Dini hari Ar sampai di markas Black Wolf. Ia langsung menuju ruang kontrol. Roki yang baru saja terlelap seketika bangun saat mengetahui kedatangan Ar.
" Ternyata mereka masih sangat jauh Rok belum menyentuh batas terotori perairan."
" Ya emang belum K."
" Sialan kau."
Ar bersungut-sungut. Dia yang sudah buru-buru untuk pulang hingga meninggalkan ponakannya itu ternyata kabar berita yang diberikan Roki tidak jelas. Namun hal tersebut ada untungnya juga buat Ar. Ia jadi bisa mengontrol lebih detail lagi.
" Apakah bisa masuk ke sistem kamera pengawas kapal tersebut?"
" Sedang kami usahakan K."
Arduino mengangguk, ia kemudian menarik sebuah kursi dan mendudukkan dirinya di sana sambil terus mengawasi layar monitor. Berkolaborasi dengan Drake, Ar meminta anak buah Silvya itu untuk mengawasi seluruh pelabuhan yang ada di tanah air. Kira-kira ada pergerakan yang mencurigakan atau tidak. Seperti yang ia pikirkan selama perjalanan, Ar yakin pasti ada pihak dari tanah air yang akan menjemput orang-orang Dean.
" Ya Drake."
Belum beberapa saat Ar mendudukkan dirinya di kursi tampak Drake menghubunginya. Ar kembali menegakkan tubuhnya dan menatap layar monitor kiriman dari Drake.
Terlihat sebuah kapal nelayan yang lumayan besar. Sebenarnya lebih tepat disebut dengan kapal pelancong. Karena terlihat ada beberapa ornag yang membawa alat pancing namun bukan alat pancing biasa. Melainkan para kaum jetset yang hobi memancing.
" Mereka ada di dermaga siap menuju ke laut. Beberapa yang ku awasi totalnya ada sekitar 7 kapal serupa yang mulai bergerak bersamaan. Tapi mereka tidak hanya bergerak dari satu dermaga melainkan dari beberapa dermaga di seluruh wilayah negeri ini. Kau bisa lihat sendiri di layar monitor Ar. Aku memakai drone-drone mini untuk memantau nya jadi aku berani jamin semua akurat."
" Ok thank you Drake."
Arduino melihat dengan seksama kesemua kapal yang mulia bergerak itu. Namun dia menemukan satu yang mencurigakan diantara ketujuh kapal tersebut. Insting mafianya tentu tidak mungkin salah.
" Dapat."
Ar meminta Roki untuk menyiapkan anak buahnya. Meskipun Roki belum mengerti arah tujuan sang tuan kali ini tapi dia tetap patuh.
" Jangan harap kalian bisa mengacau di wilayah ku."
Ar menyeringai, ditangannya sudah memegang revolver kesayangannya lengkap dengan peluru-pelurunya. Ar benar-benar dalam mode serigala. Jika tadinya dia enggan untuk turun tangan, kini pikirannya berubah. Ia harus terjun sendiri sebagai peringatan bahwa di tanah air masih ada yang menjaga dan mereka tidak seenaknya sendiri mau masuk dan menerobos pengamanan dalam negeri.
" Haish, niat hati mau pensiun malah masih aja ge urusannya. Kapan ane santai ini ya Allaah."
" Eh buseeet. Mafia bisa nyebut juga rupanya."
" Diem ente. Semua sudah siap? Mari kita ke dermaga terdekat. Orang yang akan mengambil barang dari Dean adalah orang yang menaiki kapal di dermaga terdekat kota kita ini."
" Apa kau yakin Ar."
" Kau meragukan ku Rok?"
Tatapan tajam Ar membuat Roki menciut. Jika Ar dalam mode seperti itu bisa dipastikan Ar benar-benar yakin dengan pemikirannya.
Hanya butuh beberapa waktu hingga rombongan Ar sampai di dermaga yang berada di sungai M. Ar tersenyum sinis. Mereka benar-benar sudah memperhitungkan dengan matang. Mereka sengaja tidak berangkat dari pelabuhan besar dan memilih dermaga yang berada di bantaran sungai M.
" Kau yakin Ar?"
" Rok!!"
" Oke-oke sesuai keinginanmu yang mulia."
