Kasih Hukuman

"Mah jangan gini dong. Kita kan mau pergi keluar." Kata Galang pada mamah nya.

"Nggak ada keluar - keluar sebelum kalian berdua ini bisa menyelesaikan hukuman yang mamah kasih." Kata mamah sambil menunjuk Galang dan Viona secara bergantian.

"Lah mah ko gitu. Adek kan nggak bicara in mamah. Ko ini adek juga malah dapet hukuman." Kata Viona pada mamah nya.

"Terserah mamah dong mau siapa aja yang mamah kasih hukuman."

Papah Gilang yang sedari tadi hanya bisa menjadi penonton perdebatan diantara ibu dan anak ini.

Langsung mengeluarkan suara saat ia rasa perdebatan ini tak akan berhenti. Jika tak di henti kan saat ini.

"Mah udah kasihan mereka"

"Apa pah, papah mau belain mereka atau papah juga mau mamah kasih hukuman." Kata mamah Vina dengan cukup keras pada papah Galang.

Papah Galang yang mendengar ucapan mamah Vina seketika terdiam.

Apalagi saat ia mendengar kalimat hukuman yang akan di berikan mamah Vina untuk nya.

Seketika papah Galang jadi tak bisa berbicara lagi.

Tapi kalau ia tak berbicara lagi, ia juga kasihan melihat Galang dan Viona.

Membuat papah Gilang menjadi bingung sendiri.

Mau tetep belain mereka ancamannya ia akan dapat hukuman.

Sehingga membuat papah Gilang menjadi serba salah.

"Aduh... Gimana nih? Kalau lanjut bantuin mereka. Bisa - bisa dapet hukuman juga. Tapi kalau nggak kasian juga liat mereka." Kata papah Gilang di dalam hatinya.

"Gimana pah? mau tetep belain mereka? atau mau diem dan nggak perlu bantuin mereka?" Kata mamah Vina yang membuat papah Gilang yang sedang terdiam menjadi tersadar kembali.

"Em... Papah, papah nggak ikutan deh mah. Maaf ya kak, maaf ya dek papah nggak mau di hukum juga." Kata papah Gilang menjawab ucapan mamah Vina sambil meminta maaf pada Galang dan juga Viona.

"Hem.. iya pah gak papa" kata mereka berdua dengan pasrah.

"Oke sekarang kalian berdua beresin ini semua lalu cuci piring - piring dan gelas - gelasnya. Setelah itu..." Kata mamah Vina pada Galang dan Viona sambil menunjuk piring - piring dan gelas - gelas yang ada di meja makan, baik yang masih ada makanan maupun yang sudah tidak ada makanan. Namun seketika harus terhenti saat mamah Vina ingin memberikan hukuman lain pada mereka. Ketika mamah Vina mendengar suara seseorang.

"Mah udah ya, jangan di tambah lagi. Kita berdua kan mau pergi keluar." Kata Galang pada mamah Vina meminta agar hukumannya tidak ditambahkan lagi.

"Ya suka - suka mamah dong. Mau ditambah kek mau nggak kek itu terserah mamah. Kalian berdua hanya menjalankan hukumannya saja."

"Hem... iya deh mah, terus apa lagi hukumannya." Kata Galang pasrah menjawab ucapan mamah Vina sambil menanyakan juga hukuman apa lagi yang akan ia dan Viona terima.

"Em... bagus kalau gitu. Nanti selesaikan aja dulu hukuman yang ini. Mamah mau ke ruang keluarga dulu. Kalau udah selesai kalian pergi ke sana tanyain lagi ke mamah. Yuk pah kita ke sana." Kata mamah Vina menjawab ucapan Galang sambil mengajak papah pergi ke ruang keluarga.

"Iya mah" kata papah tanpa membantah lagi.

Setelah itu mamah Vina dan papah Gilang pergi meninggalkan Galang dan Viona yang masih duduk di meja makan.

