Ilya masih ingat dengan jelas saat dia dan ibunya lari dari sang ayah yang berhati busuk, dia melukai ibunya menggunakan botol alkohol hingga membuat goresan panjang di tangan ibunya.
"Maafkan ibu, maaf, maaf, maaf"
Dalam pelukan sang ibu saat hari hujan yang dingin, yang Ilya dengar hanyalah rintikan hujan dan kata maaf dari ibunya. Waktu itu dia tidak paham mengapa sang ibu terus mengulang kata maaf padanya, padahal dia pikir ibunya tidak salah apapun—jadi, kenapa dia meminta maaf padahal tak ada yang salah?
Ilya kecil masih polos dan belum mengetahui apapun tentang dunia. Dia bahkan percaya dengan siksaan dari ayahnya adalah bentuk kasih sayang yang dia tunjukkan pada Ilya, anak kecil itu menerima semua perlakuan buruk ayahnya yang beralasan kasih sayang.
Ilya merinding sendiri ketika ia mengingat masa-masa kelam dulu. Dia menyentuh belakang lehernya yang memiliki luka bakar, bekas dari penyiksaan terakhir ayahnya sebelum dia dibawa kabur oleh sang ibu.
'Sial banget aku malah inget kejadian dulu.'
Ilya tidak sudi menyebut lelaki itu sebagai ayahnya. Karena lelaki itu hidupnya dan sang ibu hancur, karena lelaki itu adik perempuannya lahir dengan kesulitan dan hidup kekurangan.
Semua kesialan yang Ilya miliki berasal dari lelaki itu, dan sialnya lagi warna mata Ilya sangat mirip dengannya.
"Kita sudah sampai."
Karena sibuk memikirkan masa lalu Ilya jadi lupa saat ini dia sedang berada di gedung gulid Orbit. Gulid terkuat kedua di negaranya setelah dungeon muncul ke bumi, Ilya tak tahu kenapa dia dibawa ke sana—yang pasti sebelum mereka ke gulid, Ilya diberikan stelan baju baru dan didandani terlebih dahulu, katanya supaya dia tidak menampilkan penampilan buruk di depan pemimpin gulid nanti.
'Kenapa juga aku harus bertemu dengan pemimpin gulid?'
Ilya tidak merasa melakukan kesalahan apapun, jadi saat ini dia hanya berpikir mungkin saja pemimpin gulid itu juga penasaran dengan apa yang terjadi pada para peneliti saat di dungeon—hanya itu yang terpikirkan olehnya.
"Tunggulah di sini, pemimpin akan datang sebentar lagi." Lelaki itu membukakan pintu untuk Ilya, ruangan yang agak luas seperti tempat pertemuan orang-orang penting terlihat ketika pintu di buka.
"Jaga bicaramu di depan pemimpin, kamu harus merasa beruntung karena bisa bertemu dengan pemimpin semudah ini!" Ucapannya kasar dan tak sopan, setelah mengucapkan itu dia menutup pintu meninggalkan Ilya yang terdiam di sana.
"Kesopanan yang buruk, bintang satu"
Ilya mengacungkan jari tengahnya pada pintu yang tertutup, sumpah ya, kadang orang-orang yang berpangkat lebih tinggi darinya memiliki sifat yang buruk—lagipula, tanpa diingatkan pun Ilya akan berprilaku baik pada pemimpin gulid itu.
Siapa dia bertindak tidak sopan pada sosok yang memiliki gulid terkuat kedua di negaranya? Ilya hanya memiliki banyak kekuatan, itu saja.
Dia berjalan pelan, melihat-lihat arsitektur ruangan itu kemudian menatap pemandangan kota lewat jendela besar yang ada di sana. Sejauh ini semuanya tampak sama seperti yang Ilya ingat dulu, rasanya aneh melihat kembali banyak manusia berlalu-lalang sedangkan sebelumnya yang bisa Ilya lihat hanya monster dan hutan belantara.
