Cinta Ke Dua Dan Terakhir Ku
"Mah... Mah..." Suara teriakan seseorang pun terdengar begitu nyaring.
Hening tak ada jawaban sama sekali atas ucapannya itu. Hingga membuat seseorang yang memanggil itu pun mulai mencoba memanggilnya lagi.
"Mah... Mah... Mamah dimana? Ko pangilan aku nggak di jawab sih" kata orang itu lagi memanggil mamah nya.
"Iya Vio kenapa? ini mamah lagi di dapur. Kamu ya suka teriak - teriak gitu sih. Emang kamu kira ini hutan apa?" Kata mamah yang menjawab panggilan Viona itu dengan sedikit mengomel.
Ya seseorang yang memanggil itu adalah Viona Admaja Wiharja anak ke dua dari pasangan suami istri Gilang admaja Wiharja dan Vina Vionalita Raharja. Anak yang begitu di sayangi oleh kedua orang tua dan kakak pertamanya Galang Admaja Wiharja.
"Vio mau pergi dulu mah, bolehkan mah aku pergi sekarang. Janji deh nggak akan lama cuman mau..." Kata Viona yang langsung di potong ucapanna itu oleh mamah nya.
"Mau apa? Jangan aneh - aneh deh kamu Vio sama jangan buat mamah dan papah khawatir setiap kamu pergi pasti aja ada ulah yang kamu perbuat." Kata mamah Viona yang memotong ucapan Viona tersebut.
"Ih... Mamah ko curiga gitu sih sama aku, aku nggak akan kaya gitu lagi ko ini kan cuman ke taman aja dan nggak akan jauh juga, cuman di keliling komplek aja." Kata viona lagi mencoba meyakinkan ucapanya agar mamahnya dapat mengizinkan ia pergi keluar rumah hari ini.
"Nggak ya nggak sana kamu kembali lagi ke kamar mu nggak usah kasih alasan lagi sama mamah. Sana kamu ganggu aja mamah lagi sibuk juga."
"Iya mamah aku kemar dulu" kata Viona dengan pasrah menerima apa yang di ucapkan mamahnya itu.
Viona pun mulai melangkahkan kaki menuju kamarnya itu di lantai dua. Ketika ia menaiki tangga satu demi satu. Kakaknya Galang pun mulai menuruni tangga untuk menghampiri papah nya Gilang yang saat ini sedang duduk di ruang keluarga.
"Eh... dek udah darimana? Ko mukanya ditekuk gitu!" Kata Galang kakaknya bertanya pada Viona.
"Dari dapur ketemu mamah" kata Vioana dengan juteknya.
"Oh gitu, ya terus ko mukanya di tekuk gitu!" Tanya Gilang lagi pada Vioana.
"Kakak tanyain aja ke mamah aku males kasih tau nya juga. Ya udah kak aku ke kamar dulu." Kata viona pada Galang yang langsung pergi menuju kamarnya tanpa mendengar perkataan Galang lagi.
"Lah... adek ko sikap nya kaya gitu! aneh banget kelakuannya. Em... aku tanya ke papah aja kali ya siapa tau papah juga tau adek kenapa kaya gitu sikapnya?" Kata Galang berbicara pada dirinya sendiri mengenai sikap Viona barusan padanya.
Galang pun langsung melangkah kan kaki menuruni tangga untuk menghampiri papa nya. Langkah demi langkah kini Galang pun telah sampai di ruang keluarga dan tanpa diminta ia pun mulai duduk bersama papa nya itu dalam satu sofa yang sama.
"Pa, papah tau nggak Viona itu sebenarnya kenapa? ko sikapnya aneh banget hari ini." Kata Galang yang langsung bertanya pada papah nya tentang sikap Viona barusan.
"Nggak tau kak emangnya adek kenapa gitu kak?" Kata papa menjawab ucapan Galang sambil bertanya juga mengenai sikap Viona.
"Oh gitu pah, kakak kira papah tau adek kenapa" kata Galang menjawab ucapan papah.
"Nggak kak, coba kakak tanya aja ke mama siapa tau mamah tau adek kenapa" kata papah menjawab ucapan Galang sambil ia pun mengusulkan sebuah saran untuk Galang.
"Iya juga ya yah, kenapa kakak baru kepikiran ya buat tanya ke mamah. Ya udah deh pah aku tanyain kemamah dulu ya." kata Galang menyetujui ucapan Papah nya itu. Lalu ia pun mulai bangkit berdiri dari posisi duduknya saat ini untuk pergi menemui mamah nya.
"Eh kak tunggu boleh sekalian buatin papah kopi. Nanti bawa ke sini oke" kata papah yang menahan Galang untuk ia suruh membuatkan kopi untuknya.
"Iya pah siap" kata Galang menjawabnya singkat.
