Kakak, Aku Datang

Kredit Pinterest.com

Alea berjalan keluar dari pusat perbelanjaan itu sambil berpikir. Yang tadi itu adalah kembarannya? Alea pikir akan berbeda saat bertemu secara langsung, nyatanya tidak. Dia dan gadis itu seperti satu orang yang tengah bercermin. Nyaris tidak ada bedanya.

"Sera, kau di sini?" satu suara membuat Alea menoleh. Dilihatnya seorang pria berjalan ke arahnya dan memanggilnya...Sera. Jelas orang ini salah mengenalinya.

"Kau memanggilku?" tanya Alea, dan pria itu mengangguk. Kini pria tinggi besar itu sudah berdiri di hadapannya.

"Kau salah orang kalau begitu. Aku bukan Sera."

Pria itu memundurkan langkahnya. Gadis yang ada di hadapannya jelas adalah Sera, dia tidak mungkin keliru mengenali gadis yang diam-diam dia cintai itu.

"Apa kau lupa padaku setelah sepuluh tahun tinggal di Milan. Aku Vano. Kau dulu sering memanggilku kakak besar," jelas pria itu mengenalkan dirinya.

"Maaf, aku tidak kenal padamu." Alea berlalu dari hadapan pria itu. Namun pria yang mengaku bernama Vano itu mencekal tangannya.

"Jika kau bukan Sera, lalu siapa kau?" tanya Vano curiga.

"Namaku Alea bukan Sera. Aku adalah aku, bukan dia." Alea menepis cekalan tangan Vano lantas berjalan meninggalkan pria itu. Vano tertegun, meski pria itu masih bisa melihat name tag di salah satu buku yang Alea bawa. Alea Aranda. Vano menggelengkan kepalanya. Berusaha mempercayai apa yang baru saja dia temui.

Alea bergumam kesal sepanjang jalan. Walau sedetik kemudian, senyum samar terbit di bibir gadis itu. Alea dan Sera sempat bicara sekitar sepuluh menit. "Aku tidak percaya jika doppelganger itu ada. Pasti akan menyenangkan kalau aku bisa punya adik sepertimu." Kata Sera sendu.

Ada nada sedih dalam tiap ucapan Sera. Sekilas cerita Sera menunjukkan kalau hidup gadis itu tidak baik-baik saja.

"Memangnya masalah apa yang bisa di miliki oleh orang kaya. Mereka tidak perlu kerja. Tidak pernah merasa kekurangan. Ingin ini tinggal beli, ingin itu tinggal tunjuk....hhmmpphh...."

Gerutuan Alea terhenti saat ada orang yang membekap mulut gadis itu dengan sapu tangan dari arah belakang. Tanpa sadar, Alea berjalan di area yang sepi. Tidak seorang pun melintas karena tempat itu jalan menuju basement parkiran mall.

Dalam sekejab tubuh Alea melemas, tak lama kemudian sudah tidak sadarkan diri. Orang yang membius Alea dengan sigap membawa tubuh Alea masuk ke mobil yang sudah dia siapkan.

Mobil itu melaju meninggalkan tempat itu. Tanpa seorang pun tahu. "Saya berhasil, bos."

"Lenyapkan dia seperti kakaknya."

Pria itu melihat ke arah belakang di mana Alea didudukkan dengan tangan dan kaki telah terikat. Kuda besi itu melintas di depan pusat perbelanjaan, bersamaan dengan Sera yang keluar dari tempat itu. Setelah menerima panggilan dari Orion. Kalau pria itu menunggu Sera di kafe depan mall tersebut.

"Itu...itu...bukannya gadis yang tadi," tutur Sera terkejut. Mengabaikan ponselnya yang berbunyi, Sera masuk ke dalam mobilnya. Melihat keadaan Alea, timbul kecurigaan dalam diri Sera. Ada yang tidak beres dengan Alea.

Sera melajukaan mobilnya di tengah padatnya jalan raya. Gadis itu memukul kemudinya, kesal. Ada rasa tidak nyaman dan cemas yang berkecamuk dalam dirinya. Jangan-jangan Alea jadi korban karena wajahnya yang mirip dengannya. Orion berkali-kali memperingatkannya kalau dia harus berhati-hati dengan keadaan sekitarnya.

Sejak Sera dijemput dari Milan oleh Orion, pria itu selalu menjaga dirinya. Sepuluh tahun Sera "bersembunyi", akhirnya sang kakek memintanya pulang. Star Jewerly membutuhkan pemimpin dan keadaan perusahaan itu sedang tidak baik-baik saja.

"Aku tidak akan membiarkan kalian menyentuh orang yang tidak bersalah." Geram Sera, gadis itu kehilangan jejak Alea. Mata Sera mengamati kendaraan yang lalu lalang di hadapannya. Lima menit berlalu, dan sebuah mobil muncul dari sisi kiri Sera.

