Mafia Somplak & Cewek Anyep
Arduino atau yang biasa disapa Ar terlihat bersungut-sungut saat keluar dari baby shop. Hari ini, bukan-bukan, maksudnya sudah lewat dari 4 bulan keponakannya lahir dan dia belum sempat menemui sang keponakan tersebut. Bagaimana tidak, keadaan di kota P yang sedikit kacau itu membuatnya tidak bisa ia tinggalkan.
Terlebih Wild Eagle sudah secara resmi memutuskan untuk pensiun. Secara garis besar kini Black Wolf yang memegang kendali dunia bawah yang berada di tanah air. Bisnis perdagangan senjata masih menjadi hal favorit yang diminta negara-negara luar kepada Black Wolf .
" Hais Sisi, ngapain sih maksa banget buat minta aku datang. Mana harus bawa kado lagi."
Ar menggerutu sepanjang jalan saat keluar dari baby shop. Bagaiman bisa mafia macho sepertinya masuk ke toko perlengkapan bayi dan memilih barang-barang yang dia tidak tahu harus membeli yang seperti apa. Alhasil dia hanya memberi instruksi kepada SPG untuk dicarikan pakaian bayi untuk usia 4 bulan.
Yang membuat ia tidak nyaman adalah saat para pengunjung di baby shop tersebut melihat intens dirinya. Wajah rupawan dengan otot terbentuk sempurna ditambah bulu bulu halus di sekitar wajah membuat daya tarik tersendiri dari pria tersebut. Terlebih memang dirinya adalah blasteran. Wajah bule nya tentu saja selalu menarik perhatian.
Bruk !!!
" Maaf tuan, maaf saya tidak sengaja. Saya harap kado tuan baik-baik saja. Permisi."
" Hei tunggu!!"
Seorang gadis menabrak kado yang dia bawa. Sesaat Ar melihat gadis yang berlari cepat seakan tengah terburu-buru itu dengan seksama.
" Dapat, bukankah kau gadis yang waktu itu? Haish, sepertinya aku harus menagih janjimu yang ingi melunasi utang mu bocah."
Arduino tersenyum simpul. Ia tentu tidak lupa gadis yang ia tolong beberapa bulan yang lalu. Waktu itu malam hari hujan begitu lebat. Arduino yang baru sampai di kota J memutuskan untuk ke apartemennya dan bukan pulang ke rumah mommy nya. Di jalan ia bertemu dengan seorang gadis yang jatuh pingsan di tepi jalan. tadinya Ar acuh, namun hati kecilnya meminta untuk ia kembali memundurkan mobilnya dan menolong gadis itu. Dengan tubuh yang amat sangat basah Ar membawa gadis itu ke apartemen. Ia bahkan memanggil Silvya untuk menggantikan baju si gadis karena takut akan terserang demam.
Sepanjang malam bahkan Arduino tidak tertidur, gadis itu terus mengigau.
" Jahat, kau sungguh jahat. Kasian bunda, kasian bunda. Bunda maaf. Maaf El bersalah . El minta maaf bunda."
Arduino mengerutkan kedua alisnya. Ia sedikit penasaran apa yang terjadi dengan bocah yang saat ini sedang tidur di atas ranjangnya itu. Arduino pun beranjak dari sisi El. Ia mengambil tas El dan mencari identitas El.
" Apa yang sebenarnya terjadi padamu bocah. Elisa Dwi Baskoro, seorang mahasiswi di Universitas Nusantara. Hmmm aku akan menyimpan kartu mahasiswa mu ini."
Pagi harinya Elisa terkejut saat menemukan dirinya terbangun di sebuah kamar yang tentu saja bukan kamarnya. Tidak ingin kenapa-napa Elisa segera pergi. Tapi langkahnya terhenti saat melihat seorang pria tanpa mengenakan bajunya. Tampaknya pria itu habis berolah raga. Elisa sedikit terpesona melihat otot-otot di perut pria tersebut. Namun secepatnya ia menggeleng pelan.
" Apakah begitu caramu berterimakasih dengan pergi mengendap-endap? Tidak kah mengucapkan sesuatu kepada orang yang menyelamatkan nyawamu."
" Ma-maaf tuan. Sebelumnya saya ucapkan terimakasih. Nanti saya akan berterimakasih dengan pantas, saya janji. Saya permisi."
" Aku tunggu itu bocah."
Arduino tersenyum simpul. Ia kembali meraih kado yang masih tergeletak di lantai. Ia pun harus segera ke rumah orang tuanya sebelum sang saudara kembar mengomel.
*
*
*
"I'm coming!!!"
" Sttt, Ar berisik. Nataya baru saja tidur."
