Istri Pelampiasan Hasrat Tuan Muda
Rintik-rintik hujan mulai membasahi alam, seakan-akan ikut merayakan hari pernikahan. Terlihat seorang gadis cantik yang sedang duduk dibalik jendela kamarnya dengan raut wajah yang murung. Yoona Adelia, wanita berumur dua puluh enam tahun harus melepas masa lajangnya dengan sebuah pernikahan yang tidak pernah ia duga.
Gaun pernikahan putih yang sudah siap ia kenakan, namun dirinya enggan untuk beranjak pergi.
"Nak, ayo turun. Erlan dan keluarganya sudah tiba." Terdengar ajakan dari seorang wanita paruh baya yang selama ini ia panggil dengan sebutan Tante.
"Duluan aja, Tan. Nanti aku nyusul," sahut Yoona dengan rasa malas.
"Ya sudah. Jangan lama-lama, ya."
Langkahnya terasa berat, namun apa daya ia sudah bersumpah kepada mendiang kakaknya sebelum kecelakaan terjadi.
"Kak Fiona, andaikan hari itu aku tidak mengajakmu pergi, pasti sekarang kau yang akan memakai pakaian putih ini. Begitupun dengan Mama, mungkin sekarang dia tidak koma. Semuanya karena diriku," gumamnya.
Teringat dengan kenangan buruk yang sudah berlalu, di mana Yoona dengan sangat terpaksa harus menyetujui sebuah permintaan konyol dari kakaknya.
"Aku ingin kau juga memakai gaun putih bersamaku nanti, Yoona. Apalagi jika kita sama-sama menikah dalam waktu yang sama. Pasti sangat lucu," ucap Fiona dalam ingatan Yoona.
"Hei, jangan konyol, Kak. Aku masih harus menunggu kekasihku dulu. Duluan saja."
"Tidak-tidak, aku tidak mau begitu. Tapi, aku akan sangat senang jika kau dapat bersamaku setiap waktu."
"Kenapa bicara begitu, Kak? Bukankah selama ini kita selalu bersama? Anak kembar memang seharusnya begitu, kan?"
"Aku tahu, Yoona. Tapi, kau harus berjanji satu hal denganku. Lakukan semua jejak yang sudah aku mulai, meskipun kau belum menginginkannya."
"Baiklah, Kak. Aku berjanji karena aku adalah dirimu, kita kembar!"
Tawa lepas terdengar begitu ceria diikuti dengan senyuman dari ibunya. Namun, Yoona tidak pernah berpikir bahwa keceriaan itu adalah hari terakhir bersama dengan mereka.
Kecelakaan mobil yang Yoona sebabkan saat ia lalai dalam mengemudi, hingga membuat saudara kembarnya terpental jatuh dan sang mama terluka parah di belakang.
Ingatan buruk yang sama sekali tidak lepas dari benaknya, serasa menghantuinya setiap waktu. Terlebih ketika melihat cermin, ada mata Fiona yang seperti selalu menatapnya.
Menarik nafasnya dalam-dalam sembari menyakinkan diri bahwa ini jalan satu-satunya yang harus ia tempuh.
"Baiklah, Kak. Aku akan melakukan tugasku sesuai dengan janjiku. Menikahi Erlan adalah salah satunya," gumamnya.
Dengan rasa percaya diri yang tinggi, Yoona berjalan menuju altar pernikahan. Tangannya disambut oleh Erlan Christiano Agra, sang CEO dari perusahaan Agra Group, Manila.
"Sweetie, kau sangat cantik hari ini. Rasanya aku ingin segera menerkam dirimu," bisik Erlan dengan panggilan kesayangan khas darinya.
"Terima kasih banyak, Erlan," jawab Yoona sampai tersipu malu ketika melihat wajah tampan calon suaminya dengan begitu dekat. Selama ini ia hanya melihat dari layar ponsel kakaknya.
Tersentak kaget ketika mendengar sahutan dari calon istrinya. Bagaimana tidak, pria berumur tiga puluh tahun itu tidak pernah mendengar ucapan nama dari kekasihnya. Selalu panggilan kesayangan yang terucap.
Meskipun demikian, Erlan berusaha memahami karena berpikir jika mungkin saja sang mempelai wanita lupa karena kelelahan akan urusan pernikahan.
Di atas altar pernikahan, kini mereka telah resmi menjadi pasangan suami dan istri setelah melakukan berbagai rangkaian acara. Sesi yang paling ditunggu-tunggu saat Erlan berusaha memberikan kecupan mesra di depan semua orang.
Mata Yoona terpejam sembari menerima sensasi manis dari sentuhan bibir Erlan. Entah mengapa, hatinya tiba-tiba mulai berdetak kencang. Ia merasakan gugup yang amat besar sampai keringat dingin mulai membahasi tubuhnya.
Erlan tersadar adanya perubahan dari istrinya. "Sweetie, kau baik-baik saja? Apa kau lelah?"
"Y-ya, aku sangat lelah, Erlan."
"Baiklah. Kalau begitu setelah ini kita akan langsung masuk ke dalam. Biarkan tamu undangan ini menjadi urusan keluargaku," sahut Erlan seraya membuat gerakan seperti ingin membopong tubuh istrinya.