Ketika mamah Vina dan papah Galang sudah tak terlihat lagi. Viona mulai protes pada Galang.

"Kakak sih jadi di hukum kan"

"Lah dek ko kamu malah nyalahin kakak sih."

"Ya kan ini semua karena kakak. Kalau bukan karena kakak. Aku pasti udah pergi keluar sekarang."

"Darimana nya karena kakak, ini juga karena kamu lah dek."

"Apanya yang dari aku. Kakak lah yang salah. Coba aja tadi kalau kakak nggak bisikin ke aku mengenai mamah. Kita berdua udah pasti nggak akan kena hukuman dari mamah. Terus darimana nya aku yang salah."

"Ya pokonya kamu juga salah, kenapa harus tanggepin bisikan kakak."

"Ya kalau nggak di tanggepin bisa - bisa kakak terus berbisik sama aku."

"Hem... Ya udah dek jangan di bahas lagi. Iya deh iya kakak yang salah. Lebih baik sekarang kita langsung beresin ini aja biar cepet beres dan kita bisa langsung pergi keluar."

"Hem... Iya deh kak, tapi adek yang beresin ini ya kak. Nah kakak yang nyucinya oke."

"Dek nggak kebalik ya, harus nya kan kamu yang nyuci kakak yang beresin ini."

"Nggak dan nggak bisa gitu kak. Pokonya tetep adek yang beresin ini kakak yang nyuci oke."

"Nggak bisa, nggak bisa dek, harus adek yang nyuci kakak yang beresin ini." Kata Galang yang langsung mengambil dua piring yang ada makanan nya untuk ia simpan.

Tapi ternyata Viona juga melakukan hal yang sama yaitu mencoba mengambil piring yang sedang ada di tangan Galang.

"Sini kak adek aja. Kakak yang nyuci"

"Nggak lah dek kamu yang harusnya nyuci. Ini kan udah kakak duluan yang ambil."

"Tapi kan adek yang duluan bilang kalau kakak yang harusnya nyuci."

"Sini deh kak ngalah sama adek sendiri juga." Kata Viona sambil memasang wajah memelas nya pada Galang.

Galang yang melihat wajah Viona bukannya merasa kasihan. Ia malah sepertinya tak ingin mengalah sama sekali.

Itu semua bisa di lihat karena Galang langsung pergi untuk menyimpan dua piring di tangannya.

Sementara Viona yang melihat Galang seperti itu.

Ia juga tak ingin menyerah langsung bergegas mengambil kedua piring tersebut.

Namun saat ia telah menyentuh piring tersebut seketika Galang mulai menyadari bahwa piring yang ia pegang hampir di ambil paksa darinya.

Tanpa membiarkan Viona mendapatkan kedua piring itu. Galang langsung melindung piring itu dengan memegangnya erat bahkan sangat erat.

"Apa sih dek, jangan macam - macam deh kamu."

"Kakak ini gimana sih? Aku itu nggak akan macam - macam tapi cuman satu macam. Mau tau nggak satu macam itu apa?" Kata Viona ingin mencoba mengelabuhi kakaknya dengan bertanya sesuatu.

Galang yang tak menyadari bahwa saat ini ia sedang di buat lengah oleh Viona langsung berucap pada Viona untuk menjawab pertanyaan Viona pada nya.

"Apa emang nya dek?"

"Em...sini dulu deh piring nya biar aku ambil dulu." Kata Viona meminta piring dari Galang. Galang yang fokus karena keingintahuannya tentang yang di maksud Viona tak menyadari apa pun dan tak curiga apa pun langsung memberikan ke dua piring itu pada Viona.

Sementara Viona yang merasa rencana mengelabuhi kakak nya ini telah berhasil. Ia pun langsung pergi meninggalkan kakak nya yang penasaran.

Tap... Tap...

Langkah kaki Viona yang terdengar saat ia telah pergi sedikit demi sedikit dari Galang.

"Dek ko nggak jadi kasih tau kakak nya. Ini malah pergi gitu aja."

