Level Max Setelah 5000 Tahun
(Warning!!)
Alur cerita ini lambat kayak keong, memiliki jalan cerita yang agak berbelit dan harus di baca sampai tamat kalau mau mengerti.
jika ini tidak sesuai dengan selera bacaan anda semua, dimohon untuk tinggalkan cerita ini setelah membaca tiga bab awal dan dimohon jangan mengomentari dengan kata-kata menjatuhkan atau menusuk.
Bisa enggak kalau gak suka itu langsung pergi aja jangan sampai menghina? beberapa orang ada yang menyukai cerita ini, saya tidak mau stop hanya karena kalian yang tidak mau menghargai cerita saya yang membosankan ini!!
Terima kasih.
.
.
.
.
Rasanya baru kemarin Ilya Sigma terjebak dalam dungeon yang penuh monster, saat ini dia sudah beradaptasi dengan lingkungan Dungeon bahkan menjadi predator paling mematikan di sana.
"Kau berani menantang ku saat aku sedang makan makanan tak layak dan sekarang kau malah bersikap arogan?"
Ia berucap dengan penuh penekanan pada monster di depannya, sang monster hanya menggeram kemudian menunjukkan gigi taringnya yang tajam seolah-olah berusaha membuat Ilya ketakutan karenanya-namun, Ilya tak ketakutan sama sekali.
Dia mempersiapkan belati yang dia buat sendiri, melompat ke monster itu kemudian menusuknya langsung di mata-meninggalkan jejak berupa luka parah di tubuh mosnter itu.
"Ha! Begini kah kemampuanmu!? Ayo! Lawan aku lagi!"
Ilya terus menyerang monster dengan membabi-buta, membuat luka di sekujur tubuhnya lalu mengakhiri pertarungan sepihak itu dalam waktu singkat. Untuknya yang sudah bertarung berkali-kali sih musuh seperti ini bukan apa-apa, monster itu terlambat 5000 tahun untuk mengalahkan Ilya.
"Huh, enggak seru kalau kamu langsung mati"
Dia menusuk-nusuk tubuh monster seukuran bus sekolah itu dengan santai, tak ada raut ketakutan atau lelah di dirinya.
Kemudian monster lain muncul, ia sama besarnya dengan monster yang Ilya kalahkan tadi namun kali ini monster itu memiliki wajah yang agak 'ramah'-dia berhenti tepat di sebelah Ilya yang masih menatap datar monster hasil buruannya.
"Tuan, apakah saya harus memasak monster itu?"
Suara serak dan besar itu berasal dari monster yang datang terakhir. Dia memanggil Ilya dengan sebutan tuan yang penuh hormat dan sopan, seperti dia adalah pelayannya yang paling setia.
Ilya menghela nafas pendek, merasa nafsu makannya hilang setelah mengalahkan monster itu.
"Tidak perlu. Aku tidak mau makan hari ini pupu"
Monster dengan wajah garang berjenis harimau besar itu memiliki nama yang cukup imut, Pupu, nama pemberian Ilya saat dia menaklukkannya beberapa ratus tahun yang lalu. Pupu mengangguk paham, kemudian ia pun membakar hangus tubuh monster itu.
Jika Ilya tak mau memakan monster hasil buruannya sendiri maka ia akan melenyapkannya. Terlalu banyak bangkai monster di sana, jadi setidaknya Pupu harus membersihkan hasil pertarungan Ilya yang bosan.
"Anda mau ke mana tuan?"
Pupu bertanya singkat setelah melihat Ilya berjalan menjauh. Ilya terdiam sejenak, mengangkat tangannya kemudian kembali berjalan ke arah acak lagi.
"Aku mau pergi sebentar. Jaga wilayah ini oke?"
Pupu mengangguk paham. Jika seperti ini artinya Ilya ingin sendirian untuk sementara waktu, mungkin tuannya itu sedang rindu sesuatu yang dia sebut rumah-Pupu tahu Ilya bukan berasal dari dungeon namun ia tidak tahu apapun tentang tempat asal Ilya.
Ilya terus berjalan tak tentu arah. Menikmati udara yang dia hirup, sesekali memukul monster serangga seukuran mobil atau sepeda yang nekat menyerangnya—padahal mereka tahu kalau Ilya tak gampang dikalahkan.
