Cinta Rahasia Yang Membara Bersama Selingkuhan
"Kana... Kanaya...."
Seorang Pria terlihat berguma menyebut nama itu, sambil memeluk seorang wanita. Mungkin karena dia masih setengah sadar, visinya masih buyar, masih seakan berada dalam sebuah mimpi indah.
Sampai, dia mulai menyadari jika wanita yang ada di pelukannya terasa nyata. Pria itu, Tirstan Norris, mulai membuka matanya dalam keadaan panik.
Apalagi setelah dirinya menatap ke arah wanita yang berada dipelukannya itu, bukanlah sosok yang familiar, bukan Kanaya Kekasihnya. Dengan panik, Tristan menjauh dan melepaskan pelukannya.
Sedang memikirkan sebenarnya apa yang terjadi. Dia mulai melihat kearah dirinya sendiri dan wanita disampaignya yang saat ini hampir tidak mengenakan apapun.
"Tidak.... Ini tidak bisa... Tidak mungkin...."
Pria itu mulai berguma pada dirinya sendiri, seolah merasa ketakutan tentang apa yang mungkin baru saja terjadi. Lalu, pikiran pertama yang terbesit dalam benaknya, adalah wajah Sang Kekasih, Kanaya Calestia.
Kekasih yang paling dirinya cintai dunia ini, wanita satu-satunya yang akan mengisi hidupnya...
Sebuah janji yang mereka buat...
Untuk bersama selamanya, dan akan menikah suatu hari nanti. Dimana dirinya selama ini, selalu berjuang, agar bisa bersama dengan wanita yang dicintainya itu, Kanayanya...
Pujaan hatinya, satu-satunya wanita yang ingin dirinya nikahi, satu-satunya belahan jiwanya. Jadi, ketika memikiran bahwa hari ini dirinya menghianati cinta mereka, Tristan merasa hancur.
Cinta yang selama ini dirinya jaga hanya untuk Kanaya...
Tidak...
Bagaimana ini bisa terjadi...
Tristan mulai mengigat tentang kejadian semalam di mana Dirinya tiba-tiba pusing dan kehilangan kesadaran, dan tidak begitu ingat apa yang terjadi, seolah-olah dirinya dibuat mabuk dan diberi obat.
"Tidak... Ini jebakan..."
Tristan mulai mencoba mencari situasi yang ada. Namun pada akhirnya, tidak ada pembenaran dalam tindakan yang baru saja dirinya lakukan. Dirinya menghianati cinta Kanaya dengan bersama dengan wanita lain.
Hanya memikirannya, bagaimana jika Kanaya tahu?
Tristan menjadi begitu takut hanya untuk memikirkannya bahwa wanita yang paling dirinya cintai itu mungkin akan pergi meninggalkan dirinya.
Rasanya tidak akan sanggup jika dirinya melihat, Kanaya pergi...
Ketika Tristan melamun, wanita yang ada di sampingnya mulai membuka matanya seolah juga baru saja memahami situasi yang terjadi. Wanita itu juga terlihat memiliki ekpersi syok, dan menatap kearah Tristan.
Tristan lalu mulai mengenali wajah wanita yang berada di sampingnya itu, kalau tidak salah itu adalah Elena Valentine, seorang wanita yang di perkenalkan oleh Ibunya sebelumnya, dan tadi malam juga dirinya kebetulan bertemu Elena, lalu setelahnya....
Tristan ingat dirinya hanya minum sedikit, itu harusnya tidak membuat dirinya mabuk?
Lalu kenapa?
"Kamu!! Apa yang telah kamu lakukan padaku?" Tanya Tristan dengan nada marah.
Elena, yang mendengar itu hanya menjadi gemetar.
"Aku... Aku...."
Tristan yang menatap wajah itu entah kenapa hatinya dipenuhi dengan rasa marah dan kekesalan. Saat ini, hatinya terasa begitu hancur, apalagi jika harus mengigat Kanaya.
Apa yang harus dirinya katakan pada Kanaya?
Apa?
Bagaimana jika Kanaya tahu?
Bagaimana jika dirinya ditinggalkan?
Kanaya adalah alasan, kenapa dirinya bisa berdiri pada tempatnya saat ini. Dulu, dirinya hanyalah Tuan Muda ketiga dari Keluarga Norris yang tidak bisa apapun, dan tidak diharapkan oleh siapapun.