Roki pasrah, meskipun ia sedikit ragu namun ia selalu mengingat peraturan yang berlaku selama ini. Pertama, bos tidak pernah salah. Kedua, jika bos salah lihatlah peraturan nomor satu.
Menggunakan 2 kapal Ar mengikuti kapal yang menjadi target buruannya. Ar sangat yakin kapal tersebut pasti akan menghampiri kapal pesiar yang mulai masuk ke perairan tamah air. Mereka tampaknya menunggu hari gelap utuk beraksi.
Sekitar pukul 09.00 malam, kapal yang tidak besar dan juga tidak kecil itu benar benar menepi di sebelah kapal pesiar. Ar beserta Roki dan para anak buah Black Wolf sudah bersiap melumpuhkan lawan.
" Fokus, jika mereka kedapatan menurunkan barang-barang tersebut lumpuhkan, Rok kau sudah minta senjata dari Jason kan."
" Siap bos sudah."
" Elaah Rok, lo manggil gue yang bener yang mana sih. Bos, K, King, Ar, bingung gue dengernya."
Roki hanya memutar bola matanya jengah. Bisa-bisa saat begini sang bos membahas yang sungguh tidak penting itu.
" Suka-suka ane bos, mulut-mulut ane ini."
" Kuping gue yang resah."
Roki menggelengkan kepalanya pelan. Jika bukan bos nya udah dia keplak kepala Arduino itu. Meskipun sikapnya begitu tapi Ar bisa menjadi orang yang kejam di sebuah situasi. Jadi apapun yang keluar dari mulut pria tampan nan menawan itu tentu saja tidak menjadi soal bagi para anak buahnya.
Sebagian dari anak buah Ar ada yang memegang senjata api ada juga yang membawa senjata kimia yang dibuat oleh Jason. Jason adalah seorang dokter dibawah naungan Ar. Ar meminta Jason membuatkan senjata sejenis racun yang bisa melumpuhkan orang. Jason juga memiliki penawarnya. Tentu saja hal tersebut sangat berguna untuk mengintrogasi orang.
Kali ini Ar akan menggunakan senjata buatan Jason untuk menyerang orang-orang tersebut.
" King, sesuai dugaan. Mereka menurunkan banyak barang."
" Bagus, laksanakan sekarang."
" Siap."
Byuuurrr
Beberapa anak buah Arduino masuk ke dalam air dan mendekat ke kapal tersebut. Mereka harus bermain cantik, yakni dengan cara kedatangan mereka tidak disadari oleh orang-orang yang tengah bertransaksi tersebut.
Di sisi lain, orang yang berada di kapal feri memberi instruksi agar mereka cepat melakukan pemindahan karena kapal tidak akan berhenti lama.
" Faster, this ship is leaving soon!!"
Orang yang berada di bawah mengangguk dan mengangkat jempolnya sebagai tanda mereka akan lebih cepat dalam melakukan pemindahan. Total ada 10 peti, saat peti ke sepuluh tiba-tiba satu per satu dari mereka tumbang.
Bluup
Bluup
Sebuah tembakan jarum beracun menyasar ke orang-orang yang berada di kapal kecil tersebut. Sontak mereka yang berada di atas kapal fery terkejut dan segera berlari masuk ke dalam kapal.
" Damn! They know we're here. Kembali masuk dan lapor kepada Tuan Dean."
Di kapal bawah sudah dikuasai oleh anak Buah Ar. Mereka pun membawa kapal tersebut untuk menepi.
" Good job boys, amankan itu sekarang. Bawa ke markas. Sayang sekali tu para coro nggak ada yang muncul. Dan kita nggak mungkin buat nyerang mereka di kapal pesiar besar itu. Tapi bagus, biarkan mereka melapor pada bos mereka."
Ar kembali balik kanan, sedangkan anak buahnya membawa barang tangkapan ke markas mereka.
TBC
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 65 Episodes
Comments
Yunerty Blessa
bisa lah,mafia kan juga seorang manusia
2024-12-24
0
Ani
dr.Jason papanya Brisia
2024-07-25
0
Her Lina
padahal mau berhenti dari dunia mafia ya ar. eh malah dapat kerjaan lagi, gagal deh ngejar bocah cilik 😂
2024-03-22
0