Bukan Gadis Pengganti
Kredit Pinterest.com
Praaangggggg
Terdengar bunyi benda pecah karena dibanting. Seorang gadis dengan rambut sebahu tampak mengamuk di sebuah rumah sederhana. Suara teriakan gadis itu terdengar sampai keluar rumah tersebut. Para tetangga mulai berbisik-bisik.
"Alea kan sudah bilang! Alea pulang minta uang!" teriak gadis bernama Alea itu.
"Tapi Nak, bapak belum gajian." Terdengar seorang wanita mencoba menenangkan sang putri.
"Alea tidak peduli! Alea mau uangnya sekarang!" Ucap Alea penuh kemarahan.
Setelah beberapa waktu tidak terdengar suara teriakan lagi. Para tetangga dikejutkan dengan suara keras yang berasal dari pintu yang dibanting. Diikuti langkah Alea yang berjalan cepat meninggalkan rumahnya. Mengabaikan teriakan juga panggilan dari ayah dan ibunya. Dua orang itu hanya bisa berangkulan dengan air mata mengalir di pipi. Mereka merasa gagal menjadi orang tua Alea. Tidak bisa memenuhi semua keinginan putri tunggal mereka karena keterbatasan ekonomi.
"Sudah Pak, Bu. Mungkin Alea lagi stres dengan tugas kuliahnya." Hibur seorang tetangga yang cukup dekat dengan keluarga itu.
"Kami tidak becus jadi orang tua. Dia sangat pandai. Sekolahnya dibiayai oleh beasiswa yang dia dapat. Tapi kami sama sekali tidak membantu apapun. Alea bahkan harus bekerja paruh waktu untuk mencari tambahan biaya hidup. Kami tidak berguna." Si bapak berkata dengan nada putus asa, sambil merangkul pundak sang istri.
Keduanya hanya bisa melihat punggung Alea yang berjalan semakin jauh dari rumah mereka.
Sementara itu, Alea terus menggerutu sepanjang jalan. Dia merutuki nasibnya yang lahir dari keluarga miskin. Dia selalu iri pada teman-temannya yang bisa hidup enak. Tidak perlu bekerja keras untuk mendapatkan apa yang mereka inginkan.
"Aku benci! Aku benci menjadi miskin! Kenapa? Kenapa aku yang pintar tapi mereka yang kaya?!"
Alea berteriak di bibir pantai yang ada di kampung tempat tinggalnya. Dia protes pada ketidakadilan yang Alea rasa pada dirinya.
Di sisi lain, seorang gadis yang mirip dengan Alea baru saja selesai meeting dengan kliennya. Di pintu kantornya telah menunggu seorang pria tampan yang langsung tersenyum melihat gadis yang mirip dengan Alea.
"Sudah lama menunggu?" Si pria hanya tersenyum mendengar pertanyaan gadis itu.
Keduanya berjalan menuju pintu keluar kantor dengan papan nama Star Jewelry tersebut. Masuk ke sebuah mobil yang sudah disediakan. Begitu masuk, gadis itu langsung menyandarkan kepalanya di bahu pria itu.
"Kenapa tingkahmu aneh sekali hari ini? Ada yang salah?"
"Nggak, Sera gak apa-apa. Hanya pengen meluk kakak aja."
Si pria tersenyum mendengar perkataan gadis yang menyebut dirinya Sera itu. Mobil mulai masuk ke jalan raya. Sebuah peringatan masuk ke earpiece yang pria itu kenakan. Pria itu mengangguk pada supir yang tak lain adalah salah satu tangan kanannya.
"Hindari kontra sebisa mungkin." Pria itu memberi perintah dengan gerak bibir tanpa suara. Asistennya mengerti. Sebuah sistem langsung terhubung dengan komputer milik temannya. Mencari jalan untuk sampai ke tempat tujuan tanpa menimbulkan keributan.
Detik berikutnya, mobil itu mulai melaju di kawasan sepi kendaraan. Sera tidak menyadari apa yang terjadi sebab gadis itu sibuk dengan ponselnya.
Hingga mobil itu sampai di tempat tujuan dengan selamat. Tanpa ada gangguan dari beberapa mobil yang menguntitnya. "Tetap waspada." Kembali sebuah perintah meluncur dari bibir pria itu. Kali ini tiga orang mengiringi langkah pria tersebut masuk ke sebuah hall di mana sekumpulan wartawan tengah menunggu.
"Kau siap?" tanya pria itu dan Sera mengangguk antusias. Tidak ada yang Sera inginkan selain bersama pria yang paling dia cinta, Orion Harasya Alexander.
Di sisi Alea, gadis itu sedang menatap layar televisi besar di depan sana. Alea berdiri di tepi jalan. Di mana, saat ini tengah ditayangkan, pengumuman pertunangan dan rencana pernikahan antara Serafina Athaya dengan Orion Harasya. Dua orang yang digadang-gadang akan menjadi couple goal di masa depan.
