Pengabdi setan

Permintaan Sembilan tandan pisang itu bukan lah bagian dari persyaratan persembahan. Joko berjalan mundur melihat penampakan sosok monyet besar di depannya. Aromanya seperti bangkai busuk. Mbah Kumis memegang lehernya dari belakang.

Berdiri di samping Joko, pria itu bersujud di depan siluman monyet raksasa. Tangan Joko di tarik agar mengikuti gerakannya, Pria itu meringis melihat sosok di depannya mengeluarkan lendir nanah berbau sangat amis. Dia menyodorkan sebuah pisang kecil yang berwarna kuning. Mbah kumis menyuruh Joko segera menerimanya.

“Sepertinya itu tanda jadi persyaratannya. Habiskan pisang itu di depan raja monyet” bisik si mbah.

Joko mengangguk, dia berpikir kalau Cuma itu saja persyaratannya maka tidak lah sulit baginya. Satu lahapan pisang, tiga kali kunyahan. Siluman jin monyet raksasa meninggalkan emas berbentuk pisang. Joko tersenyum ceria, makhluk tadi telah menghilang seperti memberikan kekayaan dengan persyaratan sederhana.

“Terimakasih banyak mbah” ucapnya mengguncangkan tubuhnya.

“Anak muda, kau sudah berumah tangga tapi jiwa mu masih labil. Jangan lupa setiap malam jumat membakar dupa di tampah yang berisi sesajian di dalam kertas yang aku tulis ini. Oh ya, kalau kau mengurungkan niat mu. Tinggalkan sekarang pisang emas itu”

“Wah, tentu tidak dong mbah. Aku justru senang bisa kaya! Hahaha”

Hari yang mengubah dunia Joko. Tiga hari berselang penukaran pisang emas menjadi lembaran uang. Bendera kuning di tegakkan di depan halaman rumahnya. Kusuma tidak mengira, kekayaan suaminya berasal dari pesugihan. Mereka terlilit hutang, rentenir yang melipat gandakan bunga pembayaran, uang kontrakan dan biaya kebutuhan sehari-hari. Kusuma meratapi hidupnya yang pahit. Bagaimana pun juga dia tidak mengikhlaskan kepergian anaknya.

Proses pemandian jenazah, penguburan hingga do’a terakhir setelah mengumandangkan adzan. Para pengubur terkejut melihat perubahan pada mayat bayi yang baru lahir itu. Mereka menahan teriakan, menjalankan penguburan hingga para warga satu persatu meninggalkan pemakaman.

“Pak kamu lihat jenazah bayi tadi tidak?” bisik Damang.

“Ya pak aku melihatnya. Wajahnya berubah menjadi monyet” jawab Udin.

Mereka membersihkan tanah yang menempel pada cangkul. Melihat sosok aneh mengikuti Joko dan istrinya, kedua berlari menjauh. Biasanya di rumah duka, menggelar acara doa untuk almarhum atau almarhumah yang telah pergi. Rumah sepi, malam itu para warga tidak berani bertanya atau mengusulkan pada Kusuma. Kecuali pak Usman tetangganya, dia bersama istrinya mengetuk pintu. Melihat Jok berdiri memperlihatkan wajahnya yang sangat pucat. Usman dan Karin melihat bola matanya memutih, Karin bersembunyi di belakang tubuh suaminya.

Dia membacakan surah An-nas. Tiba-tiba sosok itu menghilang, muncul Joko dari belakang Karin membawa sapu.

“Ada apa kalian datang kesini?”

“Loh pak, bukannya tadi pak Joko di depan pintu?” ucap Karin ketakutan.

“Maaf pak Joko, kedatangan kami kesini mau menawarkan acara doa bersama di rumah kami. Kemungkinan bu Kusuma belum siap menggelar doa di rumah. Kita kan tetangga jadi__”

“Halah! Kamu tau apa? Yang meninggal anak saya kok kamu yang sibuk?” Joko memotong perkataannya.

“Sudah kita pulang saja pak.”

Di dalam kamar Kusuma memeluk popok bayinya. Perlengkapan seadanya sudah dia siapkan jauh-jauh hari untuk menyambut buah hatinya. Namun semuanya di renggut oleh jin yang kini di sembah suaminya. Keesokan paginya para tetangga di kagetkan rumah kontrakan Joko tampak di renovasi. Dia juga mengeluarkan uang yang memenuhi kantung plastik besar saat para penagih hutang meminta bayaran.

“Nih makan uang ku! Aku kasih lebih. Cepat sana pergi!” bentak Joko.

Tetesan darah menjadi saksi ingatan darah daging anaknya yang di persembahkan untuk kekayaannya. Tiap lelap, bayangan gangguan makhluk-makhluk aneh mengejarnya. Joko selalu menjerit, Kusuma ikut tidak tenang setiap jam membuka mata. Kaki makhluk berjalan terbalik, di sebuah hutan terdengar tangisan suara bayi melengking menusuk gendang telinganya.