Setelah Galang berucap seperti itu untuk papah Gilang ia pun mulai melangkah kan kaki nya untuk menemui mamah. Namun akhirnya baru saja melangkah dua langkah ia malah berbalik arah lagi mendekati papah nya.
"Lah kak ko balik lagi, emangnya nggak jadi nemuin mamah nya apa?" Kata Papah Gilang bertanya mengapa Galang saat ini malah menghampirinya lagi.
"Em... Itu pah Galang mau tanya mamah nya lagi ada di mana?* Kata Galang langsung menjawab ucapan Papah Gilang.
"Oh kirain nggak jadi, mamah mu ada di dapur lagi masak" kata papah menjawab ucapan Galang.
"Jadi mamah lagi di dapur kebetulan dong biar sekalian sambil buat kopi nemuin mamah nya." Kata Galang menjawab ucapan Papah Gilang
"Iya itu lah makannya papah sekalian nyuruh kamu buat bikin kopi karena saat ini mamah mu lagi ada di dapur. Biar mamah mu yang buatin kopinya nanti kamu yang bawa kopinya kesini kak." Kata papah pada Galang.
""Oh gitu pah, ya udah pah tunggu ya aku nggak akan lama ko" kata Galang lagi pada papah nya itu.
"Oke kak di tunggu" kata papah dengan singkat pada Galang.
Ketika Galang telah menerima jawaban dari Papah Gilang, Galang pun langsung pergi menuju dapur untuk menemui mamah Vina. Langkah demi langkah kini Galang telah berada di dapur. Tercium lah wangi masakkan memenuhi dapur tersebut.
"Em... Wanginya masakan yang mamah buat jadi bikin aku lapar aja" kata Galang yang saat ini langsung berucap pada mamah Vina. Hingga membuat mamah Vina yang awalnya fokus pada masakan nya menjadi teralih kan karena mendengar suara putra pertamanya itu.
"Eh... Kakak ko ke sini ada perlu apa ke sini kak" kata mamah Vina pada Galang.
"Itu mah kakak di suruh ayah buatin kopi sama mamah. Nanti kakak yang anterin ke papah nya. Sama mau tanya juga sama mamah tadi kakak kan ketemu sama adek tapi liat wajah adek di tekuk gitu sama nggak enak di pandang gitu. Mamah tau nggak kira - kira adek kenapa?" Kata Galang memberitahukan mamah Vina tujuannya datang ke dapur.
"Oh gitu, ya udah mamah buatin papah kopi dulu ya, sama boleh kan mamah titip dulu masakan yang lagi mamah masak ini ke kakak." Kata mamah Vina menjawab ucapan Galang.
"Iya mah boleh, tapi mah kenapa nggak dijawab pertanyaan kakak mengenai adek ke mamah." kata Galang lagi bertanya pada mamah Vina.
"Nanti mamah jawab sekarang mamah mau bikinin kopi dulu buat papah" kata mamah Vina menjawab ucapan Galang.
"Hem... Jangan lupa di jawab ya mah kalau udah selesai buat kopi nya" kata Galang lagi mencoba mengingatkan mamah Vina agar tak lupa menjawab ucaannya.
"Iya anak mamah yang bawel ini ntar mamah jawab" kata mamah Vina menjawab ucapan Galang.
"Hehehe.. mamah bisa aja" kata Galang memberikan sedikit tawanya itu untuk mamah Vina.
Pembicaraan mereka pun terhenti saat mamah Vina sibuk menyiapkan bahan - bahan yang di perlukan untuk membuat kopi. Sementara Galang yang mendapatkan perintah dari mamah Vina sedang sibuk mengaduk - aduk masakan agar tak gosong.
Sekitar beberapa menit kopi pun telah selesai dibuat oleh mamah Vina dan Galang pun saking fokusnya mengaduk - aduk masakan tak menyadari bahwa saat ini mamah Vina telah berada di dekatnya.
"Kak udah Mateng belum masakannya?" Kata mamah Vina yang mengejutkan Galang saat ini
"Eh apa mah? Bikin kaget aja sih mah aku kira siapa yang bicara barusan. Huh... Gaget nya" kata Galang yang terkejut mendengar suara mamah Vina.
"Maafin mamah deh kak mamah nggak berniat ngagetin kakak ko bener deh mamah nggak bohong." Kata mamah Vina yang merasa bersalah terhadap Galang.
"Iya mah nggak papa ko, tadi kakak cuman kaget aja. Oh iya mamah udah selesai buat kopinya?" Kata Galang menjawab ucapan mamah Vina sambil ia pun bertanya juga pada mamah Vina.
"Udah tuh kak ada di meja, mau langsung kakek anterin ke papah atau sebentar lagi anterinnya." Kata mamah Vina pada Galang sambil bertanya pada Galang.
