Vano curiga

"Kamu sudah sarapan?" Beni bertanya.

Alea mengangguk, karena dia memang sudah makan sebelum keluar rumah sakit. Pada akhirnya Alea memilih pamit untuk kembali ke kamarnya. Sikap Alea yang tidak seperti Sera tentu menarik perhatian. Terlebih ayah, ibu, Darrel dan Mikhayka. Keempatnya menatap tiap gerak- gerik Alea dengan pandangan penuh kecurigaan.

Saat inilah Alea diuji, seberapa cepat dia menyerap informasi yang Orion berikan selama seminggu ini. Menemukan kamarnya sendiri tanpa bantuan orang lain, bahkan Orion. Pria itu malah ikut duduk di meja makan, seolah hal itu sudah biasa dia lakukan.

Alea mengedarkan pandangannya ke seluruh ruangan, perlahan lembar demi lembar kertas yang berisi denah rumah besar itu tergambar di benaknya. Dari ekor matanya, Orion terus mengawasi pergerakan Alea. Satu ujung bibirnya tertarik, saat Alea berjalan ke arah yang benar, setelah berpamitan pada seluruh anggota keluarga.

"Kau tidak salah bawa orang pulang kan?" Darrel bertanya tajam.

"Kenapa memangnya? Kau curiga kalau dia bukan sepupumu?" Orion bertanya sambil menaikkan satu alisnya. Menantang Darrel.

Orion yang berhasil membawa Sera pulang waktu itu, setelah Vano, orang yang diperintahkan Beni untuk menjemput Sera, gagal melakukannya. Vano tidak menemukan Sera di tempat tinggalnya di Milan. Namun dua hari kemudian Sera pulang bersama Orion, pria yang diakui Sera sebagai tunangannya.

"Dia dan yang seminggu lalu, berbeda. Aku tahu itu." Tegas Darrel. Entah kenapa, Darrel sangat yakin kalau yang datang pagi ini bukan Sera.

Mendengar perkataan Darrel, Orion hanya bisa mengetatkan rahangnya, menahan amarah. Suasana makan pagi itu seketika berubah mencekam.

Sementara di lantai atas, setelah beberapa kali menoleh ke kiri kanan, mencocokkan ingatannya dengan kondisi rumah Athaya yang sebenarnya. Akhirnya Alea menemukan kamar Sera. Sebuah kunci sudah Axa berikan pada Alea. "Ceklek" handle pintu Alea buka, dan waaaaahhhhhh, mata bulat Alea membelalak melihat betapa mewahnya kamar Sera.

Kredit Pinterest.com

Kamar bernuansa putih tulang itu tampak luas. Alea melangkah masuk dengan ragu. Mata gadis itu mulai memindai kamar yang mulai sekarang akan dia tempati selama menggantikan Sera.

Satu tahun perjanjian yang Orion tawarkan untuk menggantikan tempat Sera. Sampai semua urusan Sera selesai. Dan misinya terlaksana. Apa misinya? Orion belum memberitahunya.

Langkah Alea berubah menjadi yakin setelah satu bisikan masuk ke kepalanya. "Sekarang kau kaya. Kau tidak perlu khawatir lagi. Bukankah Sera sudah meninggal? Kau bisa menggantikannya, lalu memiliki apa yang dia punya. Termasuk kekasihnya."

Alea seketika menghentikan langkahnya. Kekasih Sera? Orion? Memilikinya? Apa mungkin? Sederet pertanyaan itu muncul di benak Alea. Sisi ambisius dan serakah dalam diri gadis itu mulai naik ke permukaan. Kenapa juga hanya setahun? Jika dia bisa memiliki ini selamanya. Bukankah Sera sudah meninggal. Yang meninggal tidak bisa hidup lagi.

"Ini terlalu sayang untuk dilewatkan." Gumam Alea seraya berjalan mengelilingi kamar itu. Semua sesuai dengan impiannya. Gadis itu berjalan ke arah sebuah pintu yang sejak tadi membuatnya penasaran. Begitu pintu itu dibuka, lampu di atas kepala Alea menyala. Sebuah walk in closet yang luas terpampang nyata di depan mata Alea.

Ingin sekali gadis itu berteriak saking senangnya. Kekaguman Alea semakin bertambah, saat lampu turut menyala ke manapun dia melangkahkan kaki. Alea menelisik tiap sudut ruangan itu. Sebuah tempat yang dipenuhi dengan baju, pakaian, gaun, tas, sepatu, aksesoris serta satu meja full make up. Jangan lupakan kaca besar full bodi yang juga ada di tempat itu.

"Kau menyukainya?"

Satu suara membuat Alea melonjak kaget. Dilihatnya Orion sudah bersandar di pintu ruangan itu. Tatapannya benar-benar membuat Alea takut. Meski detik berikutnya, ketakutan itu berubah menjadi kekaguman. Siapa yang tidak mengakui ketampanan Orion Harasya Alexander. Apalagi sekarang posisinya menggantikaan Sera, tunangan Orion.