"Ya kan ini kak yang aku maksud satu macam itu." Kata Viona menjawab ucapan Galang dengan santainya.

"Maksud kamu... Apa? Jadi... kamu... Ah... bodoh nya kakak bisa di bohongin kamu dek." Kata Galang awalnya belum menyadari sama - sekali tapi kemudian ia mulai menyadari sepenuh nya dengan sangat terkejut.

"Ya iya lah kak ini, apa lagi coba yang satu macam itu ya ambil piring ini dari tangan kakak lah." Kata Viona pada Galang sambil ia menjulur kan lidah nya pada Galang karena kebodohan nya itu yang telah berhasil Viona kelabuhi.

"Awas ya dek ntar kakak bales apa yang kamu perbuat sama kakak."

"Aku tunggu kak balesannya. Hehehe..."

To be continued

Episodes
1 Meminta Izin
2 Ambil Keputusan
3 Kasih Masukan
4 Terlihat Panik
5 Kasih Hukuman
6 Telah Tertipu
7 Takut Bicara
8 Tegas Dan Galak
9 Saling Menatap
10 Merasa Bahagia
11 Mulai Khawatir
12 Malu Banget
13 Meminta Maaf
14 Perasaan Aneh
15 Semakin Penasaran
16 Kebetulan Ketemu
17 Malah Kompakan
18 Rasa Canggung
19 Pilihan Yang Sulit
20 Mengingat Gadis Aneh
21 Jadi Panik Seketika
22 Memberikan Kesempatan
23 Tak Mendengarkan
24 Merasa Sedih
25 Sedikit Panik
26 Takut Salah
27 Merasa Gugup
28 Sudah Tak Bisa
29 Tidak Terlalu Keras
30 Semakin Larut
31 Teringat Lagi
32 Emosi Lagi
33 Tergesa - gesa
34 Sedang Serius
35 Siram Bunga
36 Selalu Dapat Hukuman
37 Minta Tolong
38 Membawa Dokumen
39 Menyetujui Keinginan
40 Minta Tanda Tangan
41 Boss Baru Di Kantor
42 Merencanakan Sesuatu
43 Sempat Terkejut
44 Malah Ragu
45 Yang Terakhir
46 Memutuskan Untuk Bermain
47 Merasa Bosan
48 Buat Orang Emosi
49 Tak Sabar
50 Tanpa Menunggu Lama
51 Waktu Istirahat
52 Sempat Terdiam
53 Merasa Lelah
54 Tak Kunjung Datang
55 Merasa Kecewa
56 Merasa Tak Enak
57 Lagi Fokus
58 Buang - Buang Waktu
59 Melanjutkan Permintaannya
60 Kelihatan Bohong
61 Di Luar Dugaan
62 Menolak Permintaan
63 Di Nanti - Nanti
64 Melaksanakan Kewajiban
65 Jangan Lama - Lama
66 Menjadi Geram
67 Bersikap Manis
68 Berani Bertaruh
69 Menjadi Lesuh Dan Kecewa
70 Rasanya Ingin Berteriak
71 Orang Yang Aneh
72 Tak Habis Pikir
73 Jadi Takut
74 Terlihat Acuh
75 Suka Teriak - Teriak
76 Dalam Khayalan
77 Berpakaian Rapih
78 Sungguh Luar Biasa
79 Meneteskan Air Mata
80 Kurang Yakin
81 Baru Kepikiran
82 Terlanjur Mau
83 Jangan Aneh - Aneh
84 Berbuat Macam - Macam
85 Saling Tatap
86 Jujur Lebih Baik
87 Di Buat Ribet
88 Sedikit Emosi
89 Makin Nyebelin
90 Meminta Bukti
91 Sempat Terdiam
92 Berpikir Yang Aneh - Aneh
93 Pura - Pura Sibuk
94 Jawaban Spontan
95 Harap - Harap Cemas
96 Ribet Banget
97 Jangan Mancing - Mancing
98 Buat Orang Penasaran
99 Malah Kebalik
100 Rasa Penasaran
101 Momen Langka
102 Bikin Sebel
103 Menahan Kesal
104 Makin Dekat
105 Sambungin Aja
106 Buat Ulah
107 Kurang Bijak
108 Mikir Keras
109 Merasa Penasaran
110 Cinta Ke Dua Dan Terakhir Ku
Episodes

