"Lah ko cuman maaf aja"
"Ya terus aku harus bilang apa selain kata maaf"
"Ya kan bisa pake tindakan dek kaya bantuin kakak berdiri misalnya. Ini mah boro - boro bantuin malah diem aja berdiri kaya gitu."
"Hehehe... lupa kak, ya udah deh sini adek bantuin." kata Viona menjawab ucapan Galang sambil mengulurkan tangannya untuk Galang.
Galang yang mendapatkan uluran tangan tanpa berpikir lagi ia langsung meraih tangan Viona.
Ketika Galang telah berdiri. Ia bukannya mengucapkan terima kasih atas bantuan adek nya itu. Malah sikapnya sangat menyebalkan.
Bagaimana tidak, kini Galang malah menunjukkan sikap marah pada Viona. Dengan menyimpan kedua tangannya di pinggang.
Sambil menunjukkan ekspresi wajah yang terlihat sangat kesal.
Tapi Viona sama sekali tak menghiraukan itu semua. Karena ternyata ia memilih lebih jutek dan kesal dengan sikap kakak nya itu saat ini.
Itu jelas terlihat saat Viona mulai mengeluarkan suaranya.
"Kenapa kak ada yang salah" kata Viona dengan jutek.
Galang yang mendengar ucapan Viona sempat gelagapan karena terkejut dengar suara yang di berikan Viona barusan kepadanya.
"Em... itu... apa, loh ko jadi kamu yang marah"
"Siapa juga yang marah, aku nggak marah ko."
"Lah barusan kenapa bicara nya kaya gitu ke kakak."
"Iya gimana aku nggak marah, kakak aja sikap nya kaya gitu ke aku. Ya dari pada kakak duluan yang marah lebih baik aku duluan aja yang marah. Iya nggak"
"Lah ko gitu sih dek, mana ada kamu yang salah, malah kamu yang marah. Harusnya kakak dong yang marah sama kamu karena kamu malah tiba - tiba buka pintu tanpa kasih tau terlebih dahulu yang akhirnya buat kakak jatuh." kata Galang memprotes ucapan Viona.
"Coba, aku kasih tau kakaknya kaya gimana? mana aku tau kan kakak beneran mau rusak pintu kamar aku. Aku nya juga ada di dalam mana keliatan kakak bener - bener udah siap buat rusak pintu kamar sama aku. Coba deh kakak pikir lagi."
Terdiam untuk beberapa saat Galang kemudian berucap kembali.
"Em... bener juga ya dek. Eh... tapi bentar dek, tetep aja dong kamu yang salah." kata Galang yang awalnya setuju dengan ucapan Viona tapi seketika ia mulai tersadar bahwa tak sepenuhnya ucapan Viona itu benar.
"Coba salah darimana nya kak aku"
"Ya salah lah dek harusnya kamu jawab aja panggilan kakak tadi ke kamu atau nggak setidaknya kamu bilang kaya gini. 'Iya kak bentar adek buka dulu pintu nya' bilang kaya gitu kan bisa dek."
"Em... ya udah deh kak aku kan juga udah minta maaf tadi. Eh... iya kak terus kenapa kakak tadi panggil - panggil adek."
"Hem... iya deh iya nggak usah bahas itu lagi. Yuk ke bawah sekarang." kata Galang yang telah menurunkan kedua tangannya. Lalu memegang tangan Viona.
"Ih... kenapa harus di pegang gini sih kak, mau ngapain ke bawah."
"Emangnya nggak boleh kakak pegang tangan kamu. Nggak usah tanya - tanya deh dek ikut aja, ntar juga kamu tau sendiri mau apa kita ke bawah."
"Ya harus tau dulu dong kak, kakak ajak aku ke bawah mau ngapain."
"Bawel banget sih dek, padahal tinggal ikut aja."
"Ya harus dong kak, kalau ke bawah nya nggak ada kepentingan buat apa aku ke bawah coba."
