"Maaf, Tuan. Saya sudah harus pergi karena Ibu saya sudah menunggu di rumah." Ucap Emila lalu bangkit dari duduknya. Tanpa menunggu jawaban dari Arkana, Emila pun pergi begitu saja meninggalkan cafe.
"Emila..." Arkana memanggil-manggil nama Emila namun wanita itu tak menoleh ke arahnya dan terus berjalan keluar meninggalkan cafe.
Arkana mengusap wajahnya kasar. Sulit sekali keadaannya saat ini. Sudah menyentuh wanita yang tidak berdosa kepadanya dan tidak bisa bertanggung jawab lebih kepadanya karena ada istri yang harus ia jaga hati dan perasaannya.
"Maafkan saya, Emila." Hanya kata itu yang keluar dari mulut Arkana. Sebelumnya ia pikir Emila mau menerima pertanggung jawabannya. Namun ternyata wanita itu menolaknya mentah-mentah dan tidak mau menerima apapun darinya. Padahal sebelumnya Arkana sudah mempersiapkan sebuah rumah dan uang dalam nominal yang cukup banyak jika saja Emila menginginkannya.
Emila yang telah berada di dalam perjalan menuju rumahnya pun tersenyum kecut sambil menahan tangisannya agar tidak pecah. "Jika aku bisa meminta apakah bisa Tuan Arkana mengembalikan keperawananku lagi agar ibuku tidak kecewa?" Perkataan itu keluar dari mulut Emila. Sungguh tidak ada hal yang ia inginkan lagi selain tidak membuat ibunya merasa kecewa karena dirinya tidak bisa menjaga dirinya dengan baik.
Motor milik Emila terus melaju dengan kecepatan pelan hingga akhirnya sampai di depan rumah. Sebelum masuk ke dalam rumah Emila memastikan keadaan wajahnya terlihat baik-baik saja lebih dulu agar ibunya tidak bertanya-tanya ada apa dengan dirinya.
Untung saja saat sudah masuk ke dalam rumah ibunya sedang berada di dalam kamar mandi hingga membuat Emila bisa langsung masuk ke dalam kamarnya.
"Tuhan... semoga tidak ada nyawa yang tumbuh di dalam rahimku karena kejadian malam itu." Ucap Emila penuh harap. Ia tidak ingin kejadian malam itu membuat hidupnya semakin sulit dan membuat ibunya merasa semakin kecewa kepadanya. Dan bukan hanya ibunya saja, istri dari Tuan Arkana pun akan turut kecewa jika mengetahui suaminya sudah menghamili dirinya.
*
Dan apa yang ditakutkan Emila pun akhirnya terjadi. Satu bulan setelah kejadian itu ia ternyata hamil anak dari pria yang sudah memiliki istri.
Emila mengusap kedua pipinya yang sudah basah terkena air mata. "Maafkan Mila, Ma... maafkan Mila yang selalu membuat hidup Mama menjadi sulit." Gumam Emila teruntuk ibunya yang mungkin saat ini sudah tertidur di dalam kamarnya.
Entah apa yang harus ia lakukan saat ini jika saja ibunya tidak mau menerima kehadirannya lagi karena rasa kecewanya yang teramat besar kepadanya. Saat ini Emila benar-benar merasa bersyukur di saat dirinya tengah terjatuh ibunya selalu ada bersamanya dan tidak pernah berniat meninggalkannya.
Terlalu larut dalam kesedihan membuat perut Emila akhirnya terasa sakit. Emila pun akhirnya meringis karena merasa sakit pada perutnya itu.
"Maafkan Mama jika membuatmu menjadi ikut merasakan kesedihan Mama saat ini." Ucap Emila pada janinnya. Ia merasa bersalah karena sudah membuat janinnya ikut merasakan kesedihannya.
Karena tidak ingin perutnya terasa semakin sakit, Emila pun memutuskan untuk berbaring dan mengajak janinnya untuk beristirahat. Ya, sudah saatnya ia untuk istirahat karena esok hari ia sudah harus kembali bekerja di toko milik Bu Selvy.
"Anak Mama... semoga kau kuat diajak bekerja dengan Mama, ya." Pinta Emila pada janinnya sebelum menutup mata.
***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 280 Episodes
Comments
Nailott
bekerjalah selagii perutmu belum membesar.
2023-11-29
0
guntur 1609
org kau laki2 brengs3k. dengan mudahnya kau mau ganti rugi. emangnya emil barang apa
2023-10-26
0
Ira Susana
😭😭😭Ermila Esmerlada
2023-10-25
0