Memasuki usia kandungan dua bulan, Emila tak lagi merasakan mual dan ngidam. Hal itu membuat Emila tak merasa repot saat bekerja dan menjalani hari dengan mudah. Usaha menjahit yang direncanakan Bu Asma pun akhirnya sudah berjalan dan mulai mendapatkan banyak pelanggan. Walau hasil dari usaha menjahit belum terlalu banyak namun Bu Asma masih bisa menyimpan uang dari hasil menjahit untuk membantu biaya persalinan Emila nanti.
Bertambah usia kandungan membuat perut Emila yang dulunya datar kini sudah nampak mulai berisi. Walau pun begitu tak membuat orang-orang merasa curiga dengan perubahan perut Emila karena Emila selalu menggunakan pakaian yang longgar kemana pun ia pergi.
Hari itu Emila mendapatkan jadwal libur bekerja. Hal itu dimanfaatkan Emila untuk membersihkan rumah dan memasak selama ibunya bekerja menjahit di garasi rumah. Di saat Emila sedang sibuk memasak di dapur, tiba-tiba saja Ibu datang memberitahukan sesuatu pada Emila.
"Hari ini adalah jadwal pemeriksaan kandunganmu. Bagaimana kalau nanti siang kita pergi ke rumah sakit untuk memeriksakannya." Ucap Bu Asma.
Emila hampir saja melupakannya. Ia pun memberikan anggukan kepala menyetujui ajakan ibunya tersebut.
"Apa jahitan Mama masih banyak?" Tanyanya.
Bu Asma menggeleng. "Untuk menjahit bisa dilanjutkan besok hari. Yang terpenting hari ini kita periksakan kandunganmu, ya." Ucap Bu Asma.
"Baiklah, Ma." Setelah mendapatkan jawaban dari putrinya Bu Asma pun pergi meninggalkan dapur dan kembali ke garasi rumah untuk melanjutkan menjahit.
Di tempat yang berbeda, Arkana yang akhir-akhir ini merasakan ada yang aneh pada tubuhnya pun memanggil salah satu teman akrabnya yang berprofesi sebagai dokter untuk datang ke perusahaan miliknya.
"Jadi akhir-akhir ini kau sering merasakan mual dan muntah di pagi hari? Kau juga menginginkan sesuatu secara tiba-tiba?" Tanya Edgar pada Arkana.
Arkana yang sedang merasa lemas pun mengangguk. "Kira-kira ada penyakit apa di dalam tubuhku? Apa aku sedang mengidap penyakit berbahaya?" Tanya Arkana mulai cemas.
Edgar tak langsung menjawab. Ia berpikir beberapa saat. "Sebelumnya kau sudah memeriksakan kesehatanmu pada dokter lain dan mereka menyatakan jika tidak ada yang aneh pada tubuhmu bukan?" Tanya Edgar.
Kepala Arkana mengangguk. "Sudah dua kali aku berobat dan mendapatkan jawaban yang sama. Maka dari itu aku memanggilmu ke sini karena aku cukup percaya kepadamu." Ucap Arkan.
"Ya, ya, ya." Edgar mengangguk-anggukkan kepalanya.
"Ya, ya apa?" Ketus Arkana.
"Untuk mendapatkan jawaban pasti tentang penyakitmu saat ini coba tanyakan saja pada istrimu apakah dia sedang hamil saat ini? Bisa saja saat ini kau mengalami kehamilan sympatik." Jawab Edgar.
"Apa? Kehamilan sympatik?" Ulang Arkana.
"Ya, efek kehamilan yang harusnya dirasakan istrimu justru dirasakan oleh dirimu. Jika prediksiku tidak salah aku rasa saat ini Lady sedang mengandung." Jawab Edgar.
Deg
Bukannya merasa senang mendengarkan jawaban Edgar, Arkana justru merasa tegang. Ketegangan di wajah Arkana pun dapat dilihat oleh Edgar.
"Santailah brother. Jika istrimu tidak benar hamil kau bisa mencoba membuatnya lagi." Edgar menepuk pundak Arkana. Edgar pikir saat ini Arkana merasa sedang tak percaya jika istrinya sedang hamil karena Edgar tahu Lady dinyatakan sulit untuk mendapatkan keturunan.
"Ed, perintahkan salah satu dokter kandungan terbaik di rumah sakit milikmu untuk memeriksakan kondisi istriku siang ini!" Titah Arkana.
***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 280 Episodes
Comments
Nailott
ya..ela"""arkana..belum tahu ya""istri2 anmu yg hamil .tuan arkana"baahkan sudah hamil 3 bulan lo !"
2023-11-29
1
@ Teh iim🍒🍒😘
Aq mampir thor 😘
2023-09-26
0
hasna asthyna
Mila yang hamil loooh bukan istrimuu
2023-08-19
1