"Ingat mulai detik ini kamu harus pinter mencuri perhatiannya Mama, dan ingat apapun yang dikatakan oleh Mama ingat untuk jangan sekali-kali untuk menentang keinginan Mama dalam hal apapun itu, karena Mbak Azkia sudah pergi dari sini yang selama ini menjadi menantu kesayangannya mama," ujarnya Azka sambil menyuapi buah yang sudah dipotong-potong kecil untuk istrinya seorang.
Anindita mengecup sekilas bibirnya suaminya itu, "Mas Azka tenang saja,saya akan melakukan yang terbaik untuk mama dan mas, aku akan melakukan apapun untuk merebut hatinya Mama Dewi, percayalah padaku Mas,saya tidak akan pernah mengecewakanmu sayang suamiku,"tutur Anindita Patricia.
By Dewi melihat kepergian putra kebanggaannya itu, putranya yang sama sekali tidak pernah menentang keinginannya selama ini. Putranya yang selalu menurut keinginan dan aturannya itu. Berbeda dengan Azka putranya yang selalu membangkang perintahnya seperti saat Azka menikah dengan wanita pilihannya sendiri.
Sedangkan Azril Attar Pramudya menikah karena dijodohkan dengan Azkia Arsyana Hilman yang kebetulan adalah keponakan dari salah teman arisannya Bu Dewi Ayu.
"Untungnya saya hamil, kalau tidak saya juga akan bernasib seperti Azkia perempuan kampungan dan miskin itu, semoga Mas Azka tidak mengetahui semua faktanya yang sudah saya rahasiakan rapat-rapat," Anindita membatin yang tersenyum penuh kelicikan.
"Kalian pasti akan menderita tanpa bantuannya Mama, buktinya selama ini, kamu selalu meminta bantuan kepada Mama," gumamnya Bu Dewi seraya menatap tajam kepergian anak pertamanya dan menantu kesayangannya itu.
Bab. 3
Satu bulan telah berlalu, bagi Azkia kehidupan barunya bersama suami dan kedua adiknya mereka jalani seperti biasanya. Sedangkan Azril merasakan tekanan yang sungguh kuat dari beberapa orang yang mengenalnya.
Bukan hanya di lingkungan kerja, setiap bertemu dengan rekan kerjanya ada-ada saja yang selalu bertanya kepadanya tentang anak. Di lingkungan tempat tinggalnya pun seperti itu. Bahkan dalam waktu satu bulan itu, sudah dua kali mereka berpindah-pindah.
"Ya Allah… kenapa hidupku semakin menjadi seperti ini, kenapa aku selalu tersudutkan dengan keadaan yang ada," bathinnya Azril.
Azril memukul setir mobilnya dengan kuat saking merasa sakit hatinya dan pusing dengan permasalahan hidupnya.
Sebuah mobil sedan merah terparkir di depan rumahnya dengan rapi. Sang pengemudi sudah keluar dari dalam mobil itu. Dengan langkah kakinya yang lebar, dia menapaki setiap lantai keramik rumahnya dengan tatapan matanya yang sulit diartikan itu.
Azkia yang baru saja selesai masak sore itu khusus untuk suaminya segera melepas apron yang sejak tadi terpasang di tubuhnya itu. Dia berjalan ke arah ruang tengah dan melihat suaminya sedang duduk dengan merentangkan kedua tangannya ke arah samping sedangkan kepalanya disandarkan di sandaran kursi.
Azkia memeluk tubuh suaminya dari belakang," sayang baru nyampai yah?" Tanyanya Azkia yang mendekatkan dagunya di pundaknya Azril dengan penuh kasih sayang.
"Iya baru nyampe, kamu sedang apa tadi?" Tanyanya Azril yang menatap sendu ke arah istrinya.
Azkia memungut jas,dasi, sepatu serta tas kerja suaminya lalu membawanya ke dalam kamarnya sebelum menjawab pertanyaan dari suaminya itu.
Azkia kembali berjalan ke arah sofa ruang tengah rumah kontrakannya itu, "Baru selesai masak, apa mas pengen makan dulu atau mandi dulu?" Azkia bermanja-manja di pundak suaminya itu.
Azril tersenyum tipis sebelum menjawab pertanyaan dari istrinya itu," mungkin makan saja dulu baru kita mandi lagian ada yang ingin aku sampaikan padamu," ucapnya Azril sambil menarik tangannya Azkia agar segera naik ke pangkuannya itu.
Azkia dengan senang hati menuruti permintaan dari suaminya,Azril membelai rambut panjang Azkia yang masih terikat satu itu dengan penuh kasih sayang.