"Eh ... tunggu dulu, Erlan. Kau mau apa?"
"Apalagi mauku, Sweetie? Tentu saja menggendong istriku."
"Ah jangan-jangan. Aku masih bisa jalan sendiri."
"Ada apa? Apa kau takut satu hal?" tanya Erlan seraya mencolek pipi istrinya dengan maksud tertentu.
"Sial! Dia semakin menggodaku. Aku takut jika malam ini ... ah ya ampun. Tak sanggup mengingat malam pertama. Cukup, Yoona. Jangan biarkan pikiranmu ternoda," batin Yoona sampai membuat dirinya tiba-tiba panik.
"Kenapa malah bengong? Lama deh kamu. Sini aku gendong," paksa Erlan.
"Erlan, turunin aku. Malu tahu!"
"Hei, ngapain malu? Nanti di kamar malah lebih dari ini, Sweetie."
Bergegas pergi dari tempat acara, meskipun para tamu undangan menunggu pengantin baru melempar bunga. Namun apa daya, mereka berusaha memahami saat melihat kemesraan dari pengantin baru yang sedang dimabuk cinta.
Mengalungkan kedua tangannya saat berada di dalam gendongan suaminya. Yoona merasa jika mungkin saja ia telah jatuh cinta, namun ia berjanji untuk harus menghilangkan perasaan ini.
"Erlan, andaikan saja kau tahu bahwa aku bukanlah orang yang tujuh tahun dulu menjadi kekasihmu. Entah seperti apa kau akan membenciku, tapi yang pasti aku tidak ingin melukai siapapun," batin Yoona yang terus menatap wajah pria itu.
Tatapan Yoona yang begitu dalam, mampu membuat Erlan tersenyum. Ia melepaskan gendongannya sembari bertanya. "Apa kau bahagia, Sweetie?"
Yoona menjawab dengan anggukan kecil, lalu berkata. "Ya, aku sangat bahagia, Erlan."
"Benarkah? Lalu kenapa sejak tadi kau terus memanggilku dengan namaku? Apa kau lupa nama kesayangan selama tujuh tahun yang lalu denganku?" tanya Erlan dengan sengaja.
Sontak membuat Yoona terdiam, dan tidak tahu harus menjawab apa. Terlebih selama ini, ia tidak pernah ingin tahu lebih dalam dari hubungan kakaknya dulu.
Berusaha mengalihkan perhatian, tiba-tiba saja Yoona memegang perutnya. "Aw, sakit! Sepertinya aku lapar. Mungkin karena sebelum pernikahan kita, aku harus diet demi terlihat cantik saat memakai gaunku."
"Kau lapar, Sweetie? Akan aku ambilkan makanan untukmu. Apalagi tadi aku memaksamu pergi dari sana. Tunggu sebentar, ya." Erlan sampai berlari demi seseorang yang ia sayangi.
Membuat hati Yoona merasa begitu lega ketika berhasil mengalihkan perhatian. Apalagi baru kali ini ia belajar berbohong yang begitu besar.
"Ya ampun. Jika setiap waktu seperti ini, bisa-bisanya aku mati berdiri. Huuf ... lelah sekali."
Selama Erlan pergi, Yoona berusaha membuka ponsel suaminya. Berharap bisa menemukan sesuatu yang dapat membuat sifatnya semakin mirip dengan kakaknya. Namun sayang, ponsel tersebut terkunci.
"Gawat! Aku harus pakai cara apalagi kalau misalkan Erlan ingin tahu tentang panggilan kesayangan untuknya."
Dalam kecemasan Yoona, Erlan pun datang seraya membawa sepiring makanan.
"Kamu belum ganti baju, Sweetie? Ya sudah, sekarang aku bantu ganti baju dulu, ya. Baru setelah itu aku akan menyuapi mu," pinta Erlan yang terlihat begitu tulus.
"Eh, jangan-jangan! Maksudku ... nanti saja, Erlan. Aku benar-benar lapar."
"Kau yakin ingin makan dengan gaun seberat itu? Tidak apa-apa, kita sudah berhubungan tujuh tahun, jadi apalagi yang harus kau tutupi dariku, Sweetie? Kenapa tiba-tiba begini?“
Ucapan Erlan seketika membuat hati Yoona merasa sedih. Entah mengapa, ia merasa tidak ingin mendengarnya, tetapi ia sadar bahwa dulu Erlan bukanlah miliknya.
"Ada apa denganku sekarang? Apakah mungkin cinta pandangan pertama itu benar-benar sebesar ini? Bahkan aku merasakan sakit yang lebih besar saat mendengar kalau Erlan dan kakakku berhubungan terlalu jauh. Mungkinkah mereka sudah melakukannya?" gerutu Yoona dalam batinnya dengan penuh kekecewaan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 76 Episodes
Comments
mama Al
aku mampir lihat promosi di grub
2023-05-08
0
范妮·廉姆
AK mampir kak, jgn lpa mampir di karya baru aku berjudul
Dendam gadis gigi kelinci maksih
2023-04-12
0
HotBaby
Selamat datang, Bestie. Nikmati kisahnya dan bersenang-senanglah.
2023-04-08
0