'Ini perubahan yang bagus, aku akan mencari apartemen setelah keluar dari sini dan mulai hidup baru'
Ilya sudah memikirkannya. Kehidupan baru tanpa perkelahian dengan monster atau apapun itu, dia akan hidup biasa sambil mencari adik dan ibunya di suatu tempat.
Momen perencanaan hidup Ilya berhenti saat dia merasakan kekuatan besar datang mendekat, dia berbalik, menatap pintu yang masih tertutup itu dengan tatapan serius.
Sejak Ilya masuk ke gulid, dia tidak merasakan banyak orang yang memiliki kemampuan kuat di sana. Rank A adalah yang paling kuat, tapi seseorang di balik pintu memiliki rank lebih tinggi dari itu.
'Seseorang dengan kekuatan besar ada di sana'
Tentu saja itu tidak sekuat Ilya, tapi tetap saja melihat orang kuat selain dirinya membuat Ilya bersemangat.
Pintu terbuka secara perlahan, menampilkan sosok perempuan berambut hitam panjang sepinggang yang diikat kebelakang dengan rapi. Menurut Ilya pribadi, dia terlihat cantik dan anggun secara bersamaan.
Yang membuatnya terkejut adalah tatapan perempuan itu. Dia menatap Ilya dengan tatapan rindu, seolah-olah dia sudah menunggu Ilya dari lama.
Ilya tak langsung membuka mulutnya karena perempuan itu berlari cepat kemudian memeluknya erat. Dipeluk seorang perempuan cantik begitu pasti membuatnya kaget, Ilya gelagapan tak tahu harus mengatakan apa.
Dia yakin perempuan ini pemimpin gulid yang dibicarakan orang tadi.
"P—permisi? Nona pemimpin gulid, bisakah anda melepaskan ini?"
Ilya bertanya dengan hati-hati, dia tidak ingin bermusuhan dengan orang ini. Entah kenapa, dari dekat si pemimpin gulid terlihat seperti seseorang yang Ilya kenal.
"Kenapa lama sekali? Dari mana saja kamu sampai menghilang selama ini?"
Pemimpin gulid bergumam sendiri membuat Ilya semakin tak paham dengan apa yang terjadi. Dia mendongak, menatap sepasang mata hazel milik Ilya yang sama seperti miliknya.
Meskipun Ilya tidak menyukai warna matanya karena sama dengan sang ayah tapi dia tidak membencinya, itu karena adik Ilya juga memiliki warna mata yang sama.
Ilya menyukai warna mata hazel pada adiknya, dan pemimpin gulid ini memiliki itu.
Tubuh Ilya gemetar, tangannya membalas pelukan perempuan itu kemudian ia pun menenggelamkan kepalanya di belakang leher pemimpin gulid.
Rasa rindu yang dia pendam sejak lama, pertemuan tak terduga ini membuatnya merasa senang sekaligus sedih secara bersamaan. Akhirnya dia bisa bertemu dengan keluarganya.
Satu-satunya adik yang dia miliki. Gauri Sigma.
"Maaf, maafkan aku karena terlambat pulang Ari"
Untuk sekian lama Ilya menyebut kembali nama kecil adiknya dengan mulut yang gemetar, dia tidak bisa menahan air matanya untuk tidak jatuh saat melepaskan rindu pada adiknya.
Derai air mata terjadi, mereka berdua menangis dalam pelukan hingga beberapa menit berlalu—beruntung di ruangan itu kedap suara, jika tidak mungkin orang-orang di luar akan bertanya apa yang terjadi dalam ruangan itu.
"Syukurlah kakak masih hidup, aku hampir saja menyerah untuk mencari kakak jika saja berita itu tidak muncul di tv"
Gauri menyeka ingus yang keluar dari hidungnya setelah dia menangis tadi menggunakan tisu, tangannya mengulurkan kotak tisu pada Ilya untuk dia gunakan.