Sera langsung menginjak pedal gasnya. Secepat kilat menyusul mobil yang membawa Alea. Sera membulatkan mata saat mobil itu mengarah ke luar kota. Sejenak berbincang, Alea tadi sempat menyebutkan alamat kostnya. Sebab Sera ingin berkunjung ke rumah gadis itu satu waktu nanti.

"Ini tidak bisa dibiarkan," gumam Sera. Dua mobil itu mulai keluar dari jalan utama. Suasana mulai sepi. Di satu titik, mobil itu berhenti. Sera bisa melihat dengan jelas kalau supirnya menodongkan pistol ke arah Alea.

"Tidak!!!!" Sera melajukan mobilnya dengan kencang dan "brraaaakkkkkk" suara benturan keras terjadi. Bersamaan dengan suara tembakan terdengar, Sera dengan cepat keluar dari mobilnya. Mobil Sera menghantam mobil orang itu dari belakang.

Sera berusaha membuka pintu mobil di mana Alea berada. Ekor matanya melirik ke arah pria yang membawa Alea, kepala pria itu membentur pintu mobil dengan bekas tembakan di kap mobil.

Pyaaaarrrr

Kaca mobil berhamburan saat Sera memecahkanya menggunakan batu. "Alea....Alea...bangun!!!!" Sera mengguncang tubuh Alea yang terikat dan ternyata mulutnya ditutup dengan plester bening. Kepanikan mulai melanda saat ada pergerakan dari arah depan. Pria itu mulai sadar.

Mau tidak mau, Sera memapah tubuh Alea yang setengah sadar. "Kak....."

"Kau sadar?" Sera berseru girang. Memasukkan Alea ke dalam mobilnya. Diikuti dirinya sendiri. Mobil itu melaju dari sana, meninggalkan si pria yang buru-buru meraih ponselnya.

"Plan B." Katanya lirih.

Di dalam mobil Sera, gadis itu membagi perhatiannya antara kemudi dan Alea yang baru saja membuka mata.

"Maaf karena melibatkanmu dalam hal ini. Aku akan mengantarmu pulang. Tinggallah di rumahmu sampai besok. Jangan keluar dulu. Aku akan membereskan hal ini."

Serentetan ucapan dari Sera seperti angin lalu untuk Alea. Gadis itu merasa pusing sekali. Dengan sekujur tubuh terasa sakit.

Ponsel Sera berbunyi, nama Orion tertera di sana. Langit mulai menggelap saat Sera meraih ponselnya. Keadaan daerah itu cukup sepi dan gelap, minim penerangan.

"Halo, Kak...."

Braakkkkkkk

Mobil Sera ditabrak dari belakang. Dua gadis itu saling pandang. "Hubungi nomor di kontak paling atas," Sera meminta Alea menghubungi seseorang.

"Kak kekunci." Alea menunjukkan layar ponsel Sera yang kembali terkunci. Sera lantas memberikan enam digit angka yang menjadi password ponsel gadis itu. Sebuah foto menyambut pandangan mata Sera saat layar benda pipih itu terbuka. Foto Sera dengan seorang pria tapi bukan pria yang akan jadi tunangannya. Meski Alea tidak terlalu tahu wajah tunangan Sera.

Jari Alea baru akan menekan kontak tersebut, saat satu tubrukan menghantam mobil Sera dari belakang lagi. Ponsel itu terjatuh dari tangan Sera. Sementara Sera langsung kehilangan kendali mobilnya. Mobil itu berguling-guling di jalanan sepi tanpa ada seorang pun tahu. Kecuali supir kontainer yang sudah menabrak mobil Sera.

Beberapa kali mobil Sera berguling di tengah jalan. Lantas berhenti setelah membentur besi pagar pembatas di tepi jalan.

"Alea.... kau harus hidup."

Sera memeluk tubuh Alea, melindungi gadis itu dari pecahan kaca dan benturan, setelah gadis itu melepaskan sabuk pengaman miliknya. Sebuah tindakan yang sangat fatal.

Sunyi, tidak ada suara apapun. Sampai bunyi berdesis terdengar. Tangki bahan bakar bocor dan api mulai muncul di bagian belakang mobil.

"Bertahanlah Alea. Aku berdoa hidupmu akan lebih dariku. Kakak, aku datang." Sera mengusap pelan pipi Alea yang berlumuran darah. Perlahan tubuh gadis itu merosot ke pangkuan Alea, tidak sadarkan diri.

****

Up lagi readers.

Jangan lupa tinggalkan jejak. Terima kasih.

***

Terpopuler

Comments

ESH

ESH

wah salah orang 🤭🤭🤭🤭kembar si soal nya ya

2023-06-13

1

Memyr 67

Memyr 67

typonya banyak banget, pusing bacanya, gagal paham

2023-04-13

1

Damar Pawitra IG@anns_indri

Damar Pawitra IG@anns_indri

tidka bisa ber word-word ...
lanjoot bund ...
2 bab atau 3 bab gitu sekali up 🤭🤭

2023-04-10

2

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!