"Maafkan saya karena menampar anda tadi!"
Perempuan dengan baju peneliti itu membungkuk untuk meminta maaf pada Ilya sopan, ia menyadari kesalahannya ke orang yang telah menyelamatkan dirinya tadi.
Ilya tertawa canggung, sebenarnya dia juga bersalah di sana. Tidak seharusnya ia melamar seseorang secara tiba-tiba, apalagi mereka baru bertemu beberapa menit yang lalu.
"Tidak apa-apa, lagipula aku juga salah. Aku minta maaf."
Pada akhirnya mereka saling meminta maaf satu sama lain. Suasana menjadi canggung setelah acara maaf-maafan selesai, Ilya tak tahu harus bicara apa dan perempuan itu pun merasakan hal yang sama.
"Oh. Perkenalkan, nama saya Han Do Hwa, saya adalah seorang peneliti junior. Terima kasih karena menyelamatkan saya tadi,"
Dia memperkenalkan diri dengan baik. Han Do Hwa, perempuan berambut agak ikal berwarna hitam itu tersenyum pada Ilya.
"Aku Ilya Sigma, ya, sebenarnya aku tidak tahu kenapa aku bisa ada di sini. Yang ku ingat pun hanya nama dan beberapa informasi kecil saja, aku mungkin lupa ingatan sekarang"
Celetuk Ilya, tiba-tiba saja dia menyinggung tentang kenapa dia ada di sana. Ilya tidak bisa mengatakan alasan sebenarnya pada Do Hwa, karena itulah dia berpura-pura hilang ingatan supaya Do Hwa tidak curiga padanya.
Do Hwa menatap Ilya dengan tatapan simpati, sudah Ilya duga, dia adalah tipe perempuan yang mudah terbawa perasaan.
"Begitu? Aku pikir mungkin kamu adalah salah satu dari orang-orang yang hilang saat pertama kali Dungeon muncul."
Ilya tampak tertarik pada informasi yang Do Hwa katakan, karena itu dia bertanya lagi, berusaha membuat Do Hwa memberikannya informasi lain.
"Dungeon? Apa itu?"
Ujarnya, dengan tatapan polos seolah-olah tidak tahu maksud dari apa yang dia ucapkan. Do Hwa menjelaskan singkat tentang Dungeon itu, Ilya mengangguk paham. Sejauh ini definisi Dungeon yang Ilya tahu sama seperti yang Do Hwa ucapkan tadi.
'Ku kira ini adalah bumi, tapi ternyata aku keluar ke dungeon lainnya'
Ilya beruntung bisa bertemu dengan Do Hwa, dari perempuan itu dia bisa mendapatkan beberapa informasi baru yang belum dia ketahui.
Do Hwa berdiri, ia berusaha menahan tubuhnya yang terluka namun kakinya tak mampu untuk itu.
Ilya dengan sigap membantu Do Hwa, perempuan itu berterima kasih lagi padanya.
"Kamu mau ke mana?" Ilya bertanya singkat. Seharusnya mereka pulang ke bumi sekarang, tapi rupanya Do Hwa masih memiliki urusan lain.
"Mencari jasad senior ku. Mereka pasti ada di sekitar sini, aku harus membawa mereka keluar dan memakamkan mereka dengan layak"
Do Hwa tampak berusaha berjalan meskipun dia terpogoh-pogoh. Ilya membiarkannya jalan sendiri, dia tidak mau membantu seseorang yang tidak mau dia bantu karena itu Ilya hanya mengikutinya dari belakang.
Mereka berjalan cukup jauh. Tidak ada monster di sana, mungkin para monster merasakan aura kekuatan Ilya yang menekan mereka sehingga para monster itu enggan untuk menampakkan diri.
Do Hwa berhenti saat dia melihat jasad seseorang yang dia kenal. Wajahnya mungkin sudah tak jelas, tapi Do Hwa tahu dari baju yang mereka pakai.
Para seniornya ditemukan meninggal dunia, mereka diserang oleh monster saat membantu Do Hwa untuk kabur.
"Seharusnya aku tidak meninggalkan kalian semua tadi."
Do Hwa berucap lirih. Dia bersimpuh di atas tanah, menyentuh tangan salah satu seniornya yang sudah dingin lalu menumpahkan air matanya di sana.
Ilya tak mengatakan apapun. Dia memperhatikan sekitarnya, membaca apa yang terjadi pada para senior Do Hwa lalu menemukan benda asing di balik pohon. Dia berjalan mendekat, melihat benda itu yang rupanya buku kecil.
Ada tulisan-tulisan di atasnya, meskipun sudah ternodai oleh darah tapi masih bisa di baca. Ilya pikir itu akan membantu Do Hwa, jadi dia memberikan buku itu pada sang puan yang masih menangis di depan jasad para seniornya.
"Ini, aku menemukannya di sana."
Do Hwa mendongak, menatap Ilya dengan matanya yang sembab. Dia tidak merasa malu meskipun dilihat oleh Ilya, lagipula saat ini dia sedang bersedih.