"Bosan~ Bagaimana bisa hari ini sangat membosankan!?"
Dia mengeluh kesal, terus berjalan dengan kaki yang tak beralas. Rambut hitamnya yang dulu pendek kini menjadi panjang, dia bahkan memiliki sedikit janggut di dagunya—Ilya yakin dia belum mencapai kepala lima, tapi kenapa penampilannya mirip bapak-bapak empat anak dan dua cucu? tidak, seharusnya umurnya bahkan lebih dari kepala lima.
"Sudah 5000 tahun aku di sini, kapan aku bisa keluar ya?"
Ilya bergumam. Menatap dua matahari yang anehnya sudah jadi pemandangan biasa bagi Ilya, saat pertama kali dia terdampar di dungeon Ilya langsung terkejut sebab melihat dua matahari di langit.
Sekarang dia tidak akan terkejut bahkan jika ada lima matahari di sana, lagipula Dungeon tempatnya tinggal memang aneh.
Ilya duduk di batang pohon mati, tatapannya masih menatap objek yang sama—langit ungu dan dua matahari.
Srak!
Ilya tertawa saat melihat perutnya tertusuk cakar monster.
"Hahaha, kau itu tak punya akal kan? Karena itulah kau tidak menyadari musuh macam apa yang kau lawan."
Ia berucap sarkas meskipun mosnter itu tak paham dengan apa yang dia ucapkan. Ilya batuk darah, tapi dia masih bisa tersenyum meskipun keadaan tubuhnya memiliki luka yang menganga.
"Aku sedang kesal karena tidak bisa pulang, sialan. Kau menambah kekesalan ku saja"
Dia terus mengoceh sedangkan monster itu mulai merasakan kekuatan kuat dari Ilya. Terdampar di dungeon selama 5000 tahun membuatnya memiliki kekuatan yang tak terkalahkan, sangat mudah bagi Ilya untuk membunuh monster macam ini.
Ilya mencengkram cakar yang menusuk perutnya, meremukkan cakar itu dengan mudah kemudian melompat ke belakang.
Monster tipe anjing dengan cakar panjang dan wajah jelek, begitulah Ilya menjuluki mahkluk di depannya.
"Aku tidak pernah terbiasa dengan rasa sakit ini."
Tangannya menyentuh area perut yang kini baik-baik saja. Kemampuan penyembuhan total, itu adalah keajaiban yang Ilya miliki sejak awal dia masuk ke sana. Penyembuhan total itu tidak menghilangkan rasa sakit yang Ilya rasakan dari lukanya, meskipun begitu Ilya bersyukur sebab karena kemampuannya ia bisa lolos dari kematian di dungeon yang kacau itu.
Satu menit adalah waktu penyembuhannya. Sekarang Ilya sudah sehat seperti awal, dia tersenyum menyeringai kemudian menyerang monster anjing raksasa itu dengan brutal.
Monster anjing kalah dengan cepat, dia tidak bisa memenangkan pertarungan yang tidak seimbang itu.
"Huh, bajuku sobek lagi"
Dia menatap kain lusuh compang-camping yang disebut baju itu dengan tatapan kecewa, padahal Ilya sidah berusaha membuat baju dari serat pohon atau menganyam akar aneh yang ada di sana—tapi baju itu memang tidak bisa bertahan lama apalagi Ilya sering bertarung di sana.
"Aku harus membuat baju lagi—"
Ilya terdiam sejenak. Baju, seingatnya ia masih menyimpan baju miliknya dulu yang dia simpan di gua. Jika dipakai sekarang, apa masih muat ya?
"Ketemu"
Ia menatap baju kaos oblong warna hitam, jaket dan celana panjang miliknya. Saat itu dia sedang dalam perjalanan pulang, Ilya masih ingat dengan jelas ketika langit tiba-tiba retak dan semua orang berlari gila-gilaan seolah-olah hari kiamat akan segera tiba.
Mereka memikirkan diri sendiri, hingga tak peduli pada anak malang yang terseret oleh masa.