“Diam! Aku bilang diam!” teriak Joko menutup kedua telinga.

Tanpa sadar dia menendang tubuh Kusuma. Joko masih saja menjerit, Kusuma membawa segayung air menyiram tubuhnya. Setelah sadar, Joko berlari membuka lemari. Dia memastikan hartanya tetap utuh atau menghilang.

“Mas, kamu kenapa sih? Aku kamu tendang sampai kepala ku ini terbentur di lantai”

“Ah berisik, malam ini kita pisah ranjang saja”

Joko mengunci kamarnya, Kusuma tidur di kamar lain, dia menangis menutupi wajahnya dengan selimut. Sosok panggilan suara aneh mengetuk pintu. Gangguan yang lebih mengerikan yaitu ramai suara monyet dari atas atap seperti mau merobohkan rumahnya.

“Arghh! Mas Joko! Tolong!” teriak Kusuma.

Dia melihat Joko bertubuh monyet melompat masuk ke dalam kamar. Suaminya berubah menjadi sangat agresif. Lampu di padamkan, semalaman mereka bersama tanpa Kusuma sadari sosok itu adalah jin yang di sembah suaminya.

Kamar berantakan, bulu ayam berhamburan dari sobekan bantal. Kusuma berjalan memegangi dinding, dia berkaca melihat sekujur tubuhnya membiru. “Kusuma! Cepat berkemas! Aku mau beli mobil hari ini!”

“Apa maksud mu mas? Bukannya tadi kau bilang akan bersama ku lagi setelah semalaman?”

“Jangan ngawur kamu. Aku tau kekayaan ini instan, tapi bukan berarti kau menjadi gila!”

Joko kasar dalam setiap tindakan maupun ucapannya. Kusuma menangis, mengikuti suaminya yang menarik kasar pergelangan tangannya. Sepanjang perjalanan, dia menghitung-hitung uang yang ada di dalam plastik besar.

“Hapus air mata mu. Kita akan segera sampai! Jangan buat aku malu ya!”

Joko membeli sebuah mobil Harvard berwarna hitam, Dia juga membayar supir pribadi. Perjalan mereka selanjutnya ke toko perhiasan. Dia ingat sekali bagaimana ibu mertuanya yang selalu menghinanya karena tidak bisa membahagiakan anaknya.

“Lihat lah ibu mu pasti bangga. Aku akan menunjukkan ke keluarga mu kalau aku sudah kaya”

“Tapi bukan seperti ini caranya mas!”

“Diam! Kau mau aku jual demi melunasi hutang? Setelah ke salon, kita langsung pergi ke kampung.”

Dia telah di tutupi kesombongan, nafsu setan menggunakan uang haram. Sesampainya di rumah orang tua Kusuma, pria itu hanya menunjukkan semua harga yang dia bawa. Dia meninggalkan satu koper uang di atas meja lalu pergi tanpa berpamitan.

“Dasar kau menantu gila. Bawa uang ini, aku tidak sudi menerimanya. Bisa jadi cucu ku meninggalkan karena pesugihan kekayaan mu Joko!” teriak Tuti.

Uang di dalam koper di bakar Tuti, dia tidak mau sedikit pun mengambilnya.

Halaman rumah yang luas, rumah tingkat, para pekerja hilir mudik keluar masuk rumah. Orang-orang memperhatikan Joko keluar dari mobilnya memakai pakaian mewah. Dia melirik warga yang mengintip dari sela pagar.

“Edi, bagiin nih uang di dalam plastik!”

“Sama siapa den?”

“Itu sama orang-orang di depan halaman”

Banyak yang kesenangan mendapatkan uang pemberian Joko. Beberapa mencurigainya menolak, dia memperhatikan gelagat Joko yang aneh. Bisikan mereka mengatakan Joko menggunakan Jalur pesugihan. Salah satu warga pernah memergokinya berada di tepi bagian kawasan monyet.

Joko memerintahkan pemindahan kuburan bayinya di halaman belakang rumah.

“Pak, anak mu itu manusia. Bukan hewan segampang itu di pindahkan” ucap Usman.

“Kau selalu saja ikut campur urusan ku!”

Joko memukul Usman, Kusuma dan Karin menghentikan keduanya. Kusuma tidak mau Joko menjadi pusat perhatian orang-orang yang mulai berdatangan. Dia menarik suaminya masuk ke dalam rumah. Kuburan pemindahan bayi di beri nama Sinta. Suara tangisan anak kecil tidak lebih sering terdengar orang-orang yang melewati rumah itu.

“Pak, kita jangan mengurusi rumah tangga Joko. Malu sendiri kita pak” ucap Karin.

“Aku hanya kasian sama anak bayinya bu.”

......................

Terpopuler

Comments

Kekenyi

Kekenyi

baca di sore hari jadi geregetan

2023-05-08

0

Kelas ribut

Kelas ribut

serem

2023-05-08

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!