Galang lalu meninggalkan papah nya untuk kembali bertanya pada mamah Vina yang saat ini masih berada di dapur.
Saat telah sampai di dapur Galang seketika bertanya pada mamah Vina yang akhirnya membuat mamah Vina yang sedang sibuk memasak sempat kaget mendengar ucapan Galang terhadap nya.
"Mah gimana keputusan mamah?"
"Ya ampun kak ngagetin aja. Huh... mamah kira siapa tadi." kata manah Vina sambil menarik nafas cukup lama karena terkejut mendengar perkataan Galang padanya.
"Maaf mah aku nggak bermaksud ngagetin mamah ko. Maaf ya mah."
"Hem"
Dengan ragu Galang mulai bertanya kembali pada manah Vina.
"Em... mah"
"Iya kak kenapa?"
"Itu anu... em mamah udah ambil keputusan belum kalau adek boleh keluar rumah hari ini."
"Oh itu"
"Iya mah jadi gimana keputusan mamah?"
"Kalau mamah sih masih belum bisa ngizinin kak, mamah masih takut adek mu itu buat ulah lagi."
"Tapi kan mah adek keluarnya sama kakak."
"Iya sama kakak tapi bisa aja kan adek malah buat ulah lagi."
"Tapi mah kasian adek udah cukup lama mamah sama papah larang adek keluar rumah. Apa mamah nggak takut ntar adek malah jadi..." kata Galang yang seketika di potong ucapannya oleh mamah Vina.
"Jadi apa?"
"Em pokok nya bahaya kalau terus - terus di hukum kaya gitu. Izinin ya mah sebentar ko nggak akan lama."
"Bahaya gimana sih kak? jangan nakut - nakutin mamah deh."
"Pokonya itu tuh bahaya mah, ntar kalau adek frustasi terus adek sakit. Kan mamah juga nanti yang repot kan. Apalagi kalau adek beneran sakit. Pasti deh aku jamin seisi rumah di buat panik."
"Em... ucapan kaksk ada benernya juga ya. Ya udah deh mamah izinin tapi jangan lama - lama."
"Siap mah, kalau gitu kakak langsung temui adek ya"
"Ya udah sana"
"Makasih mamah ku sayang"
"Hem... kalau ada maunya aja baru bilang sayang"
"Hehehe... mamah bisa aja"
"Ya udah sana temuin adek jangan ganggu mamah terus deh. Ntar yang ada nggak kelar - kelar nih mamah masaknya."
"Iya deh mah aku temuin adek"
"Lah katanya mau langsung temuin adek ko masih diam di sini aja."
"Em... itu anu mah kakak jadi laper pengen makan sesuatu apalagi mencium wangi makanan kaya gini buat aku nggak tahan pengen makan mah."
"Terus sekarang kakak mau aps?"
"Em... kakak juga bingung mah. Saat ini pikiran kakak lagi tertuju pada makanan tapi selain itu juga pikiran kakak pengen cepet temui adek. Apa mamah punya solusi untuk masalah kakak ini."
Mamah Vina tak langsung menjawab ucapan Galang karena saat ini mamah Vina sedang sibuk membolak balikan masakan yang sedang ia masak saat ini.
Sampai dimana ketika mamah Vina sudah tak terlalu sibuk ia pun mulai menjawab ucapsn Galang.
"Ya udah kak sekarang kakak panggil adek aja dulu. Terus suruh makan nanti setelah makan baru kalian pergi."
"Oke mah siap"
"Ya udah sana pergi"
"Tapi mah kakak ambil ini satu bolehkan buat ganjel perut biar nggak kelaparan banget."
"Ambil gih terus langsung panggil adek."
Galang tak langsung menjawab ucapan mamah Vina karena saat ini ia sedang mengambil salah satu masakan yang di buat mamah vina. Lalu memakannya dengan sangat tergesa - gesa.
"Jangan terburu - buru kaya gitu kak, ntar keselek lagi."
"Nggak mah nggak akan" kata Galang yang masih mengunyah makanan ketika menjawab ucapan mamah Vina.