Namun sejak dirinya bertemu Kanaya, hal-hal mulai berubah...
Dirinya yang selalu berusaha agar bisa berada di samping wanita yang dicintainya itu...
Bahkan walaupun, hubungan antara Keluarga mereka sulit, membuat hubungan mereka harus menjadi suatu hubungan rahasia yang mana hanya mereka berdua yang tahu.
Lima Tahun
Itu adalah waktu ketika mereka berdua bersama, itu bukan waktu yang singkat, namun juga tidak begitu lama.
5 tahun mereka berdua memperjuangkan cinta ini.
Dan sekarang, Tristan memikirkan, kesalahan yang dirinya buat hari ini mungkin menghancurkan usaha yang mereka berdua buat selama ini. Cinta yang dirinya jaga di hatinya selama ini hanya untuk Kanaya, terasa menjadi ternoda.
"Aku tidak ingin melihat wajah mu lagi! Lupakan semua ini!"
Tristan mulai bangkit dari tempat tidur, lalu mulai memakai pakaiannya, dan pergi dari Hotel itu, bahkan tanpa mendegarkan Elena yang hendak bicara.
Ya, Tristan mungkin terlalu hancur hanya memikirkan soal hubungannya di masa depan dengan Kanaya. Tristan, lalu mulai menaiki mobilnya, diam-diam dalam mobil itu dia mulai menangis.
"Kana... Bagaimana ini bisa terjadi... Maafkan Aku..."
Hatinya terasa hancur hanya memikirkannya, namun tanpa sadar mobil yang dinaikinya itu berhenti di depan sebuah apartemen tertentu.
Itu Apartemen Kanaya.
Tristan mulai keluar dari mobilnya menatap ke arah apartemen yang ada di depannya.
Hujan perlahan mulai turun, bersama dengan air mata yang tumpah. Perasaan melanggar sebuah janji yang terasa begitu berat.
Sampai kemudian, ada seorang gadis yang melewati tempat itu, begitu kaget ketika melihat ada Tirstan disana yang kehujanan.
Dengan payung yang dipakainya, dia menutupi Tristan agar tidak terkena hujan.
"Tristan? Kenapa kamu hujan-hujanan di sini? Kenapa tidak masuk kedalam?"
Itu adalah sebuah suara yang familiar, yaitu dari gadis yang paling dirinya cintai. Melihat wajah yang tidak tahu apa-apa itu, dan bersikap ramah kearahnya, Tristan hanya memeluk Kanaya.
"Huh? Ada apa denganmu Tristan?"
Tristan tidak menjawab hanya melanjutkan pelukan itu.
"Kana, Aku sangat mencintaimu..."
"Huh? Kenapa tiba-tiba? Tentu saja aku tahu Jika kamu mencintaiku,"
Kata-kata hangat dan begitu tulus itu entah kenapa membuat hati Tristan semakin hancur.
Bagaimana ini?
"Kita berdua akan selalu bersama bukan?" Kata Tristan lagi.
"Tentu saja, kita berdua akan selalu bersama tidak ada yang bisa menghalangi cinta kita, Kenapa denganmu seperti ini?"
Tristan yang ditanya itu, tidak menjawab.
Tiba-tiba Tristan ingat, jika tubuhnya begitu kotor, tidak layak menerima pelukan itu...
"Aku tidak ada apa-apa, emm bolehkah Aku masuk ke tempat mu?"
"Kamu begitu aneh, Kenapa meminta izin tiba-tiba? Mari masuk saja,"
Kanaya mulai mengandeng tangan Tristan dan masuk ke Apartemennya.
Tristan, menatap gadis yang ada di hadapannya, benar-benar merasa tidak tega untuk bercerita.
Benar, jika dirinya tidak cerita Bukankah ini tidak apa-apa?
Kanaya tidak perlu tahu bukan?
"Tristan? Ada apa denganmu? Kenapa kamu diam saja hari ini? Kamu benar-benar aneh tiba-tiba datang ke sini juga," tanya Kanaya setelah mereka berdua memasuki apartemen itu.
"Bolehkah Aku mandi disini? Bajuku basah dan ini tidak nyaman,"
"Itu karena kamu hujan-hujanan, sungguh kenapa kamu malah bersikap seperti anak kecil sekarang? Apakah ini hobi lamamu?"
Tristan mencoba untuk tetap tersenyum dan berkata,
"Yah, Bukankah hujan-hujanan sedikit menyenangkan?"