Ar seketika menutup mulutnya. Ia pun memberikan kado yang tadi dibelinya di baby shop. Tentunya sambil bersungut-sungut.
" Napa mukanya gitu?"
" Gara-gara kau Si. Aku jadi dilihatin orang se toko."
Silvya terkekeh geli. Ia memang me-warning Ar untuk membelikan kado bagi putranya tapi dengan catatan tidak boleh orang lain yang membeli. Ar harus membelinya sendiri, bahkan dia tidak boleh meminta Roki sang asisten untuk membelinya juga.
" Masa cuma beli baju bayi nya kesel sih Ar."
Fatimah datang dari dapur membawakan minuman dan camilan untuk sang putra. Ar pun langsung memeluk mommy nya itu. Mengacuhkan Ar, Silvya kembali melanjutkan membuka kado pemberian Ar. Wanita yang belum lama berstatus sebagai ibu itu pun sangat antusias dengan hadiah pemberian sang saudara kembar. Namun saat semua sudah terbuka sempurna Silvya mengerutkan kedua alisnya.
" Ar ... Kamu yakin beli ini untuk keponakanmu?"
" Maksudmu Si?"
" Ini mah untuk new born. Untuk bayi baru lahir. Lah Nataya kan udah 4 bulan."
Arduino pun langsung berjalan menghampiri Silvya lalu melihat baju bayi yang ia beli. Ar pun menepuk keningnya pelan.
" Salah kado."
" Maksudmu?"
Ar menjelaskan bahwa apa yang dibuka Silvya itu bukanlah barang yang ia beli. Meskipun dia tidak tahu menahu mengenai baju bayi tapi dia sudah memberi tahu spg baby shop tersebut untuk mencarikan baju usia anak 4 bulan. Dan dia pun yakin bukan itu yang dia beli tadi.
" Sepertinya tertukar dengan gadis itu saat bertabrakan tadi," gumam Ar lirih.
Silvya hanya mendengus pelan, tentu saja pemberian Ar yang salah itu tidak bisa dipakai oleh Nataya.
" Si, berikan kepada kakak ipar mu saja. Bukannya kata kamu istrinya Kak Radi baru saja melahirkan. Pas tuh buat baby born," ucap Fatimah memberi ide.
" Aaah benar. Mommy bener. Nanti minta mas Dika buat anter baju-baju ini ketempat kak Radi dan Hasna. Sekalian lah aku ke sana juga buat nengokin Yasa."
Ar yang tidak paham apa yang dibicarakan mommy dan kaka kembarnya itu memilih mendekati sang keponakan dan memainkan tangan ponakan lucunya itu.
" Hai ... Nataya, ini uncle. Bangun dong, main yuk sama uncle. Masa uncle datang ditinggal tidur. Nat ..."
Plak
Sebuah tangan melayang ke punggung tegap berotot pria itu. Siapa lagi kalau bukan Silvya yang melakukannya.
" Apa an sih Si. Sakit tahu."
" He??? Are you kidding me. Sakit dari hongkong. Ente ketembak aja nggak berasa sakit masa iye dikeplak gitu aja sakit. Jangan ngadi-ngadi deh Ar. Mafia apa-an dikeplak gitu aja sakit."
Arduino memberengut, hanya Silvya yang berani bicara begitu kepadanya. Jika itu terjadi di markas Black Wolf maka orang yang mengatakan sudah kehilangan nyawanya. Ya, Arduino bisa bersikap begini hanya kepada keluarganya saja. Di luar itu dia adalah Mafia yang kejam. Sebenarnya sebelas dua belas dengan Silvya dulu.
Tapi kini Arduino lambat laun sudah mengurangi kadar kekejamannya karena ia bertekad untuk berhenti dari dunia bawah tersebut. Bagaimanapun ia akan mengikuti nasehat sang mommy untuk kembali ke jalan yang benar.
" Stop bicaranya Si, nanti mommy dengar."
Silvya tergelak mendengar bisikan dari Ar tersebut.
TBC
Hai hai, karya baru nih readers.. Ehmm othor mau tes ombak, kalau pada suka othor lanjut deh kisah kembaran Silvya ini hehhe. Kalau nggak banyak yang suka, ya ntar othor hapus aja 😁. Happy reading, semoga suka ya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 65 Episodes
Comments
Yunerty Blessa
mampir kak thor ✌️
2024-12-24
1
MAYZATUN 🥰🥰🥰al rizal
ARDUINO AARON LINFORD
ELISA DWI BASKORO
ARDUINO KAKAK KEMBAR SILVIYA ISTRI DOKTER DIKA
2024-12-03
1
komalia komalia
aku mampir lagi thor
2024-09-04
0