Suami Bayangan
"Ini tidak mungkin, Dokter pasti salah diagnosa kan?!" Teriak seseorang setelah membaca hasil tes pemeriksaan kesehatannya.
Orang itu terduduk kembali di kursinya setelah mengetahui kenyataan yang begitu pahit dan memilukan dalam kehidupannya yang hampir tiga puluh tahun.
"Apa sudah tertutup kemungkinannya dokter untuk memiliki keturunan?" Tanyanya dengan penuh harap.
"Maaf hanya keajaiban yang bisa terjadi yang bisa menolong Anda," ucapnya dokter.
Perkataan itu terus terngiang-ngiang di telinganya hingga dua tahun pernikahannya. Air matanya selalu jatuh jika harus kembali teringat dengan fakta yang berhasil membuatnya hidup dalam rasa sesal dan ketidakberdayaannya.
Pagi itu suasana sungguh begitu ramai, karena semua anggota keluarga hadir di di depan meja makan. Suara dentingan sendok beradu dengan garpu pagi itu membuat suasana di meja makan itu penuh hikmat. Dalam keluarga itu terdiri dari tujuh orang. Mereka makan tanpa ada yang memulai percakapan sedikit pun.
Bu Dewi menatap ke arah putra sulungnya itu dengan penuh harap, "Nazril sudah lebih setahun kamu menikah tapi, istrimu belum ada tanda-tanda akan hamil," ketusnya Bu Dewi Ayuningtyas yang menghentikan kunyahan makanannya itu.
Nazril dan istrinya saling bertatapan satu sama lainnya sebelum menatap ke arah mamanya itu. Nazril nampak gelisah ketika mamanya membahas tentang anak.
"Kenapa Mama meski setiap kali makan selalu menanyakan masalah kenapa istriku belum hamil juga, apa Mama tidak bosan dan capek menanyakan ini mulu," ketusnya Nazril yang sudah jengah dan jenuh dengan masalah tema keturunan itu yang selalu menjadi bahan perbincangan dan perdebatan.
Nazril dengan terang-terangan memegang tangan kanannya istrinya itu agar tidak terprovokasi dengan ucapan dari mamanya. Sedangkan Zaskia yang diperlakukan seperti itu hanya tersenyum tipis saja.
"Mama aku mohon jangan seperti ini terus, jujur saja tanpa anak kami masih bahagia saja dan saya sama sekali tidak mempermasalahkan masalah istriku hamil atau tidak,bahkan jika istriku seumur hidupnya tidak hamil bagiku itu tidak masalah, kenapa Mama yang harus mempermasalahkan hal ini sedangkan kami fine-fine saja kok, saya tidak tahu bagaimana lagi mengatakan dan menyampaikan kepada mamanya masalah anak itu agar kalian semua bisa mengerti dengan kondisi kami berdua," tegasnya Nazril.
"Mas Nazril, aku yakin Mama itu berniat baik kok dan Mama itu wajar berkata seperti itu, coba lihat Istriku kami baru menikah belum cukup enam bulan Alhamdulillah Anindita sudah hamil empat bulan lagi," imbuhnya Nazrul Ahmad Pramudya yang ikut menimpali percakapan kakak dan mamanya itu.
Nazril melihat ke arah adik keduanya itu, "Nasrul setiap orang itu keberuntungan dan rezekinya tidak ada yang sama, aku hanya meminta kepada kalian agar menerima dan memaklumi kondisi keluarga kami berdua, hanya itu yang aku minta dari kalian tidak banyak hanya itu saja," tegasnya Nazril lagi.
"Mama kenapa kalian membicarakan masalah seperti ini disaat kita makan, apa kalian tidak bisa tenang untuk berdebat, bahkan setiap hari harus seperti ini mulu!" kesalnya Naim yang langsung menghentikan kunyahan makanannya karena berasa sudah tidak sanggup lagi kalau seperti ini terus menerus.
Zaskia hanya menundukkan kepalanya dan tidak ingin berbicara agar tidak memperkeruh suasana pagi itu. Bukannya tidak mampu berbicara tapi,ia lebih memilih untuk diam sementara waktu.
Ibu Dewi menatap kedua anak dan menantunya secara bergantian," Kalian berdua seharusnya memeriksakan kondisi kalian berdua di rumah sakit agar mengetahui dimana letak permasalahan kalian berdua, apa sesulit itu kalian bertemu dengan dokter kandungan, semoga dengan berobat kalian bisa memiliki anak," imbuhnya Bu Dewi.
"Betul sekali apa yang dikatakan mama Mbak, coba bujuk suaminya Mbak untuk ke dokter, karena di dalam keluarga kita hanya kalian yang menikah sudah lama tapi, ga kunjung hamil juga," pungkasnya Zania.
Prang!!
Suara sendok dan garpu yang disimpan di atas piring dengan kekuatan penuh emosi itu membuat semua orang terkejut dengan apa yang dilakukan oleh Nazril.
Dengan bola matanya yang menatap nyalang kearah adik dan iparnya itu, "Stop! Kalau kalian tidak berhenti untuk mengolok-olok kekurangan keluargaku, baiklah maka mulai detik ini saya akan meninggalkan rumah ini bersama istri dan kedua adiknya!" Ancamnya Azril yang sudah berdiri dari kursinya bersiap untuk menarik tangan dari istrinya.
Zazkia atau yang akrab dipanggil Azkia oleh adik-adiknya dan juga teman dekatnya itu, menatap sendu ke arah kedua adiknya itu yaitu Anindya dan Andara yang masih melanjutkan sarapannya pagi itu yang seolah tidak terusik dengan perdebatan yang mereka lakukan. Karena semua itu sudah sering kali menjadi saksi dari perdebatan mereka.
