MAZOYA (Aku Bukan Diriku)

MAZOYA (Aku Bukan Diriku)

MAZOYA 01

"Hey,,,, kenapa sih... kangen..." ledek teman kerja Zoya, menyenderkan pantatnya di meja kerja Zoya.

Sedari tadi, Zoya seperti enggan untuk menatap layar laptop dan menggerakkan jarinya di atas keyboard.

Zoya memasang wajah sebal dengan bibir cemberut. "Astaga, Zo..... Baru juga Reiner pergi kemarin. Elo sudah seperti bayi kehilangan empengnya." ejek Milly, teman dari Zoya.

Zoya melotot tak percaya mendengar apa yang dikatakan Milly. "Sialan elo!!" geram Zoya.

Reiner, lelaki dengan wajah tampan. Anak dari sahabat sang papa. Pemilik salah satu perusahaan besar di kota ini. Reiner adalah kekasih dari Zoya.

Kemarin pagi, Reiner pergi meninggalkan negera ini untuk bertolak ke negara lain. Tak lain dan tak bukan karena perihal pekerjaan.

Perusahaan orang tua Reiner yang berada di luar negeri sedang mengalami penurunan kinerja. Jika terus dibiarkan, dapat di pastikan jika perusahan akan di ambang kebangkrutan.

Oleh sebab itu, Reiner pergi ke sana atas permintaan kedua orang tua Reiner. Mengatasi dan memperbaiki perusahaan tersebut. Hingga bisa kembali seperti semula. Bahkan jika bisa lebih baik lagi.

Sementara Zoya, setelah lulus kuliah. Dirinya tak langsung bisa menduduki kursi kepemimpinan dengan mudah. Dia harus bekerja sebagai staf biasa di perusahaan sang papa.

Meski awalnya Zoya menolak, tapi akhirnya dia tidak punya pilihan lain. Dari pada semua fasilitas mewahnya dicabut oleh sang papa. Dan membuatnya menjadi gelandangan. Dengan terpaksa Zoya menuruti semua keinginan sang papa.

Saat keduanya sedang berbincang, seorang perempuan dengan perawakan besar dan wajah penuh dengan jerawat datang menghampiri mereka berdua.

Tak hanya itu, dia juga dikenal dengan badannya yang bau badannya. Meski begitu, tak dapat dipungkiri. Otaknya sangat encer alias pandai.

"Apa?!" tanya Milly dengan judas.

"Maaf, Zoya... kamu dipanggil sama papa kamu. Di suruh ke ruangannya." cicitnya dengan wajah sedikit takut.

Zoya menatapnya dengan sebal. "Ya sudah,, cepat pergi. Mau muntah gue dekat sama elo." ucap Zoya sengak.

Segera perempuan tersebut pergi ke meja kerjanya. Dirinya tak berani menatap rekan-rekan kerjanya yang berada di ruangan yang sama dengannya.

Karena memang tidak ada satupun dari mereka yang memperlakukan dirinya dengan baik. Setiap hari dia selalu dibully.

Ada saja kejadian yang dia alami. Dari omongan hingga dia yang selalu dikerjai. Meski tidak parah, tapi dirinya tetap saja merasa tertekan.

Meski begitu, dia tetap bertahan untuk bekerja di perusahaan ini. Selain karena susah mendapatkan pekerjaan. Gaji di perusaahan ini lumayan besar.

Dan lagi, dia tidak ingin membuat kedua orang tuanya sedih. Sebab selama ini, dia selalu mengatakan jika dia betah bekerja di sini. Dan juga dia mengatakan jika rekan kerjanya sangat baik kepadanya.

Zoya membawa beberapa lembar kertas. "Kerjakan pekerjaan gue. Selesaikan dengan cepat." Zoya meletakkan kertas tersebut dengan kasar di atas meja Yaya.

Yaya dialah perempuan yang bertubuh besar dengan banyak jerawat. "Baik." ujar Yaya lirih.

Meski pekerjaannya belum selesai, tapi Yaya selalu mengerjakan pekerjaan rekannya yang selalu dibebankan padanya dengan berbagai alasan.