Ilya menolong anak itu. Disaat semuanya peduli pada diri sendiri, dia malah mengkhawatirkan orang lain yang bahkan tak ia kenal.
Anak itu selamat namun Ilya harus terjatuh ke dalam lingkaran hitam asing yang muncul tiba-tiba di bawah kakinya, menyebabkan dia masuk ke dungeon itu.
Ilya tersenyum simpul mengingat kejadian awal dia di sana. Dia tidak menyalahkan anak itu atas nasib yang dia terima, mungkin ini memang takdirnya.
"Sudah lama sekali aku tidak memakai baju ini."
Ilya menepuk-nepuk permukaan bajunya sedikit, membersihkan debu yang menempel lalu melihat pantulan wajahnya di danau. Ada danau luas di sana—awalnya itu adalah tempat tinggal monster, tapi Ilya sudah mengalahkan monster itu dan membuatnya kosong.
Ada rasa rindu saat dia memakai pakaian itu. Ilya tidak tinggal sendirian di bumi, dia memiliki ibu yang sakit dan adik perempuan cantik. Kehilangannya mungkin akan membuat mereka terpukul, apalagi sang adik yang sangat menyayanginya.
"Aku rindu rumah."
Ia menatap sendu, baru kali ini Ilya memikirkan tentang rumah lagi—sebenarnya dia sudah menyerah untuk pulang, namun tampaknya dia masih ingin kembali.
"Aku mau pulang! Mau pulang! Mau pulang! MAU PULANG!!!!!"
"ARGH!!! KELUARKAN AKU DARI SINI SIALAN!!!"
Ilya berteriak keras sambil melempar batu ke sembarang arah, menyebabkan pohon-pohon di sana tumbang seketika. Ya—tentu saja tumbang, batu yang dia pakai seukuran gajah, bagi Ilya melempar batu begitu tidak ada apa-apanya.
"Tuanku!! Tenanglah, anda jangan menghancurkan tempat ini lagi!"
Bos monster bawahan Ilya berusaha meredakan emosinya, namun Ilya malah semakin menjadi dan menangis keras bak seorang anak yang tantrum.
"TENANG, TENANG PALA MU! AKU MAU PULANG KE BUMI BRENGSEK!!"
Selama dia melayani Ilya di sana baru kali ini Ilya menangis, bahkan sampai berguling-guling di tanah. Bos monster itu tak tahu lagi apa yang harus dia lakukan, Ilya sulit ditangani saat sedang mengamuk.
'Tuan pupu! Cepatlah kembali!!'
Saat seperti ini Pupu dibutuhkan sebab bulu-bulu halus yang dia miliki bisa menenangkan Ilya yang marah.
Ilya belum selesai menangis, bahkan tingkahnya semakin aneh. Dia mencabut pohon lalu lemparnya untuk meredakan emosi, menyebabkan wilayah di sana kacau balau.
"AKU MAU PULANG!!!"
["Kau berisik sekali."]
Ilya terdiam saat dia mendengar suara seseorang.
"Siapa!?"
Tidak ada siapa-siapa di sana, bahkan bawahannya pun tampaknya tak mendengar suara itu—terlihat dari wajahnya yang bingung saat melihat Ilya berteriak tadi.
["Berbalik ke kiri"]
Ilya menuruti apa yang suara itu katakan.
["Itu kanan goblok, apa kau sudah lupa mana arah kanan dan kiri?"]
Perempatan imajiner muncul di dahinya, ingin memukul suara tanpa raga itu tapi dia tidak bisa melakukannya sebab sosoknya saja tidak ada di sana.
"Aku tahu kok!"
Ilya menjawab kesal, kemudian berbalik ke arah kiri lalu semuanya berubah menjadi gelap.
["Selamat datang. Ilya Sigma, manusia dari bumi yang sudah mencapai kekuatan maksimal"]
.
.
.
.
Hadir dengan cerita fantasi lagi.
Jangan lupa tinggalkan jejak berupa like dan komen. Terima kasih sudah baca(人 •͈ᴗ•͈)
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 47 Episodes
Comments
pembacasetia
kocak lah
2023-11-20
0
Whats Shapt
kocak anjimm
2023-08-17
0
Whats Shapt
tau tau seukuran gajah
2023-08-17
0