Ilya mengambil beberapa lapis tisu, menggunakannya untuk mengusap air mata dan ingusnya yang juga keluar saat menangis.
"Terima kasih karena terus mencari ku dan maaf karena aku baru kembali sekarang,"
Gauri menatap kakaknya dengan tatapan lurus. Dia mengingat kembali saat kekuatannya bangkit dan hilangnya Ilya dari sana, saat itu situasi kota sangat kacau karena retakan dan monster bersamaan dengan itu para pengguna kemampuan muncul.
Gauri beruntung karena dia memiliki kekuatan kuat sejak awal. Mungkin itu terjadi karena kesedihannya melihat ibunya mati di depan mata dan kakak satu-satunya hilang dari bumi, kekuatan Gauri begitu menonjol hingga dia menjadi Hunter rank S dan memiliki sebuah gulid.
Gulid yang dia bangun dengan susah payah bersama rekan-rekannya, dia mencari Ilya dengan semua koneksi yang dia miliki namun tak ada yang melihat sosok Ilya di manapun.
Dia mulai putus asa dua tahun lalu dan memutuskan untuk berhenti mencari Ilya. Kepribadiannya yang ceria berubah menjadi dingin karena kehilangan semua keluarganya, namun harapan baru muncul.
Berita tentang kembalinya peneliti Han Do Hwa membuatnya tertarik, dia melihat berita itu dari tv kemudian tatapannya terpaku melihat sosok lelaki yang keluar dengan Do Hwa dari dungeon.
Penampilannya mungkin lusuh, rambutnya panjang dan tak terurus namun meskipun dengan penampilan itu Gauri masih bisa mengenali sosok kakaknya.
"Kak Ilya!"
Dengan api harapan yang kembali menyala, dia langsung mengerahkan bawahannya untuk menjemput Ilya ke sana lalu pertemuan ini pun terjadi dan lelaki itu benar-benar kakaknya.
Rasanya seperti mimpi karena melihat Ilya yang duduk di sampingnya begini, beberapa hari lalu dia kehilangan harapannya dan saat ini dia melihat sang kakak hidup dan sehat.
"Ibu sudah tidak ada?"
Ilya berucap singkat. Dia sudah mendengar penjelasan apa yang terjadi selama lima tahun ini dari Gauri beberapa menit lalu, dan kematian ibunya adalah hal yang paling membuatnya terpukul.
Gauri merasakan kesedihan lagi ketika dia mendengar suara parau sang kakak yang menanyakan kabar ibunya.
"Iya, sekarang hanya kita berdua yang tersisa"
Di dunia yang kacau itu mereka hanya memiliki satu sama lain, sebagai keluarga yang tersisa Ilya berjanji untuk selalu melindungi adiknya dari bahaya apapun.
Ilya mendengus kasar. Dia menatap adiknya yang memiliki ekspresi murung, kemudian tangannya mengacak-acak rambut Gauri seperti yang selalu dia lakukan dulu.
"Ack! Kakak! Rambutku jadi berantakan lagi!"
"Biarin. Makannya jangan sedih-sedih gitu, kan ada aku yang bisa melindungi mu sekarang. Aku tidak akan membiarkan hal buruk terjadi padamu, Ari"
Gauri merasakan perasaan hangat yang menjalar di tubuhnya. Ilya masih sama, baik dan lembut seperti dulu—apalagi dia menjadi sosok kakak yang lebih keren dari yang dia ingat.
"Sekarang aku sudah dewasa dan kuat. Aku yang akan melindungi mu, kakak."
Gauri berucap dengan percaya diri. Dia akan memberikan Ilya jalan bunga di hidupnya, sekarang adalah waktunya untuk melindungi Ilya.
*Gulid itu semacam organisasi yang memiliki banyak Hunter berbakat dan sering keluar masuk dungeon, dan nama gulid milik adik Ilya adalah (Orbit)
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 47 Episodes
Comments
Danda Saputra
wkwkwk berasa jasa onlen
2023-04-16
1