Tapi dia tidak pernah mengeluh atau menolak apa yang diinginkan oleh mereka. Terlebih Zoya. Sebab Zoya adalah putri dari pemilik perusahaan.

Dari meja paling sudut, seorang lelaki hanya memandang ke arah Yaya dengan wajahnya yang datar. Hanya dia yang selama ini tidak pernah membebankan pekerjaannya pada Yaya.

Dia juga tidak sama seperti pekerja yang lain. Yang selalu mengolok dan mengatai Yaya. Dia adalah Miko. Sosok pendiam, berwajah dingin.

Beberapa saat kemudian, Zoya kembali ke tempat duduknya dengan raut wajah kesal. "Kenapa elo?" tanya Milly.

Zoya memegang kepalanya dengan sedikit menekannya. "Biasa, papa. Pusing banget gue."

Milly hanya mencebik. Dirinya juga tak tahu apa yang terjadi. "Ehh,,,, gendut, jika punya Zoya sudah selesai, kerjain punya gue. Lagi malas nih gue." tukas Milly.

Yaya hanya mengangguk patuh. "Perbesar dong suhu AC nya. Sumpah bau keringat si gendut sudah mulai tercium." celetuk rekan kerja Yaya.

Yaya mendekat ke arah Zoya, menyerahkan pekerjaan Zoya yang sudah selesai. "Gue heran deh, makanan elo apa sih?!" Zoya memencet hidungnya.

Zoya menggerakkan tangannya, menyuruh Yaya segera menyingkir dari sampingnya.

Jam istirahat tiba. Semua karyawan pergi ke kantin untuk mengisi perut mereka yang terasa lapar. Tapi tidak dengan Yaya. Dia tetap berada di ruangannya. Makan bekal yang sudah disiapkan sang ibu dari rumah.

Dengan senyum di bibirnya, Yaya makan dengan lahap. "Elo berapa hari nggak dikasih makan?" tanya Milly dengan sinis, yang masuk kembali ke ruangan karena ada yang tertinggal.

"Pantas, badan elo segentong. Makan elo sebakul gitu." celetuk Zoya bergidik ngeri.

"Upsss,,,,, maaf." ujar Milly, seakan dia tak sengaja menumpahkan air minum milik Yaya ke atas meja.

Milly hanya acuh dan meninggalkan ruangan bersama dengan Zoya tanpa rasa bersalah. Mereka berdua malah tertawa lepas.

Dengan segera Yaya menyelamatkan berkas-berkas di atas mejanya. Lalu membersihkan genangan air di atas meja, dan juga lantai.

Saat Yaya membersihkan lantai, bekal kotak makannya yang masih terisi makanan jatuh ke bawah. Segera Yaya mengangkat kepalanya.

"Maaf, nggak sengaja." rekan kerja Yaya tersenyum manis, meninggalkan Yaya sendiri.

Yaya hanya bisa menghela nafas. Mengambil sisa nasi serta lauk pauk yang tadi sempat dia makan, dan sekarang tercecer di lantai.

Diperlakukan seperti itu bagi Yaya sudah biasa. Meski sakit hati, dirinya juga tidak bisa berbuat apa-apa.

Miko yang baru saja masuk ke ruangan menghentikan langkahnya sejenak, melihat Yaya duduk berjongkok membersihkan lantai.

Mengetahui ada Miko, segera Yaya bangun dan berdiri. Sebab sudah pasti, Miko akan lewat jalan yang sedang Yaya bersihkan menggunakan sapu tangannya.

Sialnya, tubuhnya yang terlalu besar sulit untuk di ajak berdiri. Malah membuatnya jatuh terjerembab di lantai dengan posisi duduk.

"Astaga..." keluh Yaya yang kesulitan berdiri karena berat badannya.

Sebuah tangan terulur tepat di depannya. Yaya mendogak, melihat siapa gerangan pemilik tangan tersebut. "Miko." gumam Yaya.

Yaya menggerakkan telapak tangannya. "Tidak perlu. Aku bisa berdiri sendiri." tolak Yaya. Dirinya takut Miko tak akan mampu menarik tubuhnya. Dan malah akan ikut terjatuh.