"Kamu itu, ada-ada saja,"
Hari itu, Tristan memutuskan untuk mencoba melupakan apa yang terjadi, dan menikmati hari itu bersama dengan wanita yang di cintainya. Namun tetap saja rasa bersalah menggerogoti hatinya ketika melihat senyuman dari wanita yang dicintainya itu.
Apakah ini tidak apa-apa untuk berbohong?
Tristan mencoba meyakinkan dirinya sendiri bahwa ini baik-baik saja selama Kanaya tidak tahu. Hanya, memikiran Kanaya tahu dan meninggalkan dirinya, Tristan tidak sanggup.
####
Hari-hari berlalu setelah itu dalam sekejap mata, Tirstan mencoba melupakan kenangan hari itu dan bersikap seolah-olah tidak terjadi apa-apa di depan Kanaya. Hari-hari benar-benar berlalu dalam damai, sampai tiga minggu berlalu, sebuah tragedi di mulai.
"Tristan! Apa yang kamu lakukan? Kamu membuat Elena hamil! Kamu jelas harus bertanggung jawab!!"
Itu adalah kata-kata dari Ibunya, ketika Tristan baru saja pulang dari kantor. Tristan melihat kearah Keluarganya, dimana saat ini orang-orang sedang berkumpul di ruang tamu, dimana ada Elena yang menagis, juga ada kedua orang tua Elena.
Ada sebuah foto, juga tentang Tristan dan Elena memasuki kamar hotel.
"Tidak... Apa yang barusan kalian bicarakan? Hamil apa? Aku tidak pernah melakukan apapun!"
Tamparan mendarat di pipi, Tirstan.
Hari itu, ada pertengkaran hebat di Keluarga Tirstan.
Dan akhirnya, di putuskan jika Tirstan harus menikah dengan Elena minggu depan. Bahkan dalam satu minggu itu, Tirstan masih tidak bisa mengatakan apa-apa pada Kanaya.
"Tristan? Ada apa denganmu Kenapa kamu bersikap aneh?"
Ini adalah sesi makan malam mereka, dan besok adalah hari pernikahan Tristan. Tristan menatap kearah Kanaya, melihat senyuman itu.
Apa sekarang yang harus dirinya lakukan?
Tristan lalu mulai mengegam tangan Kanaya, dan mencium tangan itu.
"Kana... Aku benar-benar tidak ingin kehilangan kamu, aku begitu mencintaimu,"
Kanaya menatap pria yang ada di hadapannya dengan ekspresi heran dan segera berkata,
"Apa yang kamu katakan? Aku tidak akan kemana-mana dan aku akan selalu di sisimu,"
Kanaya merasa Kekasihnya, menjadi bersikap semakin aneh. Ini terjadi sejak satu bulan yang lalu.
Bagaimana mengatakannya?
Tristan Kekasihnya, selama sebulan ini, selalu ingin menghabiskan lebih banyak waktu dengannya bahkan mereka sempat diam-diam pergi liburan ke luar kota. Tirstan, yang lebih sering meneleponnya bahkan walaupun dia begitu sibuk dengan pekerjaannya.
Dia yang lebih menempel dari biasanya. Dan semua kata-katanya terasa aneh. Pada akhirnya, Kanaya tahu semuanya ketika hari berlalu.
Pagi itu, dirinya mendapatkan surat undangan Pernikahan yang diberikan oleh Ayahnya. Bahkan, Kanaya masih tidak percaya dengan surat undangan yang diterimanya itu, sampai Kanaya tiba di Aula Hotel, tempat Pesta itu diadakan.
Disana, Tristan saat ini duduk di pelaminan sedang mengatakan ijab kabul dengan seorang wanita. Pertama, Ijab Kabul itu dilakukan dengan gugup, dan sempat salah sampai dua kali.
Hingga yang terakhir, berjalan lancar.
"Saksi Sah?"
"Sah!"
Kanaya melihat ketika Ijab Kabul itu berlangsung. Tristan yang menyebut nama wanita lain...
Seolah Kanaya masih tidak mempercayai hal-hal yang ada di hadapannya ini.
Apakah ini hanya sebuah mimpi?
Ini mungkin hanya sebuah mimpi buruk?
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 62 Episodes
Comments
Kaizar Kaizar
entahlah masih bimbang mau jadi pendukung siapa soalnya sam2 tersakiti
2023-06-15
0