Updated 110 Episodes

1
Meminta Izin
2
Ambil Keputusan
3
Kasih Masukan
4
Terlihat Panik
5
Kasih Hukuman
6
Telah Tertipu
7
Takut Bicara
8
Tegas Dan Galak
9
Saling Menatap
10
Merasa Bahagia
11
Mulai Khawatir
12
Malu Banget
13
Meminta Maaf
14
Perasaan Aneh
15
Semakin Penasaran
16
Kebetulan Ketemu
17
Malah Kompakan
18
Rasa Canggung
19
Pilihan Yang Sulit
20
Mengingat Gadis Aneh
21
Jadi Panik Seketika
22
Memberikan Kesempatan
23
Tak Mendengarkan
24
Merasa Sedih
25
Sedikit Panik
26
Takut Salah
27
Merasa Gugup
28
Sudah Tak Bisa
29
Tidak Terlalu Keras
30
Semakin Larut
31
Teringat Lagi
32
Emosi Lagi
33
Tergesa - gesa
34
Sedang Serius
35
Siram Bunga
36
Selalu Dapat Hukuman
37
Minta Tolong
38
Membawa Dokumen
39
Menyetujui Keinginan
40
Minta Tanda Tangan
41
Boss Baru Di Kantor
42
Merencanakan Sesuatu
43
Sempat Terkejut
44
Malah Ragu
45
Yang Terakhir
46
Memutuskan Untuk Bermain
47
Merasa Bosan
48
Buat Orang Emosi
49
Tak Sabar
50
Tanpa Menunggu Lama
51
Waktu Istirahat
52
Sempat Terdiam
53
Merasa Lelah
54
Tak Kunjung Datang
55
Merasa Kecewa
56
Merasa Tak Enak
57
Lagi Fokus
58
Buang - Buang Waktu
59
Melanjutkan Permintaannya
60
Kelihatan Bohong
61
Di Luar Dugaan
62
Menolak Permintaan
63
Di Nanti - Nanti
64
Melaksanakan Kewajiban
65
Jangan Lama - Lama
66
Menjadi Geram
67
Bersikap Manis
68
Berani Bertaruh
69
Menjadi Lesuh Dan Kecewa
70
Rasanya Ingin Berteriak
71
Orang Yang Aneh
72
Tak Habis Pikir
73
Jadi Takut
74
Terlihat Acuh
75
Suka Teriak - Teriak
76
Dalam Khayalan
77
Berpakaian Rapih
78
Sungguh Luar Biasa
79
Meneteskan Air Mata
80
Kurang Yakin
81
Baru Kepikiran
82
Terlanjur Mau
83
Jangan Aneh - Aneh
84
Berbuat Macam - Macam
85
Saling Tatap
86
Jujur Lebih Baik
87
Di Buat Ribet
88
Sedikit Emosi
89
Makin Nyebelin
90
Meminta Bukti
91
Sempat Terdiam
92
Berpikir Yang Aneh - Aneh
93
Pura - Pura Sibuk
94
Jawaban Spontan
95
Harap - Harap Cemas
96
Ribet Banget
97
Jangan Mancing - Mancing
98
Buat Orang Penasaran
99
Malah Kebalik
100
Rasa Penasaran
101
Momen Langka
102
Bikin Sebel
103
Menahan Kesal
104
Makin Dekat
105
Sambungin Aja
106
Buat Ulah
107
Kurang Bijak
108
Mikir Keras
109
Merasa Penasaran
110
Cinta Ke Dua Dan Terakhir Ku

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!