"Aku ingin segera ke kursiku." ujar Miko.

Yang berarti Yaya harus segera menyingkir dari jalan. "Ah.. iya." gugup Yaya.

Dengan dada berdebar, Yaya meraih tangan Miko. Menerima bantuan Miko untuk bisa berdiri dan tak lagi menghalangi jalan.

Ternyata kekhawatiran Yaya tidak terjadi. Ternyata Miko mampu menariknya. "Terimakasih." cicit Yaya.

Miko hanya acuh seperti hari-hari biasanya. Dia segera duduk di kursinya setelah membantu Yaya. Sementara Yaya, dia memasukkan kotak bekal ke dalam tasnya. Sebab, tak mungkin Yaya memakan makanan yang sudah terjatuh.

Terpopuler

Comments

IndraAsya

IndraAsya

jejak 🐾

2023-11-07

0

idaman

idaman

apa Zoya pindah ke tubuh yaya ya?

2023-10-03

1

Besta Sawitri

Besta Sawitri

setelah mawar tamat, semoga g kalah seru sama mawar

2023-06-20

1

lihat semua
Episodes
1 MAZOYA 01
2 MAZOYA 02
3 MAZOYA 03
4 MAZOYA 04
5 MAZOYA 05
6 MAZOYA 06
7 MAZOYA 07
8 MAZOYA 08
9 MAZOYA 09
10 MAZOYA 10
11 MAZOYA 11
12 MAZOYA 12
13 MAZOYA 13
14 MAZOYA 14
15 MAZOYA 15
16 MAZOYA 16
17 MAZOYA 17
18 MAZOYA 18
19 MAZOYA 19
20 MAZOYA 20
21 MAZOYA 21
22 MAZOYA 22
23 MAZOYA 23
24 MAZOYA 24
25 MAZOYA 25
26 MAZOYA 26
27 MAZOYA 27
28 MAZOYA 28
29 MAZOYA 29
30 MAZOYA 30
31 MAZOYA 31
32 MAZOYA 32
33 MAZOYA 33
34 MAZOYA 34
35 MAZOYA 35
36 MAZOYA 36
37 MAZOYA 37
38 MAZOYA 38
39 MAZOYA 39
40 MAZOYA 40
41 MAZOYA 41
42 MAZOYA 42
43 MAZOYA 43
44 MAZOYA 44
45 MAZOYA 45
46 MAZOYA 46
47 MAZOYA 47
48 MAZOYA 48
49 MAZOYA 49
50 MAZOYA 50
51 MAZOYA 51
52 MAZOYA 52
53 MAZOYA 53
54 MAZOYA 54
55 MAZOYA 55
56 MAZOYA 56
57 MAZOYA 57
58 MAZOYA 58
59 MAZOYA 59
60 MAZOYA 60
61 MAZOYA 61
62 MAZOYA 62
63 MAZOYA 63
64 MAZOYA 64
65 MAZOYA 65
66 MAZOYA 66
67 MAZOYA 67
68 MAZOYA 68
69 MAZOYA 69
70 MAZOYA 70
71 MAZOYA 71
72 MAZOYA 72
73 MAZOYA 73
74 MAZOYA 74
75 MAZOYA 75
76 MAZOYA 76
77 MAZOYA 77
78 MAZOYA 78
79 MAZOYA 79
80 MAZOYA 80
81 MAZOYA 81
82 MAZOYA 82
83 MAZOYA 83
84 MAZOYA 84
85 MAZOYA 85
86 MAZOYA 86
87 MAZOYA 87
88 MAZOYA 88
89 MAZOYA 89
90 MAZOYA 90
91 MAZOYA 91
92 MAZOYA 92
93 MAZOYA 93
94 MAZOYA 94
95 MAZOYA 95
96 MAZOYA 96
97 MAZOYA 97
98 MAZOYA 98
99 MAZOYA 99
100 MAZOYA 100
101 MAZOYA 101
102 MAZOYA 102
103 MAZOYA 103
104 MAZOYA 104
105 MAZOYA 105
106 MAZOYA 105
107 MAZOYA 106
108 MAZOYA 107
109 MAZOYA 109
110 MAZOYA 110
111 MAZOYA 111
112 MAZOYA 112
113 MAZOYA 113
114 MAZOYA 114
115 MAZOYA 115
116 MAZOYA 116
117 MAZOYA 117
118 MAZOYA 118
119 MAZOYA 119
120 MAZOYA 120
121 MAZOYA 121
122 MAZOYA 122
123 MAZOYA 123
124 MAZOYA 124
Episodes

