Emila mengangguk mengiyakannya.
"Astaga Mila... kenapa nasibmu malang sekali, Nak?" Bu Asma menangis tersedu-sedu. Tidak dapat ia bayangkan bagaimana nasib putrinya ke depannya setelah hamil anak dari pria yang sudah beristri. Meminta pertanggungjawaban pun dari pria itu rasanya Bu Asma tak sanggup karena pria itu adalah orang yang cukup berpengaruh di kotanya dan Bu Asma merasa tidak tega melihat istri pria itu bersedih karena kehadiran anaknya.
"Lalu Mila harus bagaimana, Ma? Apa yang harus Mila lakukan saat ini." Emila mulai bingung melanjutkan hidupnya. Semakin bertambah hari perutnya pasti semakin membesar dan itu dapat dilihat oleh orang-orang di sekitarnya.
"Pertahankan anak itu, Mila. Apapun yang akan terjadi ke depannya kita lewati bersama." Jawab Bu Asma.
Emila menatap ibunya dengan deraian air mata. Tidak ia sangka ibunya begitu lapang dada menerima anak yang sedang ia kandung saat ini dan tak menyalahkannya atas apa yang terjadi.
"Bagaimana pun juga anak itu tidak bersalah dan berdosa. Kita harus menjaganya dengan baik dan memberikan kasih sayang yang tulus kepadanya." Lanjut Bu Asma kemudian.
Emila benar-benar dibuat terharu mendengar perkataan ibunya. Diraihnya tubuh ibunya kembali dan dipeluknya dengan erat. Emila pun kembali mengungkapkan kata maaf dan terima kasih karena ibunya mau menerima anak yang ia kandung saat ini.
"Kita tidak perlu meminta pertanggung jawaban darinya karena hal itu pasti hanya akan berujung sia-sia." Ucap Bu Asma setelah pelukan mereka terlepas.
Emila mengangguk menyetujuinya. Ia memang tidak berniat meminta pertanggung jawaban dari Tuan Arkana yang notabanenya adalah pria yang sudah beristri. Sekuat dan semampunya Emila akan membesarkan anaknya bersama dengan ibu yang selalu menyayanginya.
"Jadi bagaimana dengan pekerjaanmu, Nak? Apa kau akan tetap bekerja?" Tanya Bu Asma karena rasanya tidak mungkin Emila masih bekerja dengan kondisi hamil muda.
"Mila akan tetap bekerja sampai pertengahan bulan, Ma." Jawab Emila lirih.
"Maksudmu sampai kau mendapatkan gaji?" Tebak Bu Asma.
"Ya, setelah mendapatkan gaji, Mila akan berhenti bekerja." Jawab Emila.
Bu Asma mengangguk menyetujuinya. "Kau jangan khawatir dengan kehidupan kita selanjutnya. Mama bisa membuka usaha menjahit dari rumah dengan menggunakan uang sisa penjualan rumah kita di ibu kota."
"Terima kasih, Ma. Terima kasih sudah mau selalu bersama Mila bagaimana pun kondisi Mila." Ucap Emila sambil menatap ibunya dengan perasaan haru.
"Kau tidak perlu berterima kasih. Semua akan Mama lakukan untuk dirimu, Nak." Jawab Bu Asma sambil menangis. Susah senang kehidupan bersama Emila sudah ia lewati sejak perceraiannya dengan suaminya. Hanya Emila yang ia punya saat ini. Dan hanya Emila yang selalu ada di saat senang dan sedihnya. Walau merasa sangat kecewa dengan apa yang terjadi pada putrinya saat ini, namun Bu Asma berusaha dengan lapang dada menerimanya. Lagi pula apa yang terjadi bukanlah kesalahan putrinya seutuhnya.
Emila tak dapat berkata-kata. Ia merasa sangat beruntung memiliki ibu kandung seperti Bu Asma yang begitu menyayanginya dan tidak pernah meninggalkannya di saat ia sedang terjatuh. Bu Asma selalu ada untuknya bahkan saat ia mendekam di dalam penjara. Bukan hanya itu saja, ibunya itu pun berjuang dengan sekuat tenaganya meminta bantuan pada keluarga Arnold untuk bisa membebaskannya dari penjara.
"Terima kasih, Ma. Mila sangat menyayangi Mama." Ucap Emila lalu kembali memeluk ibu yang telah melahirkannya.
***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 280 Episodes
Comments
Anonim
bersyukur kau Emila mempunyai mama Asma yang begitu bijaksana
2025-02-04
0
Nailott
pastinya .tuan arkhana 'tidak.akan tinggal diam jiks mengetahui emila
hamil.karena onnight stand yg. terjadi dg emila..
2023-11-29
0
Irma Dwi
😍😍😍😍
2023-10-15
0