Belum lama Galang bicara ia malah beneran keselek.
Uhuk... uhuk...
"Tuh kan kak apa mamah bilang jangsn terburu - buru makan nya jadi keselek kan"
Uhuk... uhuk...
"Em... Uhuk... Uhuk..."
Mamah Vina yang tadi masih membolakk balikan masakannya langsung meninggalkan kegiatannya itu dan mengambil gelas lalu mengisinya dengan air.
Setelah itu memberikan gelas yang berisi air tersebut untuk Galang agar Galang tak batuk - batuk seperti itu lagi karena keselek.
"Minum dulu kak" kata mamah Vina sambil memberikan gelas yang berisi air pada Galang.
Lalu Galang mulai mengambil gelas yang di berikan mamah Vina padanya.
"Iya mah"
Ketika gelas itu telah berada di tangan Galang tanpa menunggu lama air yang berada di dalam gelas tersebut telah habis tak tersisa di minum oleh Galang.
Glek... Glek...
Suara air yang terdengar saat Galang meminum air tersebut yang terdengar cukup keras.
"Gimana kak udah merasa enakan?"
"Alhamdulillah mah udah lebih baik dari yang tadi."
"Alhamdulillah, lain kali jangan kaya gini lagi kak. Nggak baik ntar malah kenapa - kenapa lagi karena tergesa - gesa."
"Iya mah" kata Galang menjawab ucapan mamah Vina dengan singkat.
"Ya udah mah kakak langsung temui adek ya"
"Iya kak sekalian kasih tau papah juga buat makan"
"Iya mah siap"
Langkah demi langkah Galang telah pergi meninggal kan mamah Vina untuk menemui adek nya.
Saat ia akan pergi menaiki tangga tiba - tiba ia mendengar suara yang memanggilnya dan seketika langkah kakinya pun berhenti dengan sendirinya.
"Kak mau kemana? bukannya tadi kakak bilang kalau udah temuin mamah kakak mau temenin papah duduk disini. Ko malsh mau ke atas."
Galang lalu membalikkan tubuhnya menghadap pada papah Gilang yang barusan memanggil dirinya. Ya seseorang itu adalah papah Gilang.
"Em... itu pah kakak mau ke atas temuin adek di suruh mamah buat maksn. Eh iya kakak hampir lupa tadi mamah juga suruh kakak buat kasih tau papah buat makan juga."
"Oh gitu, ya udah kak sana lanjutin pergi temuin adeknya bentar lagi papah juga pergi untuk makan."
"Iya pah"
Satu demi satu tangga pun telah Galang naiki dan tinggal tersisa dua lagi untuk ia sampai di lantai dua.
"Akhirnya sampai juga"
"Harus cepet nih temuin adeknya. Aduh nih perut udah bunyi aja. Bentar ya kamu pasti dapet makanan ko. Jadi sabar sebentar." kata Galang pada dirinya sendiri sambil memegang perut nya oleh tangan kanannya.
Saat Galang telah berbicara pada dirinya ia mulai melangkahksn lagi kakinya menuju kamar Viona.
Tok... Tok..
Di ketuk lah pintu kamar Viona oleh Galang. Namun sepertinya tak ada suara yang Galang dengar dari kamar Viona..
Sehingga ia pun mulai mengetuk kembali pintu tersebut sambil memanggil - manggil Viona..
Tok... Tok...
"Dek ini kak buka ya pintu nya"
"Dek"
"Dek buka pintunya"
"Ayolah dek buka pintunya jangan kaya gini"
"Dek kalau kamu nggak mau buka pintunya kakak hitung sampai tiga kalau kamu nggak mau buka kakak rusak nih pintu kamar kamunya."
"Satu... dua... tig..."
Bruk...
Tak lama setelah itu terdengar lah suara Galang.
"Aduh dek kenapa nggak bilang sih kalau mau buka pintunya, sakit nih batuin ngapa malah diem kaya gitu."
"Em... maaf kak"
To be continued
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 110 Episodes
Comments