Updated 124 Episodes

1
MAZOYA 01
2
MAZOYA 02
3
MAZOYA 03
4
MAZOYA 04
5
MAZOYA 05
6
MAZOYA 06
7
MAZOYA 07
8
MAZOYA 08
9
MAZOYA 09
10
MAZOYA 10
11
MAZOYA 11
12
MAZOYA 12
13
MAZOYA 13
14
MAZOYA 14
15
MAZOYA 15
16
MAZOYA 16
17
MAZOYA 17
18
MAZOYA 18
19
MAZOYA 19
20
MAZOYA 20
21
MAZOYA 21
22
MAZOYA 22
23
MAZOYA 23
24
MAZOYA 24
25
MAZOYA 25
26
MAZOYA 26
27
MAZOYA 27
28
MAZOYA 28
29
MAZOYA 29
30
MAZOYA 30
31
MAZOYA 31
32
MAZOYA 32
33
MAZOYA 33
34
MAZOYA 34
35
MAZOYA 35
36
MAZOYA 36
37
MAZOYA 37
38
MAZOYA 38
39
MAZOYA 39
40
MAZOYA 40
41
MAZOYA 41
42
MAZOYA 42
43
MAZOYA 43
44
MAZOYA 44
45
MAZOYA 45
46
MAZOYA 46
47
MAZOYA 47
48
MAZOYA 48
49
MAZOYA 49
50
MAZOYA 50
51
MAZOYA 51
52
MAZOYA 52
53
MAZOYA 53
54
MAZOYA 54
55
MAZOYA 55
56
MAZOYA 56
57
MAZOYA 57
58
MAZOYA 58
59
MAZOYA 59
60
MAZOYA 60
61
MAZOYA 61
62
MAZOYA 62
63
MAZOYA 63
64
MAZOYA 64
65
MAZOYA 65
66
MAZOYA 66
67
MAZOYA 67
68
MAZOYA 68
69
MAZOYA 69
70
MAZOYA 70
71
MAZOYA 71
72
MAZOYA 72
73
MAZOYA 73
74
MAZOYA 74
75
MAZOYA 75
76
MAZOYA 76
77
MAZOYA 77
78
MAZOYA 78
79
MAZOYA 79
80
MAZOYA 80
81
MAZOYA 81
82
MAZOYA 82
83
MAZOYA 83
84
MAZOYA 84
85
MAZOYA 85
86
MAZOYA 86
87
MAZOYA 87
88
MAZOYA 88
89
MAZOYA 89
90
MAZOYA 90
91
MAZOYA 91
92
MAZOYA 92
93
MAZOYA 93
94
MAZOYA 94
95
MAZOYA 95
96
MAZOYA 96
97
MAZOYA 97
98
MAZOYA 98
99
MAZOYA 99
100
MAZOYA 100
101
MAZOYA 101
102
MAZOYA 102
103
MAZOYA 103
104
MAZOYA 104
105
MAZOYA 105
106
MAZOYA 105
107
MAZOYA 106
108
MAZOYA 107
109
MAZOYA 109
110
MAZOYA 110
111
MAZOYA 111
112
MAZOYA 112
113
MAZOYA 113
114
MAZOYA 114
115
MAZOYA 115
116
MAZOYA 116
117
MAZOYA 117
118
MAZOYA 118
119
MAZOYA 119
120
MAZOYA 120
121
MAZOYA 121
122
MAZOYA 122
123
MAZOYA 123
124
MAZOYA 124

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!