Pukulan Telak

Alea memeluk erat tubuhnya sendiri. Air mata gadis itu tidak berhenti mengalir. Setelah berhasil diselamatkan dari kejadian yang hampir membuat dirinya kehilangan nyawa untuk kedua kalinya.

Dua jam sebelumnya, Alea menjerit saat kakinya tergelincir, dan merasa tubuhnya serasa melayang, jatuh. Gadis itu reflek menutup mata, tapi teriakan Xuan membuat Alea kembali membuka netranya.

"Orion, kau tidak bisa membiarkan dia jatuh!" Xuan berseru panik.

"Biarkan saja! Itu adalah pilihannya. Dia ingin mati, silahkan!" kata-kata Orion seperti belati yang menikam hati Alea. Sakit sekali rasanya mendengar perkataan kejam dari Orion.

"Mintalah maaf, Alea!" kali ini An yang bersuara, memohon.

"Lepaskan dia! Jika dia ingin mati dan membiarkan pengorbanan Sera sia-sia." Orion berujar tegas.

Di bawah sana, Alea hanya bisa menatap ngeri melihat tingginya tempat dia berada. Sekali terhempas, dia pasti mati.

"Tanyakan padanya apa keputusannya. Hidup sebagai Sera atau mati sebagai Alea. Aku bisa mengabulkannya!" Lagi-lagi, hanya kalimat tidak berperasaan yang Alea dengar. Namun mati? Alea masih tidak berani. Dan hidup sebagai Sera, apa kata dunia nanti.

"3...."

Alea mendongak saat Orion mulai menghitung. Gadis itu tidak percaya kalau Orion tega melakukan itu padanya. Pegangan tangan An dan Xuan semakin kuat. Diikuti tatapan penuh permohonan dari dua pria itu.

"2....."

"Alea....cepatlah!" An berteriak panik. Pria itu tahu Orion tidak pernah main-main dengan ucapannya. Tanpa mereka tahu, Orion juga khawatir, jika Alea menolak dan memilih mati, maka masalah akan semakin besar. Dua kematian sekaligus.

"1.... Lepaskan dia!"

"Tunggu!" Alea berucap dengan nafas terengah. Kepalanya mulai pusing, hampir sepuluh menit tergantung dibawah terik matahari. Terlebih dengan posisi tergantung, hanya bertumpu pada pegangan tangan Xuan dan An. Kondisi Alea juga belum stabil pasca serangkaian operasi dan pemulihan dari kecelakaan kemarin.

"Apa keputusanmu?" kali ini Orion berdiri di antara Xuan dan An yang menahan tubuh Alea.

"Aku mau...."

"Mau apa?!" tegas Orion.

"Aku akan hidup sebagai Sera. Aku akan menggantikannya." Ucap Alea putus asa. Keempat pria itu saling pandang, hingga Alea rasakan Xuan dan An menarik tubuhnya. Begitu sampai di atas, Orion sendiri yang menyambut Alea. Memapah tubuh Alea yang tak berselang lama ambruk dalam pelukan Orion.

Isak lirik itu masih terdengar, saat Orion melintas di hadapan Alea. Lagi, nampak acuh, tidak peduli.

"Kenapa kalian harus melakukan ini?" Alea bertanya. Dia pikir kenapa tidak menjelaskan pada semua kalau Sera meninggal dalam kecelakaan. Toh mereka bisa meminta pihak kepolisian untuk mengusut kejadian hari itu. Dan Alea siap jadi saksinya.

"Karena ada banyak hal yang harus dia selesaikan. Jangan kau pikir hidup Sera sederhana seperti hidupmu. Kau akan tahu saat kita pulang nanti."

Pria itu melenggang pergi dari hadapan Alea. Meninggalkan tangis Alea yang perlahan semakin keras. Dia menyesal kenapa bertemu Sera hari itu. Dia menyesal kenapa pernah menginginkan apa yang Sera miliki.

"Maafkan aku, Kak. Maafkan aku," lirih Alea, gadis itu menenggelamkan wajahnya di antara dua lututnya. Alea merasa kalau hidupnya tidak akan lagi sama mulai hari itu.

Alea yang pola pikirnya hanya dipenuhi bekerja untuk mendapatkan uang banyak dan berpikir menjadi kaya itu pasti menyenangkan. Mungkin akan segera mengubah pola pikirnya, karena beberapa hari kemudian, setelah dokter mengizinkan pulang. Orion langsung membawanya ke kediaman keluarga Athaya. Sebuah bangunan mewah yang membuat mata Alea membulat. Sesuatu yang biasanya hanya dia lihat di televisi dan gambar, kini nyata di depan matanya.

Sembari melakukan perawatan penyembuhan, Alea di jejali dengan informasi mengenai keluarga Athaya, juga kenyataan kalau Sera sendiri baru dua bulan kembali dari Milan, Italia, setelah berada di sana hampir sepuluh tahun.

"Kenapa dia berada di Milan kalau keluarganya semua ada di sini?" Alea bertanya spontan. Tatapan penuh peringatan, Alea terima dari Orion. Pria itu sejak awal sudah berpesan kalau Alea tidak boleh bertanya soal hal yang tidak ada dalam satu dokumen yang harus dia pelajari.

