MAZOYA 05

Suara ******* dan erangan nikmat memenuhi kamar dengan fasilitas lengkap dan mewah.

"Kamu memang yang terbaik." pujinya pada perempuan yang menggoyangkan badannya di atasnya. Membuat sang lelaki merasakan nikmat yang tiada duanya.

Sang perempuan menundukkan kepala. "Apapun untuk kamu." bisiknya, dengan lidah menjilat ke daun telinga lelaki yang berada di bawahnya. Menimbulkan suara nikmat daei lelaki tersebut.

Sang perempuan tersenyum manis saat menatap wajah lelaki tersebut. Seakan dia begitu mencintai dan mengagumi lelaki berumur yang berada di bawahnya.

Dengan badan terus bergerak, dia membuat lelaki yang terlentang di bawahnya tak berhenti mengucapkan semua kata sakral saat mereka menyatukan benda keramat mereka.

"Aaahhh...." lenguh keduanya, setelah sama-sama mendapatkan pelepasan yang selalu terasa nikmat yang seakan mengalir ke semua aliran darah mereka.

Sang perempuan berbaring di samping sang lelaki. "Terimakasih. Kamu memang tidak ada duanya." lagi-lagi kalimat pujian terlontar dari mulut sang lelaki tanpa ada habisnya.

Sang perempuan memeluk tubuh sang lelaki yang biasa-biasa saja. Tidak gemuk, tapi juga tidak berotot. "Jika bukan karena uang, gue juga ogah." batinnya tersenyum miring.

"Tenang saja, nanti akan aku transfer ke rekening kamu. Berbelanjalah sepuas hati kamu." ucapnya, mengecup kening lawan mainnya. Yang telah memanjakan dirinya.

"Makin cinta." cicit sang perempuan dengan nada manja.

Terdengar dering ponsel. "Siapa malam-malam menghubungi. Mengganggu saja. Awas saja, jika bukan hal penting." geramnya, merasa sang penelpon menganggu kesenangannya.

Dengan malas, diraihnya ponsel yang berada di atas meja kecil, yang terletak di samping ranjangnya. "Halo." ucapnya pertama kali setelah menggeser ikon berwarna hijau di layar ponsel.

Dia langsung duduk, ekspresi wajahnya terlihat tegang. Segera dia berdiri, tanpa membersihkan badan dipakainya baju yang berserakan di atas lantai.

Sang perempuan memandangnya dengan heran. Tak pernah sekalipun lelakinya melakukan hal tersebut selama dengannya. "Apa ada sesuatu yang terjadi?" tanyanya penasaran.

"Zoya mengalami kecelakaan." paparnya tanpa menoleh ke arah ranjang. Dimana lawan mainnya menatapnya dengan tatapan tak percaya.

"Jangan bercanda. Saya baru saja berkirim pesan dengan Zoya." tutur Milly, dengan badan masih telanjang di bawah selimut tebal.

"Reiner yang menghubungi. Dia yang memberitahu." jelas Tuan Darwin, papa dari Zoya.

Milly menegakkan tubuhnya. Dia tak peduli, kedua benda yang menempel di dadanya terlihat dengan jelas.

Lagi pula, pada siapa dia harus malu. Laki-laki di depannya bahkan sudah melihat semuanya, serta merasakan miliknya berulang kali.

"Zoya, kecelakaan." cicit Milly tak percaya, kembali mengucapkan kalimat yang dilontarkan Tuan Darwin.

Tuan Darwin menghampiri Milly. "Aku harus segera ke sana." pamitnya, mengecup kening Milly.

Milly menahan lengan Tuan Darwin. "Bolehkan aku ikut?" tanya Milly dengan ekspresi wajah sedih.

"Jangan gila, semua akan tahu hubungan kita." tolak Tuan Darwin langsung.

Mana bisa Tuan Darwin mengajak Milly ikut serta. Yang ada, semua terbongkar. Dan semua akan menjadi runyam.

Tuan Darwin memeluk Milly. "Aku akan memberitahu keadaan Zoya. Tenang saja. Jangan bersedih, Zoya akan baik-baik saja."

Milly mengangguk. Tuan Darwin menghapus air mata di pipi Milly. "Aku pergi dulu." pamitnya, yang diangguki oleh Milly.

Pintu kamar tertutup. Milly menghapus air mata di kedua pipinya. Lalu tersenyum, kemudian tertawa lepas. "Haaaaa....haaaa.. Zoya... Zoya.... Kasihan sekali elo." serunya.

Milly berdiri. Memutar kakinya di atas lantai seperti sedang menari, dengan keadaan telanjang tanpa sehelai benangpun melekat di tubuhnya.

