mati rasa, pandangannya gelap gulita. Apakah ini yang disebut kematian? Batinnya.
****
Didalam ruang tahta yang megah namun juga mencekam karena banyaknya mayat dan bercak darah dilantai, seorang pria berambut pirang dengan mengenakan zirah emas menancapkan pedang ke dada laki-laki yang duduk di singgasana dengan mahkota hitam bak seorang raja yang agung namun juga suram.
"Iblis sepertimu harus dimusnahkan." Ucap pria berambut pirang, perawakan dan penampilannya seperti seorang kesatria atau seorang pahlawan kerajaan.
Sang raja tertawa dan berkata, "Aku pun sudah muak hidup didunia sampah dengan dewa-dewa munafik yang kalian sembah itu. Menjijikkan!" Dia masih bisa bergerak meski sudah tertusuk pedang, dan bahkan terlihat masih baik-baik saja.
Kesatria itu terkejut melihatnya masih bisa tertawa dan baik-baik saja.
"Pedang mainan yang diberikan dewamu itu tidak ada gunanya."
"Ti-tidak mungkin—" Si kesatria mendorong pedangnya menusuk Raja lebih dalam lagi.
"Kalian semua sudah dibodohi dan dijadikan boneka yang ia kendalikan sesukanya. Semua orang-orangku sudah mati kalian habisi. Tidak ada lagi yang tersisa didunia ini, akan kuhancurcan semuanya." Raja itu tiba-tiba mengeluarkan cahaya dari telapak tangannya merambat keseluruh tubuhnya, Silau, melebihi sinar matahari.
Wajah Sang kesatria panik dan berusaha melarikan diri, tapi cengkeraman Raja dipundaknya itu sangatlah kencang. Sudah terlambat cahaya itu menembus keluar istana, bahkan sampai menyelimuti seisi dunia hingga sudut-sudut gelap dan kumuh sekaligus.
Sepersekian detik, sang raja sudah tidak ada, kesatria tidak terlihat zirah atau bahkan sehelai rambutnya sama sekali, dan semuanya sudah berubah menjadi ketiadaan.
Raja malang yang difitnah bersekutu dengan iblis karena memiliki kekuatan terlarang. Tapi kini semuanya tewas dibawa oleh Raja yatim piatu itu. Yang bernama, Geo Maiser.
.
.
.
.
.
Geo Maiser, ia tiba-tiba melihat semua ingatan yang baru. Ia dilahirkan di dunia yang berbeda, dunia yang peradabannya lebih maju. Namanya menjadi Geo Tetra tanpa ayah, tapi memiliki seorang ibu pekerja keras bernama Maisha.
Mereka hanya hidup berdua dalam rumah yang kecil dengan perabotan yang minim. Tapi hal tersebut tidak menghalangi Maisha untuk membesarkan seorang anak yang kini sudah berumur 17 tahun. Hanya saja, ketika memasuki SMA, sikap dan sifat Geo berubah.
Dulu dia merupakan anak baik-baik dan berprestasi, tapi dia salah masuk pergaulan dan akhirnya terjerumus menjadi seorang pemalas dan pencari keributan. Dia sering bolos sekolah, pulang tengah malam, dan bahkan pernah tidak pulang selama tiga hari. Ibunya sangat mengkhawatirkannya, dan sampai mencari bantuan ke kantor polisi untuk mencarinya.
Namun Geo pulang dengan sendirinya. Dengan pakaian lecek, luka lebam dimana-mana, dan bau alkohol serta rokok yang menyengat. Ibunya memarahinya dan menasihatinya sambil menangis, tapi anak bebal itu tidak menggubrisnya bahkan malah membentak balik ibunya, "Siapa yang ingin dilahirkan di keluarga miskin seperti ini hah?!" Bentak Geo. "Pantas saja ayah pergi meninggalkan rumah ini." Ia berjalan keluar rumah dan membanting pintu dengan keras. Dan tanpa sadar membuat hati ibunya teriris seperti ia telah salah karena semuanya.
Dingin, basah, dan perih. Geo membuka matanya melihat langit hitam tanpa bintang namun air hujan yang deras menyerbunya. Perutnya masih terasa pengap dan luka diwajahnya semakin perih terkena air.
Hanya saja dia kini bukan seorang Geo Tetra, tapi juga Geo Maiser yang sudah pernah mengalami luka lebih parah dari ini.
"Jadi aku terlahir kembali di bumi dan ingatanku di kehidupan sebelumnya baru saja kembali." Gumam Geo berpikir kalau mereka adalah orang yang sama. Geo Tetra adalah Geo Maiser, dan Geo Maiser adalah Geo Tetra.
Geo menyerap kembali pengetahuannya tentang bumi selama 17 tahun dia hidup. Zaman kini tidak ada yang menggunakan pedang dijalanan ataupun sihir untuk bertempur. Karena senjata terkuat adalah senjata api.
Teknologi dan sistem keamanan lebih baik daripada dunianya dahulu, karena hukum berlaku didunia ini. Banyak alat-alat ajaib seperti mobil, pesawat, kereta, televisi, handphone, dan komputer. Geo berpikir jika satu alat seperti itu ada di dunianya dulu, pasti akan dianggap sebagai prasasti.
Geo baru ingat sekarang bukan saatnya merenung, dia mempunyai orang tua, ibunya yang pasti saat ini sedang khawatir dirumah. Dia bangkit bersandar ke dinding dengan kondisi tubuh basah kuyup dan seragam putihnya yang robek-robek serta dekil.
"Shhh..." Desah Geo, tubuh dan kakinya terasa lemas. Dia ingat belum makan sama sekali, karena tadi pagi ia cek-cok adu mulut dengan ibunya lalu langsung pergi begitu saja.
Ia berusaha bangkit perlahan sambil memegang dinding. Melihat sekitarnya preman-preman tadi sudah tidak ada, dan ransel sekolahnya juga tidak terlihat sama sekali, pasti dibawa oleh mereka. Merogoh saku celananya, dompet serta handphonenya juga hilang. Kini ia tidak punya uang sepeserpun.
Tempatnya sekarang sangat jauh dengan rumahnya, ditambah lagi ini tengah malam dimana kendaraan umum sudah tidak mengangkut penumpang lagi.
"Yang benar saja aku harus jalan kaki," Gumam Geo. "Preman-preman sialan itu, kalau bertemu lagi akan ku habisi mereka!" Ia sangat geram, gara-gara mereka ia terpaksa harus pulang dengan jalan kaki.
Tidak ada gunanya menyesalinya sekarang, lagi pula itu salahnya sendiri yang berkeliaran di malam hari. Geo melangkahkan kakinya keluar gang menyusuri trotoar dibawah derasnya guyuran hujan dengan hanya ditemani lampu jalan. Sialnya tidak ada satupun kendaraan yang lewat, jika ada satu saja, dia ingin menyetopnya dan menumpang.
Dia lupa jika malam, waktu orang-orang istirahat didalam rumah mereka, diatas kasur yang empuk dan selimut yang hangat. Mungkin hanya dia dan para gelandangan yang masih berada diluar kedinginan saat ini.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Comments
Eros Hariyadi
Lanjutkan Thor 😄💪👍👍👍
2023-05-14
1
Eros Hariyadi
Like and Coment 😄💪👍👍👍
2023-05-14
0