"Memangnya aku salah jika bertanya." Gerutu Alea lirih, sambil menatap berkas yang ada di tangannya. Orion kembali melayangkan tatapan tajamnya pada Alea yang tidak memperhatikannya. An dan Xuan mengulum senyum, melihat wajah kesal Orion. Alea jelas bukan gadis penurut seperti Sera.

"Muka sama tapi sifat 100% beda." Bisik An pada Axa, si kutub utara seperti Orion. Axa hanya diam tanpa ekspresi mendengar ucapan An.

Alea belajar keras soal silsilah keluarga Athaya. Mengingat nama dan wajah yang Xuan tunjukkan padanya. Bahkan gadis itu harus mempelajari denah rumah besar keluarga Athaya. Di mana kamar Sera, ruang tamu, ruang makan. Kamar kakeknya, kamar orang tuanya. Ya, Sera masih memiliki ayah dan ibu.

"Ayah dan Ibu kak Sera pasti sangat baik," celoteh Alea saat melihat foto ayah dan ibu Sera. Juga wajah seorang pria yang ada di layar ponsel Sera. Wajah kakak Sera yang....meninggal. Mata Alea membulat membaca tanggal kematian kakak Sera, sepuluh tahun lalu, karena kecelakaan. Ada banyak teka-teki dalam keluarga Athaya, setelah Alea mempelajari soal keluarga itu

"Kau akan tahu bagaimana sikap keluarga ini pada Sera setelah kau masuk ke dalam." Orion berdiri di samping Alea, yang tubuhnya langsung panas dingin. Takut jika kedoknya akan terbongkar.

"Tenang saja, aku ada di sini." Alea menoleh melihat Orion yang kini menggenggam jemari tangannya.

"Bukankah kita adalah pasangan kekasih sekarang? Ingat...Sera dan aku akan bertunangan." Bisik Orion di pucuk kepala Alea.

Gadis itu menelan ludahnya susah payah. Kenapa rumah besar di hadapannya tampak seperti sebuah neraka untuk dirinya atau Sera. Orion perlahan membawa Alea masuk ke kediaman Athaya. Hari masih pagi, memungkinkan seluruh anggota keluarga sedang sarapan di ruang makan.

"Apa aku harus menyapa mereka semua?" tanya Alea gugup.

"Tentu saja. Ingat kau adalah Sera bukan Alea!" Orion kembali menegaskan siapa Alea saat ini.

Keduanya masuk ke ruang makan. Di mana Alea secara diam-diam sedang mengingat denah rumah itu, dengan wajah-wajah orang yang mungkin akan dia temui sebentar pagi.

Terdengar obrolan dari meja makan, meski suasananya sangat formal sekali. Tidak ada kehangatan dalam moment makan pagi keluarga Athaya. Satu tekanan pada genggaman jari Alea, membuat gadis itu menghela nafas. Dia harus memulai aktingnya sebagai Sera.

"Selamat pagi, semua." Sapa Alea dengan suara sedikit bergetar. Gugup jelas gadis itu rasakan. Terlebih melihat reaksi lima orang yang ada di meja makan. Mereka semua menatap Alea dengan pandangan yang sulit Alea artikan.

"Kenapa mereka memandang Kak Sera begitu?"

"Oh...cucuku sudah pulang. Bagaimana liburanmu?" Seorang pria tua yang Alea tahu adalah kakek Sera membuka dua tangannya, seolah meminta Alea memeluknya.

Alea berjalan perlahan lantas memeluk tubuh kakek Sera. Bisa Alea rasakan kasih sayang yang mengalir melalui pelukan pria tua itu.

Beberapa waktu sampai Beni Athaya melepaskan pelukannya. Alea berpaling, menoleh pada ibu Sera. "Ibu, Sera pulang." Sapa Alea, lantas memeluk ibu Sera yang tubuhnya menegang seketika. Wanita itu seolah tidak suka saat Alea memeluknya.

"Apa kau baik-baik saja?" pertanyaan ketus terdengar dari mulut ayah Sera. Mario Athaya dan Meida Athaya. Ayah dan ibu Sera.

"Aku pikir kau tidak ingat pulang lagi." Satu ledekan terdengar dari sisi kiri meja makan. Darrel Monoarva Athaya, sepupu Sera beserta ibunya Mikaila Athaya.

Orion menaikkan satu alisnya, melihat Alea yang sedikit shock dengan sikap keluarga itu pada Sera. "Ini baru sebagian kecil. Kau akan lebih terkejut lagi saat tahu, apa yang sanggup mereka lakukan. Bahkan oleh ayah dan ibumu sendiri." Batin Orion sambil mengepalkan tangannya.

Alea kembali menelan salivanya. Sikap acuh keluarga pada Sera sebuah pukulan telak untuk dirinya. Satu pertanyaan tiba-tiba terlintas di kepala Alea. "Apa kak Sera tidak pernah bahagia di keluarga ini?"

****

Up lagi readers.

Jangan lupa tinggalkan jejak ya. Terima kasih.

***

Terpopuler

Comments

Damar Pawitra IG@anns_indri

Damar Pawitra IG@anns_indri

alea sednag dapat pelajaran baru
jelas banget keluarganya tidka ada yang menyukai dirinya
kelihatan orion begitu kesal

2023-04-12

2

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!