"Terima kasih"
Do Hwa menerima buku itu. Dia memasukkannya ke dalam tas sub ruang yang dia dapatkan dari salah satu seniornya sebagai hadiah, Do Hwa akan membaca itu nanti karena saat ini mengamankan jasad pada seniornya lebih penting dari sekedar buku harian.
"Bisakah kamu menolongku membawa mereka keluar?"
Suara Do Hwa terdengar serak. Dia sudah kelelahan, tidak mampu membawa mereka semua keluar dari sana. Seharusnya ada Hunter lain yang membantu Do Hwa, tapi Hunter itu entah kabur kemana sehingga ia hanya bisa meminta bantuan pada Ilya yang ada di sana.
Ilya tidak keberatan membantu Do Hwa sekali lagi. Lagipula dia pun tidak tahu di mana letak jalan keluar Dungeon itu, karenanya dia masih membutuhkan Do Hwa dan membantunya sekarang bisa membuatnya memiliki hutang budi.
"Aku akan membawa mereka, kamu pimpin jalan saja."
Do Hwa mengangguk tanpa ragu. Melihat kemampuan bertarung Ilya saat pertama kali mereka bertemu tadi membuatnya berpikir Ilya adalah seorang yang kuat, jadi membawa tiga seniornya pun bisa dia lakukan sendiri.
Ilya menggendong tiga orang di tubuhnya. Mereka memiliki luka di area yang berbeda, kesamaan dari mereka bertiga adalah tidak lagi memiliki nyawa. Rasanya aneh saat Ilya menggendong jasad seseorang, namun dia menelan perasaan itu dan berjalan mengikuti langkah Do Hwa yang agak gontai.
Do Hwa sudah tidak kuat lagi, dia mulai memaksakan dirinya untuk terus berjalan supaya mereka bisa sampai di depan dungeon. Akan ada banyak bantuan di luar sana sebab Dungeon yang mereka masuki adalah Rank D, lalu masuknya Do Hwa dan para seniornya pun sudah diketahui oleh awak media.
Do Hwa mengkhawatirkan banyak hal, tapi yang ingin dia lakukan sekarang adalah istirahat dan memakamkan para senior yang dia hormati.
"Kau tidak apa-apa?"
Ilya inisiatif bertanya. Sebenarnya hanya basa-basi untuk mencairkan suasana, rasanya tidak nyaman terjebak dalam kesunyian di hutan yang penuh dengan monster tersebut.
Do Hwa menggelengkan kepalanya, senyuman tipis terpatri di wajahnya—membuat kesan baik-baik saja pada Ilya yang tampak khawatir.
"Tidak apa-apa, terima kasih karena sudah bertanya."
Perempuan itu kembali berjalan, namun kali ini langkahnya lebih pelan hingga Ilya yang berjalan di belakangnya menjadi sejajar dengan dirinya.
Do Hwa menatap Ilya dari samping dengan ujung matanya, ia terkagum melihat mata Ilya yang terasa familiar.
Rasanya dia pernah melihat seseorang yang memiliki mata serupa dengan sang tuan, namun dia lupa siapa itu.
"Matamu bagus. Terlihat mirip dengan seseorang yang aku tahu."
Ujar Do Hwa singkat. Ilya hanya membalasnya dengan tatapan sekilas, dia ingat warna mata Hazel miliknya jarang dimiliki. Dalam keluarganya hanya Ilya dan adik perempuannya yang memiliki mata Hazel, jadi mungkin Do Hwa mengenali adiknya di bumi sana.
"Benarkah? Aku ingat mataku sama dengan adik perempuan ku, mungkin kamu mengenal dia—"
"Kita sudah sampai"
Do Hwa memotong ucapan Ilya. Lelaki itu menatap kedepan, pemandangan asing yang baru dia lihat—sebuah gate besar berwarna biru, gerbang menuju bumi tempatnya berasal.
"Kamu bilang kapan Dungeon muncul?" Ilya bertanya singkat.
"Lima tahun yang lalu, saat itu ada beberapa orang yang hilang juga. Mungkin kamu adalah salah satu dari mereka, aku akan membantumu menemukan identitas mu nanti, jangan khawatir"
Dengan baiknya Do Hwa menawarkan bantuan pada Ilya. Si lelaki sih menerima saja, dia pun kekurangan informasi jika harus mencari tahu sendiri—bisa-bisa nanti dia malah mendapat masalah.
'Lima ribu tahun yang aku habiskan di dungeon itu ternyata lima tahun di bumi, jika ibu dan adikku masih hidup apa mereka baik-baik saja?'
Ilya mulai memikirkan keluarganya yang tersisa, dia berharap mereka berdua baik-baik saja sehingga ia masih memiliki tujuan untuk kembali ke bumi.
"Kamu siap?"
Do Hwa bertanya lagi. Ilya mengangguk mantap, matanya menatap Gate kemudian mereka pun melangkah bersama.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 47 Episodes
Comments
Vidurys
kamu kena prank
2023-04-17
0
Vidurys
mungkin dia pria yang menolong mu 5000 tahun lalu. jeng jeng jreng.
2023-04-17
0
Vidurys
awak media? ada reporter di dungeon ya? ada pawang monster masuk tv kaya panji gak?
2023-04-17
0