Bahkan, Milly juga bersenandung dengan ceria. "Zoya,, semoga Tuhan meringankan beban hidup elo. Dengan cara segera mengambil nyawa elo." seringainya.

"Zoya, sudah lama gue menantikan hal ini. Elo terlalu bertingkah seperti bos. Padahal, papa elo tunduk di ************ gue." ucap Milly tertawa lepas.

"Gue berharap, elo tidak akan selamat. Karena lebih baik elo mati saja. Menyusahkan." geram Milly.

Milly memelintir ujung rambutnya. "Reiner...." Milly duduk di tepi ranjang. Membayangkan wajah tampan dari kekasih temannya tersebut.

"Reiner... kamu akan menjadi milik aku, jika Zoya tiada. Kita akan berbagi keringat dan saliva."

Milly naik ke atas ranjang. Meraba ranjang dengan gerakan sensual. Membayangkan Reiner berada di atas ranjang tersebut. "Hanya membayangkan wajah kamu saja, membuat aku kepengen." cicit Milly dengan nada serak.

"Reiner...." Milly selalu menyebut nama lelaki yang selama ini dia idam-idamkan untuk berada di atas ranjang, bersama dia.

Namun sayangnya, Reiner selalu menolak dia. Meski Milly menggodanya. Entah apa alasan Reiner menolak Milly.

Padahal, kenyataannya Reiner selalu mencari kesenangan di luar. Namun, sepertinya Milly juga tidka mengetahui hal tersebut.

Yang Milly tahu, Reiner sangat setia dan mencintai Zoya. "Zoya.... Gue berharap elo nggak akan kembali. Dengan begitu, gue akan dengan mudah menguasai semuanya."

"Papa elo beserta hartanya. Dan tentu saja, Reiner." seringainya.

Jari jemari Milly memainkan benda keramatnya miliknya. Milly memuaskan hasrat dengan caranya sendiri. Dengan pikirannya membayangkan wajah tampan Reiner, serta badan kekar milik kekasih dari temannya tersebut.

Terpopuler

Comments

IndraAsya

IndraAsya

🤮🤮🤮 menjijikan kau milly 🤮🤢

2023-11-07

0

lihat semua
Episodes
1 MAZOYA 01
2 MAZOYA 02
3 MAZOYA 03
4 MAZOYA 04
5 MAZOYA 05
6 MAZOYA 06
7 MAZOYA 07
8 MAZOYA 08
9 MAZOYA 09
10 MAZOYA 10
11 MAZOYA 11
12 MAZOYA 12
13 MAZOYA 13
14 MAZOYA 14
15 MAZOYA 15
16 MAZOYA 16
17 MAZOYA 17
18 MAZOYA 18
19 MAZOYA 19
20 MAZOYA 20
21 MAZOYA 21
22 MAZOYA 22
23 MAZOYA 23
24 MAZOYA 24
25 MAZOYA 25
26 MAZOYA 26
27 MAZOYA 27
28 MAZOYA 28
29 MAZOYA 29
30 MAZOYA 30
31 MAZOYA 31
32 MAZOYA 32
33 MAZOYA 33
34 MAZOYA 34
35 MAZOYA 35
36 MAZOYA 36
37 MAZOYA 37
38 MAZOYA 38
39 MAZOYA 39
40 MAZOYA 40
41 MAZOYA 41
42 MAZOYA 42
43 MAZOYA 43
44 MAZOYA 44
45 MAZOYA 45
46 MAZOYA 46
47 MAZOYA 47
48 MAZOYA 48
49 MAZOYA 49
50 MAZOYA 50
51 MAZOYA 51
52 MAZOYA 52
53 MAZOYA 53
54 MAZOYA 54
55 MAZOYA 55
56 MAZOYA 56
57 MAZOYA 57
58 MAZOYA 58
59 MAZOYA 59
60 MAZOYA 60
61 MAZOYA 61
62 MAZOYA 62
63 MAZOYA 63
64 MAZOYA 64
65 MAZOYA 65
66 MAZOYA 66
67 MAZOYA 67
68 MAZOYA 68
69 MAZOYA 69
70 MAZOYA 70
71 MAZOYA 71
72 MAZOYA 72
73 MAZOYA 73
74 MAZOYA 74
75 MAZOYA 75
76 MAZOYA 76
77 MAZOYA 77
78 MAZOYA 78
79 MAZOYA 79
80 MAZOYA 80
81 MAZOYA 81
82 MAZOYA 82
83 MAZOYA 83
84 MAZOYA 84
85 MAZOYA 85
86 MAZOYA 86
87 MAZOYA 87
88 MAZOYA 88
89 MAZOYA 89
90 MAZOYA 90
91 MAZOYA 91
92 MAZOYA 92
93 MAZOYA 93
94 MAZOYA 94
95 MAZOYA 95
96 MAZOYA 96
97 MAZOYA 97
98 MAZOYA 98
99 MAZOYA 99
100 MAZOYA 100
101 MAZOYA 101
102 MAZOYA 102
103 MAZOYA 103
104 MAZOYA 104
105 MAZOYA 105
106 MAZOYA 105
107 MAZOYA 106
108 MAZOYA 107
109 MAZOYA 109
110 MAZOYA 110
111 MAZOYA 111
112 MAZOYA 112
113 MAZOYA 113
114 MAZOYA 114
115 MAZOYA 115
116 MAZOYA 116
117 MAZOYA 117
118 MAZOYA 118
119 MAZOYA 119
120 MAZOYA 120
121 MAZOYA 121
122 MAZOYA 122
123 MAZOYA 123
124 MAZOYA 124
Episodes