"Sayang,apa kamu setuju jika besok sabtu dan minggu kita liburan ke Bali, gimana menurut kamu? Hitung-hitung bulan madu kedua kita," imbuhnya Azril dengan tangannya yang masih setia di wajahnya Azkia.
Zakia menatap intens ke arah bola mata suaminya," dalam rangka apa sayang, tumben ngajakin liburan? Biasanya sabtu minggu masih sibuk kerja, apa mas baik-baik saja?" Tanyanya Azkia dengan penuh selidik.
Azril tertawa menanggapi pertanyaan dari istrinya itu," sabtu minggu aku punya waktu luang untuk istriku, apalagi sudah hampir setahun kita enggak pernah liburan, apa kamu keberatan atau tidak setuju dengan usulanku ini?" Azril masih setia memainkan bibir mungilnya Azkia yang merah merekah itu.
Azkia mengalungkan tangannya ke lehernya Azril dengan tersenyum penuh kegembiraan," ya Allah Mas aku belum jawab loh Mas sudah mengatakan jika aku tidak setuju, malah aku sangat bahagia loh Mas karena sudah mengajak aku liburan dan insya Allah… besok kita berangkat ke Bali," balasnya Azkia.
Azril kembali memainkan rambutnya Azkia dengan menggulung-gulung kecil ujung rambutnya Azkia penuh kelembutan dengan senyuman yang selalu mengembang disudut bibirnya itu. Sesekali mengecup bibir merah dan sedikit basah itu akibat ulahnya sendiri.
"Alhamdulillah kalau kamu setuju berangkat, jadi habis ini kamu persiapkan segala sesuatunya untuk kita bawa ke Bali," ujarnya Azril kemudian menggendong tubuh istrinya itu ke arah dapur.
"Aahhh! Takut mas!" Teriaknya Azkia dengan spontan yang langsung berpegang erat di lehernya Azril dengan sekuat tenaganya saking takutnya terjatuh.
Azril tertawa terbahak-bahak mendengar teriakkan dari istrinya itu," ya elah istriku… kamu tidak akan pernah jatuh selama aku yang menggendongmu lagian kamu juga setiap kali aku gendong pernah jatuh gak?"
Azkia hanya menggelengkan kepalanya tanda setuju dengan perkataan dari mulut suaminya itu. Azril dengan gagahnya menggendong tubuh istrinya itu hingga ke dalam ruangan dapur minimalis miliknya berdua. Azkia menyadarkan wajahnya ke dada bidang suaminya itu. Dia semakin sayang dan mencintai suaminya itu apa adanya, bahkan rasa sayangnya kepada suaminya itu dari hari ke hari semakin bertambah saja.
"Besok aku harus memulai rencanaku itu, aku harus berhasil demi keutuhan rumah tanggaku," batinnya Azril yang sudah membulatkan tekadnya untuk menyelesaikan apa yang beberapa hari belakangan ini menjadi hal yang terberat dilakukannya.
"Turunkan di sini saja Mas, entar Mas duduk dulu aku akan siapkan makanan khusus dan spesial untuk Mas Azril suamiku tersayang," ujarnya Azkia yang sudah diturunkan tubuhnya dengan perlahan.
Azril dengan patuh menjalankan perintah dari perempuan yang sebenarnya sejak masih memakai pakaian seragam putih abu-abu itu sudah jatuh cinta padanya, tetapi tidak pernah ada sedikitpun keberanian dalam dirinya untuk menyatakan cintanya itu.
Tetapi, setelah mengetahui dia dijodohkan oleh kedua orang tuanya, semakin bertambah gembira lah Azril mengetahui perjodohan sehingga dia tidak menolak sedikitpun keinginan kedua orang tuanya terutama mamanya Bu Dewi Ayu.
Azril menarik salah satu kursi meja makan yang berjumlah enam buah itu, kemudian duduk dengan baik sambil menunggu Azkia selesai menata makanan yang semuanya adalah kesukaannya.
Ada ikan gurame bakar, udang goreng tepung, sambal kacang terasi, sayur asem. Kesemua makanan itu adalah kesukaannya Azril. Azkia sengaja hari ini masak makanan favorit suaminya. Untungnya kedua adiknya termasuk tipe penikmat makanan dengan jenis apa saja tidak pernah memilih dan memilah makanan masuk ke dalam perutnya yang paling penting kenyang, halal dan bersih itu sudah cukup bagi keduanya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 35 Episodes
Comments
Uneh Wee
ada rencana apa azril buat azkia
2023-04-10
1