Alea tersenyum miring. Dia menyadari kemiripan antara dirinya dan Serafina. Bahkan teman-temannya selalu mengejeknya dengan julukan kembar yang terbuang. Di mana Sera menjadi seorang tuan putri dan dirinya jadi si upik abu.
"Lihat! Apa yang salah dengan kami? Wajah kami sama. Aku bahkan yakin kalau kepintaran kami juga sama atau bahkan lebih pintar aku. Tapi kenapa? Kenapa hidup kami berbeda?" protes Alea. Gadis itu tidak peduli, dianggap gila karena berteriak di tengah jalan.
Satu obsesi timbul di pikiran Alea, dia akan memiliki apa yang Sera miliki suatu hari nanti. Dia tidak tahu kenapa bisa berpikiran seperti itu. Namun ada satu keyakinan kalau hal itu tidak lama lagi akan terjadi.
"Meski hanya doppelganger, aku juga berhak hidup enak." Tekad Alea dalam hati.
*
*
"Sera sedang dalam perjalanan mau pulang. Sera bawa mobil sendiri. Jangan khawatir, Sera akan baik-baik saja."
Sera melempar headset bluetooth-nya. Gadis itu mengemudikan mobilnya dengan tergesa-gesa. Gadis itu punya perasaan sedang diikuti. Beberapa kali Sera melirik melalui spion tengah mobilnya. Ada sebuah mobil yang mencurigakan menurut Sera.
"Halo, Kak. Aku merasa ada yang mengikutiku."
Sera mengirim pesan pada Orion saat berada di lampu merah. Orion yang tengah berada di markasnya langsung merespon. "Carilah tempat aman untuk berhenti. Duduk di restauran atau kafe yang ramai. Aku akan menjemputmu."
Satu balasan Orion kirim. "Mereka semakin berani saja." Celetuk seorang tangan kanan Orion. Pria itu memang berspekulasi setelah pengumuman pertunangan juga rencana pernikahannya dengan Sera, pihak-pihak yang tidak suka dengan mereka akan semakin gencar melakukan serangan.
Star Jewelry dan AL Group jika bergabung dan melakukan merger akan memonopoli pasar. Hal yang sangat tidak disukai oleh pebisnis lain.
Sera menepikan mobilnya di sebuah kawasan perbelanjaan yang cukup padat pengunjungnya. Gadis itu berlari masuk dengan tergesa-gesa. Mengikuti petunjuk dari Orion.
Di sisi lain, Alea yang sejak kemarin suntuk juga berada di tempat itu. Mengikuti saran dari sahabat dekatnya, Alea meluangkan waktu setelah kuliah dan sebelum bekerja untuk berjalan-jalan di mall tersebut.
"Enak sekali jadi orang kaya. Pengen apa saja bisa langsungl beli. Gak perlu nabung dulu, gak perlu kerja banting tulang dulu." Gerutu Alea di depan sebuah toko perhiasan, yang tengah memamerkan koleksi terbaru mereka yang bertajuk mawar kembar, serupa tak sama.
Kredit Pinterest.com
Gadis itu berdiri lama di depan etalase yang memajang sepasang bros cantik dengan bentuk yang sama. Namun menurut tulisan di atas etalase tersebut, dua benda itu berbeda.
"Can you find the difference?" yang berarti bisakah kau temukan perbedaannya.
Alea yang kuliah di jurusan Art dengan spesialisasi melukis untuk mendesign. Dengan segera menemukan perbedaannya. "Ini sangat mudah untukku," gumam Alea.
"Perbedaan yang paling mencolok adalah jumlah guratan di tiap kelopak mawarnya tidak sama."
Seru Alea girang. Mata tajam dan daya ingat Alea adalah nilai plus bagi gadis itu, hingga title cerdas itu telah tersemat di diri Alea sejak kecil.
"Wah, kau hebat sekali adik kecil. Aku saja tidak bisa menemukan perbedaan itu. Padahal aku yang membuatnya."
Alea menoleh, dua pasang mata itu membelalak tidak percaya. Melihat siapa yang berdiri di hadapan mereka.
"Unbelievable, tidak dapat dipercaya." Gumam keduanya bersamaan.
****
Karya baru author sudah hadir.
Mohon dukungannya ya. Like, komen, subcribe, vote dan yang lainnya, author terima dengan senang hati. Jangan lupa ya. Terima kasih.
***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 77 Episodes
Comments
merti rusdi
ga perlu cek harga lgs ambil aja ya 😅
2023-07-03
1
canvie
makanya, ternak tuyul aja !!
2023-06-10
1
ESH
takdir neng yg sabar ya besok ingsaallah jadi kaya🤭🤭🤭🤭🤭
2023-06-07
1