Malam sudah semakin larut. Namun wanita yang sedang hamil muda itu nampak masih terjaga dan termenung duduk di atas ranjang kamarnya. Pandangannya nampak kosong karena membayangkan kejadian satu bulan yang lalu saat dirinya dan Tuan Arkana terjebak dalam sebuah malam panas.
Hari itu, Emila mendapatkan shift sore pulang malam di toko tempat ia bekerja. Tidak ada kejadian aneh di saat ia datang ke tempat kerja hingga akhirnya ia bersiap-siap untuk pulang karena waktu bekerja sudah habis.
Seperti biasa, sebelum pulang ke rumahnya Emila selalu mengecek ponselnya karena mana tahu ibunya menitipkan sebuah barang atau makanan kepadanya. Namun tidak ada pesan apapun dari ibunya, yang ada hanyalah pesan dari Bu Selvy yang mengingatkan untuk mengantarkan sebuah baju pesanan istri Arkana ke rumah Arkana.
"Hampir saja aku melupakannya!" Ucap Emila lalu mengambil baju itu dari loker miliknya. Setelahnya Emila pun pergi meninggalkan ruangan karyawan dan melangkah keluar dari dalam toko.
"Hati-hati di jalan Emila." Ucap seorang security yang bertugas setelah Emila menyapanya saat melewatinya.
"Terima kasih, Kak." Jawab Emila lalu melangkah ke arah parkiran motornya berada.
Mengantarkan sebuah barang ke rumah Arkana bukanlah hal yang dilakukan Emila untuk pertama kalinya. Kali ini sudah yang kesekian kalinya ia mengantarkan barang ke rumah anak pemilik toko tempat ia bekerja. Sebelumnya ia bukan hanya mengantarkan sebuah barang tapi juga makanan.
Tidak ada perasaan berat yang Emila rasakan karena mendapatkan tugas dari atasannya itu. Bu Selvy adalah orang yang sangat baik dan berjasa kepadanya. Setiap pulang dari mengantarkan barang atau makanan ke rumah Tuan Arkana ia selalu saja diberikan tip atau hadiah dari bos tempat ia bekerja itu walau ia tidak memintanya.
Motor milik Emila pun akhirnya melaju meninggalkan toko. Selama berada di dalam perjalanan menuju rumah Tuan Arkana tidak ada perasaan apapun yang Emila rasakan selain rasa tidak sabar bertemu dengan ibunya. Emila pun menambahkan laju kecepatan motornya saat melewati jalan yang cukup sepi. Dinginnya angin malam tak terasa menusuk kulitnya karena ia menggunakan jaket tebal pemberian dari ibunya.
Dua puluh menit berkendara di jalan raya, akhirnya motor milik Emila sudah berada di depan gerbang rumah Tuan Arkana. Security yang sudah biasa melihat Emila keluar masuk ke rumah Tuan Arkana pun membukakan pintu gerbang. Tak lupa Emila menunjukkan sebuah barang titipan Bu Selvy pada security walau security itu sudah mempercayai dirinya.
"Kenapa rumahnya nampak sepi?" Gumam Emila setelah memarkirkan motornya di depan rumah.
Tak ingin membuang waktu lama Emila pun segera turun dari atas motornya dan melangkah ke arah pintu rumah. Ditekannya bel rumah lalu ia menunggu seseorang membukakan pintu untuknya.
Tak seperti biasanya, pintu rumah cukup lama terbuka dari dalam. Emila yang merasa tidak sabar pun kembali menekan bel rumah agar orang yang berada di dalam rumah segera membukakan pintu untuknya.
Saat hendak menekan bel untuk yang ketiga kalinya Emila mengurungkan niatnya karena pintu tiba-tiba saja terbuka dari dalam.
"Tuan Arkana?" Emila cukup terkejut karena kali ini Arkana yang membukakan pintu untuknya.
Arkana tidak menjawabnya. Pria itu nampak meringis dan memegang kepalanya yang terasa sakit. "Kau sudah pulang, Sayang?" Ucap pria itu kemudian yang membuat Emila bingung mendengarnya.
***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 280 Episodes
Comments
Anonim
mosok gak ngenalin siapa yang datang apa merem matanya si Arkana waktu bukain pintu ya....
2025-02-04
0
Sukliang
nah nabok
2024-01-27
0
Nailott
ini ni'situan arkana .lagi
mabok berat..
2023-11-29
0