Updated 124 Episodes

1
MAZOYA 01
2
MAZOYA 02
3
MAZOYA 03
4
MAZOYA 04
5
MAZOYA 05
6
MAZOYA 06
7
MAZOYA 07
8
MAZOYA 08
9
MAZOYA 09
10
MAZOYA 10
11
MAZOYA 11
12
MAZOYA 12
13
MAZOYA 13
14
MAZOYA 14
15
MAZOYA 15
16
MAZOYA 16
17
MAZOYA 17
18
MAZOYA 18
19
MAZOYA 19
20
MAZOYA 20
21
MAZOYA 21
22
MAZOYA 22
23
MAZOYA 23
24
MAZOYA 24
25
MAZOYA 25
26
MAZOYA 26
27
MAZOYA 27
28
MAZOYA 28
29
MAZOYA 29
30
MAZOYA 30
31
MAZOYA 31
32
MAZOYA 32
33
MAZOYA 33
34
MAZOYA 34
35
MAZOYA 35
36
MAZOYA 36
37
MAZOYA 37
38
MAZOYA 38
39
MAZOYA 39
40
MAZOYA 40
41
MAZOYA 41
42
MAZOYA 42
43
MAZOYA 43
44
MAZOYA 44
45
MAZOYA 45
46
MAZOYA 46
47
MAZOYA 47
48
MAZOYA 48
49
MAZOYA 49
50
MAZOYA 50
51
MAZOYA 51
52
MAZOYA 52
53
MAZOYA 53
54
MAZOYA 54
55
MAZOYA 55
56
MAZOYA 56
57
MAZOYA 57
58
MAZOYA 58
59
MAZOYA 59
60
MAZOYA 60
61
MAZOYA 61
62
MAZOYA 62
63
MAZOYA 63
64
MAZOYA 64
65
MAZOYA 65
66
MAZOYA 66
67
MAZOYA 67
68
MAZOYA 68
69
MAZOYA 69
70
MAZOYA 70
71
MAZOYA 71
72
MAZOYA 72
73
MAZOYA 73
74
MAZOYA 74
75
MAZOYA 75
76
MAZOYA 76
77
MAZOYA 77
78
MAZOYA 78
79
MAZOYA 79
80
MAZOYA 80
81
MAZOYA 81
82
MAZOYA 82
83
MAZOYA 83
84
MAZOYA 84
85
MAZOYA 85
86
MAZOYA 86
87
MAZOYA 87
88
MAZOYA 88
89
MAZOYA 89
90
MAZOYA 90
91
MAZOYA 91
92
MAZOYA 92
93
MAZOYA 93
94
MAZOYA 94
95
MAZOYA 95
96
MAZOYA 96
97
MAZOYA 97
98
MAZOYA 98
99
MAZOYA 99
100
MAZOYA 100
101
MAZOYA 101
102
MAZOYA 102
103
MAZOYA 103
104
MAZOYA 104
105
MAZOYA 105
106
MAZOYA 105
107
MAZOYA 106
108
MAZOYA 107
109
MAZOYA 109
110
MAZOYA 110
111
MAZOYA 111
112
MAZOYA 112
113
MAZOYA 113
114
MAZOYA 114
115
MAZOYA 115
116
MAZOYA 116
117
MAZOYA 117
118
MAZOYA 118
119
MAZOYA 119
120
MAZOYA 120
121
MAZOYA 121
122
MAZOYA 122
123
MAZOYA 123
124
MAZOYA 124

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!