"Bentar lagi aja mah, kakak kan belum tau adek kenapa? Jadi nanti aja anterinnya setelah kakak tau adek kenapa?" Kata Galang menjawab ucapan mamah Vina.
"Oh ya udah, emangnya tadi adek nggak kasih tau kakak kenapa wajahnya di tekuk" kata mamah bertanya pada Galang.
"Nggak mah" jawab Galang sambil menggelengkan kepalanya.
"Oh gitu mamah kira adek kasih tau kakak. Tadi itu sebenarnya adek minta izin sama mamah keluar rumah buat jalan - jalan, tapi mamah nggak izinin soalnya kakak tau sendiri kan kalau adek keluar pasti ada aja ulah yang akan di lakukan adek mu itu. Makannya mamah larang adek buat pergi." Kata mamah memberitahukan kenapa adek wajahnya ditekuk dengan begitu jelas pada Galang.
"Oh jadi karena itu adek wajahnya ditekuk. Padahal kan mah adek ingin keluar aja siapa tau sekarang di izinin keluar nggak akan berulah lagi. Kakak kasian liat wajah adek yang ditekuk itu mah." Kata Galang menjawab ucapan mamah Vina.
"Sebenernya mamah juga merasa bersalah sama adek yang udah ngelarang adek keluar tapi mau gimana lagi mamah khawatir adek berulah lagi." Kata mamah memberitahukan khawatir an nya pada Galang.
"Gimana kalau keluarnya sama kakak mah, mamah izinin kan adek keluar kalau sama kakak?" Kata Galang mencoba memberikan usulan pada mamah Vina.
"Em... Coba mamah pikir - pikir dulu deh ya kak, soalnya mamah masih belum bisa izinin adek keluar." Kata mamah Vina tak memberikan kepastian karena ia meminta waktu pada Galang buat memikirkan terlebih dahulu.
"Baiklah mah, mamah pikirin dulu aja. Tapi jangan lama - lama ya mah, ntar keburu siang terus adeknya juga berubah pikiran nggak mau keluar rumah. Kan sia - sia dapet izinnya juga dari mamah." Kata Galang menyetujui keinginan mamah Vina.
"Iya kak" kata mamah Vina dengan singkat menjawab ucapan Galang.
Setelah Galang mendapatkan jawaban dari mamah Vina ia pun meminta izin sama mamah Vina buat mengantarkan kopi pada papah Gilang.
"Ya udah mah kakak anterin kopi dulu ke papah ya, takut keburu dingin kopinya. Nanti kena marah deh sama papah." Kata Galang pada mamah Vina.
"Iya kak anterin dulu aja kopinya" kata mamah Vina yang langsung menjawab ucapan Galang barusan.
Galang yang sudah mendapatkan jawaban atas ucapannya itu untuk mamah Vini. Ia pun langsung bergegas pergi meninggalkan mamah Vina untuk mengantarkan kopi pada papah Gilang.
Tap... Tap...
Suara langkah kaki yang terdengar oleh papah Galang yang sedang duduk santai sambil membaca sebuah koran. Lalu tak lama setelah itu, terdengarlah suara Galang.
"Pah, ini kopinya kakak simpan di sini ya. Silahkan di nikmati pah. Kalau gitu kakak langsung pergi dulu ya pah." Kata Galang pada papah nya Gilang.
Tanpa mendengar jawaban dari Papah Galang atas ucapannya itu. Gilang langsung pergi membalikkan tubuh nya untuk menemui mamah Vina di dapur.
Belum sempat melangkahkan kaki suara papah Gilang secara tiba - tiba menghentikan langkah kaki yang akan Gilang lakukan.
"Kak mau kemana? Nggak mau temenin papah di sini. Ko malah tinggalin papah begitu aja." Itulah suara yang di keluarkan oleh papah Gilang untuk Galang.
Karena Galang mendengar ucapan dari papah Gilang. Ia lalu membalikkan lagi tubuh nya menghadap ke arah papah nya. Setelah itu ia pun mulai menjawab ucapan papah Gilang.
"Em... Itu pah, kakak bukannya nggak mau temenin papah. Tapi kakak ada perlu dulu sama mamah. Soalnya tadi belum selesai gitu bicara sama mamah nya. Jadi kakak mau selesai in dulu. Boleh kan pah sekarang aku pamit pergi buat temuin mamah di dapur." Kata Galang menjawab ucapan papah Gilang.
"Oh gitu, ya udah nanti kalau udah selesai tetmenin papah di sini ya kak." Kata papah Galang menjawab ucapan Gilang.
"Iya pah siap" kata Galang menjawab ucapan papah nya dengan memberikan hormat.
"Ya udah sana gih kak temuin mamah" kata papah Gilang pada Galang.
"Iya pah"" kata Galang menjawab nya dengan singkat.
To be continued
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 110 Episodes
Comments