"Kamu itu harus tau dek ini tuh sangat penting bahkan penting banget malahan."
"Ya apaan kak?"
"Bentar deh, kamu diem jangan bicara lagi."
Dengan patuh nya Viona lalu terdiam. Setelah berapa saat terdengar lah suara yang keluar dari perut Galang.
Dengan percaya dirinya Galang langsung berucap setelah ia memberitahu Viona mengenai suara perut nya saat ini.
"Nah, tau kan sekarang apa yang kakak maksud penting banget."
Dengan terbengong karena apa yang di tunjukkan oleh Galang. Viona sempat tak sadar saat Galang telah berucap pada nya barusan.
"Dek ko bengong sih, kenapa?"
"Eh... apa kak?"
"Ya ampun, ini mah udah bener - bener deh. Dek kamu udah harus di kasih masukan nutrisi biar nggak bengong gini jadi nya."
"Masukan nutrisi apaan sih kak, ada - ada aja kakak ini."
"Ya pokonya kamu sekarang ikut kakak aja. Ayo pergi"
"Nggak mau kak aku nggak mau ikut"
"Harus dan harus ikut titik nggak ada koma."
"Nggak peduli pokoknya nggak ada koma kek harus ada kek. Intinya aku nggak peduli." kata Viona sambil menutup pintu secara perlahan.
Sebelum sempat Viona menutup pintu kamar nya. Tangan Galang dan kaki nya sudah menahan agar pintu tersebut tak tertutup.
"Apa lagi sih kak? aku kak udah bilang aku nggak mau ikut."
"Yakin dek kamu nggak mau ikut."
"Iya aku sangat yakin."
"Hem... bener - bener nggak mau ikut."
"Iya kak beneran nggak mau"
"Ya udah kalau nggak mau, padahal setelah kita ke bawah terus makan kita bisa pergi ke luar rumah loh dek. Tapi kalau kamu nya nggak mau ya udah, nggak jadi. Kakak ke bawah dulu ya. Dah dek semoga adek nggak nyesel ya."
"Eh... bentar - bentar kak, apa tadi yang kakak bilang."
"Kenapa dek bukannya tadi kamu udah bilang nggak mau ya. Kenapa malah tanya lagi ke kakak."
"Em... itu kayanya aku berubah pikiran deh kak. Aku ikut kakak aja deh ke bawah terus nanti keluar rumah."
"Hem... tapi kakak udah nggak minat lagi dek buat keluar rumah hari ini. Setelah barusan kamu malah bilang nggak mau."
"Ya kak jangan gitu dong. Jadi ya kak, kita keluar rumah nya." kata Viona sambil berjalan di belakang Galang yang telah pergi menuruni tangga.
"Kak jangan gitu dong, jawab ngapa ucapan aku."
"Kak"
"Ya kak jadi ya kita pergi keluar."
"Itu mereka mah" kata papah Gilang yang memberitahu pada mamah Vina yang sedari tadi terus bertanya mengenai mereka berdua yang tak kunjung datang ke meja makan.
Ya, dari tadi mamah Vina terus menerus bertanya dan mengomel karena tak melihat tanda - tanda mereka berdua datang.
"Em... akhirnya tuh anak muncul juga. Padahal dari tadi mamah udah ngomel - ngomel eh malah baru pada datang. Anak - anak mu itu pah bikin mamah tambah naik darah tiap hari nya."
"Sabar mah itu juga anak mamah jadi jangan kaya gitu."
"Iya deh iya pah. Padahal kurang sabar apa lagi coba mamah sama mereka berdua."
"Em... nggak tau mah, coba nanti mamah tanyain aja sama mereka."
"Nggak usah deh pah malah nanti ke tunda lagi makannya."
"Hem ya udah deh mah sekarang mamah duduk. Biar kita tunggu mereka sebentar lagi."
"Iya pah" kata mamah Vina menjawab nya singkat.
To be continued
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 110 Episodes
Comments