Bu Dewi pun spontan bangkit dari duduknya itu melihat sikap kasar anak sulungnya, "Azril! Hanya karena perkataan dari adik dan iparmu itu yang biasa saja kamu sudah ingin pergi dari rumah! tapi kamu perlu mengetahui jika, siapapun berada diposisi mama pasti akan merasa malu dan marah, jika setiap ngumpul dengan teman-teman arisannya Mama, mereka selalu bertanya masalah tersebut, Mama sangat malu Nazril apa kamu sama sekali tidak mempedulikan perasaannya Mama Nak?" Ratapnya Bu Dewi yang sudah meneteskan air matanya itu.
"Kalau Mama malu dengan perkataan mereka gampang banget malah caranya untuk tidak malu, yaitu berhenti untuk ikut arisan dengan mereka, masalah mudah saja kok dibuat rumit," cercanya Azril yang sudah hendak meninggalkan meja makan.
Kedua matanya Bu Dewi melotot saking kagetnya melihat sikap dari putra sulungnya itu, "Azril!! Apa seperti ini balasan yang kamu berikan pada Mama ha!! Mama hanya pengen kalian juga punya anak seperti pasangan suami istri lainnya di luar sana,apa Mama salah?" Bentaknya ibu Dewi Ayu.
Zaskia sering disapa oleh orang-orang terdekatnya dengan panggilan Azkia hingga sampai detik ini juga. Sedangkan Nazriel Khasif Pramudya kadang sapaannya berbeda setiap orang,ada yang menyapanya dengan panggilan Azriel ada juga hanya Nazril saja.
Adik pertamanya bernama Azka Khanif Pramudya, adik bungsunya bernama Asriadi Nazrul Pramudya.
Azkia segera mengelus punggung suaminya itu agar segera menurunkan emosi "Mama, Mas Azril aku mohon jangan seperti ini, aku dan Mas Azril akan menuruti permintaan Mama untuk memeriksakan ke dokter kandungan, jadi aku mohon jangan seperti ini setiap hari selalu saja berdebat, apa kalian tidak capek mempermasalahkan hal ini?" Akhirnya Azkia pun angkat bicara karena sudah hampir empat bulan selalu saja pembicaraan mereka di depan meja makan atau dikala santai pasti masalah ini saja yang mereka bicarakan.
"Azkia, kamu tidak perlu menghiraukan perkataan mereka semua, yang paling penting adalah aku mencintaimu dan aku tidak akan pernah berubah walaupun kamu mandul sampai tua sekalipun!' tegasnya Azril yang menangkupkan kedua tangannya di dagunya Azkia dengan penuh tatapan cinta.
"Mas Asril, kenapa kamu selalu menghalangi niat baik istrimu? Dia sudah punya ide bagus tapi, kamu malah menghalanginya, saya heran dengan sikapmu, kenapa seolah kamu takut?" Terkanya Azka adik keduanya itu.
Asril tidak mengetahui kenapa mereka begitu ngototnya untuk menganjurkan mereka untuk segera memeriksakan kondisi kesehatannya. Azril mulai panik dan salah tingkah dengan perkataan memojokkan dari adiknya dan mamanya.
"Semoga saja mas Azril terprovokasi dan pergi dari sini memboyong istri dan kedua iparnya,saya bosan melihat mereka berada disini membuat mataku serasa perih saja harus melihat mereka setiap hari yang numpang hidup di sini," Andita menatap intens ke arah kedua adiknya Azkia bergantian dengan Azkia.
"Semoga saja Mas Azril jadi pindah sehingga aku lebih mudah membujuk Mama untuk mengganti surat wasiatnya, aku tidak akan ikhlas gara-gara Mas Azril lebih banyak bagian yang dia dapatkan dari pada saya, padahal kami sama-sama anak kandungnya, kenapa meski dibeda-bedakan" gumamnya Azka.
"Kalau memang kamu enggak mau berobat ada jalan keluar yang lebih mudah lagi, asalkan kamu setuju dengan permintaanku ini," ucapnya Bu Dewi yang membuat langkah keduanya terhenti.
Azril menatap ke arah mamanya itu," kamu cukup menikah dengan anak dari teman arisannya Mama, itu sudah cukup mudah menurut Mama," usulnya Bu Dewi.
Bagaikan disambar petir Azkia terperangah dan terkejut bukan main dengan perkataan dari ibu mertuanya itu. Hal inilah yang selalu dia takutkan terjadi dalam rumah tangganya.
"Mama!" cicitnya Azkia yang tidak menyangka akan berakhir seperti ini perselisihan mereka pagi itu.
"Mama, please jangan seperti ini,kami bukannya mendapatkan ketenangan tinggal di rumah ini tapi, rumahnya Mama sudah seperti neraka saja!" geramnya Naim yang langsung bangkit dari duduknya itu.
Mampir baca novel baru aku judulnya "Terpaksa Menjadi Orang ketiga"
give away kecil-kecilan khusus pembaca yang rajin" Caranya hanya baca, Like dan komentar.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 35 Episodes
Comments
ayu nuraini maulina
ini Nih yg paling ak g ska kalo g suami nya selingkuh ,bini nya d vonis g punya k turunan sama2 mengundang orang k tiga masuk, kyk orang k tiga peran utama nya ketimbang yg lain nya
2023-10-08
0
fifid dwi ariani
trus semangat
2023-05-11
0
Uneh Wee
hadir ka ...
2023-04-10
2