"Aku akan membuatmu takhluk padaku." Batin Alea.

"Selama kau menggantikannya, semua ini adalah milikmu."

Orion memberitahu Alea. Dan gadis itu mengangguk paham.

Malam menjelang. Alea berusaha beradaptasi dengan lingkungan barunya. Alea yang cerdas mulai mengamati tingkah laku dan kebiasaan setiap anggota keluarga Athaya. Dari semua orang yang Alea ajak bicara, hanya kakek Beni yang selalu menyambut hangat tiap kehadiran Alea. Ayah dan ibu Sera bahkan bersikap dingin dan acuh padanya.

"Apa yang terjadi sebenarnya? Bukankah mereka ibu kandung kak Sera. Tapi kenapa mereka seperti membenci kak Sera?" gumam Alea yang tengah berjalan-jalan di taman rumah besar itu.

Alea yang berjalan sambil melamun tidak menyadari kedatangan Vano dari arah depan.

"Alea? Kenapa dia di sini?" bisik Vano heran. Satu hal kelebihan Vano, dia mampu membedakan wajah orang meski kembar sekalipun. Sebagai designer perhiasan di Star Jewelry, Vano terbiasa dengan detail. Saat bertemu Alea, pria itu telah menemukan perbedaan antara Sera dan Alea. Alea memiliki satu tahi lalat di bawah mata kirinya. Sangat kecil namun Vano bisa melihatnya. Sedang Sera tahi lalat gadis itu ada puncak hidung.

"Ya....." Alea reflek menjawab saat ada yang memanggil nama aslinya. Dua orang itu terkejut melihat satu sama lain. Ingatan Alea seketika mengarah pada hari di mana dia kecelakaan, sebelum kecelakaan dia bertemu pria ini.

"Va....Vano...." lirih Alea.

Vano sendiri langsung datang ke kediaman Athaya begitu mendengar kabar kalau Sera sudah kembali dari liburannya. Namun betapa terkejutnya Vano saat melihat Alea, bukan Sera.

"Alea...kenapa kamu di sini?" tanya Vano curiga.

"Maksud kakak besar apa?"

Deg, dahi Vano berkerut, mendengar Alea memanggilnya kakak besar.

"Siapa kamu?" pada akhirnya pertanyaan itu yang keluar dari bibir Vano.

"Kakak ini bagaimana? Kenapa masih bertanya, aku adalah Sera, masak kakak tidak kenal padaku.....arrgghhhh," Alea meringis saat Vano mencengkeram dua lengan Alea dengat kuat.

"Kau bukan Sera! Kau adalah Alea! Kita bertemu hari itu, kau ingat."

"Kak....sakit, lepaskan. Kapan kita pernah bertemu, hari itu? Kapan? Aku pergi liburan seminggu yang lalu dan baru pulang kemarin." Alea menjelaskan sembari menahan sakit. Kuku Vano serasa menusuk kulit lengan Alea. Perih. Ditambah jantung Alea yang berdebar sangat kencang. Apa Vano akan mengenalinya dan membongkar penyamarannya?

Suara ringisan Alea membuat Vano tersadar. Dia terbawa emosi. "Buktikan kalau kau adalah Sera!" Kata Vano. Alea memandang wajah tampan Vano, tidak kalah dengan Orion, hanya saja ada sisi lembut dalam garis wajah Vano.

"Sera memiliki nomor ponsel pribadiku. Hanya ada beberapa orang yang memilikinya. Termasuk Sera."

Glek! Alea menelan ludahnya, gadis itu menggenggam erat ponselnya. Jelas tidak ada nomor Vano dalam kontaknya. Bahkan setelah Xuan menambahkan beberapa kontak milik Sera. Namun Xuan tidak menemukan nama Vano dalam daftar nomor telepon Sera.

Keringat dingin mulai mengalir di tubuh Alea. Bagaimana dia akan berkelit kali. Di depannya, Vano mulai melakukan panggilan ke nomor Sera. Beberapa waktu berlalu, dan ponsel Alea tidak berbunyi sama sekali. Tentu kecurigaan Vano semakin besar.

"Jika kau Alea, apa yang kau lakukan di sini? Lalu di mana Sera?" pertanyaan itu seketika memenuhi kepala Vano. Di tengah panggilan yang sedang Vano lakukan.

Rasa cemas Alea kian besar. Jantungnya berdebar tidak karuan. Sampai detik berikutnya, keduanya saling pandang, saat mendengar suara dering ponsel. Namun bukan milik Alea.

****

Kredit Pinterest.com

Meet Alea Aranda

Up lagi readers.

Jangan lupa tinggalkan jejak. Terima kasih.

****

Terpopuler

Comments

Damar Pawitra IG@anns_indri

Damar Pawitra IG@anns_indri

weeeh ketok sangar iki ...

2023-04-13

1

Damar Pawitra IG@anns_indri

Damar Pawitra IG@anns_indri

yaaa mulai nih Alea

2023-04-13

1

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!